Persiapan Ramadhan Untuk Anak SD Usia 7-10 Tahun


Bulan Ramadhan sudah hampir tiba semoga kita semua diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk dipertemukan kembali dengan bulan penuh berkah ini dan dapat menjalaninya dengan baik serta diberikan keberkahan waktu selama bulan Ramadhan. 

Salah satu hal yang selalu saya persiapkan menjelang bulan Ramadhan adalah melatih dan membiasakan si sulung untuk ikut berpuasa. 

Tahun ini Kakak Ezra masih berusia 9 tahun yang artinya masih termasuk mukallaf sehingga belum ada kewajiban puasa karena belum baliqh, namun Alhamdulillah sejak usia enam tahun Kakak sudah terbiasa puasa penuh dan hanya bolong satu atau dua hari dalam sebulan. Biasanya karena sedang dalam perjalanan mudik atau ikut saya ke luar kota.

Dulu saya pernah berdiskusi dengan Ibu saya, beliau bercerita kalau membiasakan anak laki-laki untuk berpuasa itu agak susah kalau dibandingkan dengan anak perempuan, jadi sebaiknya mulai dikenalkan dengan kewajiban ini lebih awal.

Mengajarkan berpuasa  merupakan kewajiban orangtua, sebagaimana Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengajarkan shalat kepada anak-anak kita ketika berumur 7 tahun dan diperintahkan memukulnya apabila meninggalkan sholat ketika usianya sudah 10 tahun. Seperti juga para shabiyah radhiallahu anhu yang mulai mengajarkan puasa kepada anak-anaknya sejak kecil.


Dikutip dari Rabi binti Mu’awwid radhiallahu anha :

أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ الَّتِى حَوْلَ الْمَدِينَةِ : مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ ، وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ) ، فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ، وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ ، فَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الإِفْطَارِ (رواه البخاري، رقم 1960 ومسلم، رقم 1136)
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengirim utusannya pada siang hari asyuro (10 Muharam) ke desa-desa kaum Anshar di sekitar Madinah untuk mengumumkan; ‘Barangsiapa telah berpuasa sejak pagi hari, hendaklah dia menyempurnakan puasanya. Barangsiapa yang pagi harinya berbuka, maka hendaknya puasa pada sisa harinya.’ Maka setelah itu kita berpuasa, dan kami membiasakan anak-anak kecil kami untuk berpuasa insyaallah. Kami pergi ke masjid, lalu kami buatkan untuk mereka (anak-anak) mainan dari kapas yang berwarna. Kalau salah satu diantara mereka menangis karena (kelaparan). Kami berikan kepadanya (mainan tersebut) sampai berbuka puasa." HR. Bukhori, 1960 dan Muslim, 1136.

Apa saja yang bisa orangtua lakukan untuk mempersiapkan anak-anak agar bisa menjalani puasa di bulan Ramadhan : 

  1. Menjelaskan Keutamaan Puasa. Ada beberapa cara yang menyenangkan untuk menjelaskan ini. Saya pernah mengajak si sulung membuat bangunan dari balok kayu dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah puasa. Kemudian membuat perumpamaan, bahwa kalau mau bangunan itu bisa berdiri dengan kokoh maka kelima pilarnya harus berdiri tegak dan kokoh. 
  2. Menceritakan Sejarah Puasa Ramadhan. Selain itu juga menjelaskan bahwa puasa termasuk sebab seseorang dapat masuk ke dalam surga. Di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan dimana hanya orang-orang yang berpuasa yang bisa masuk ke dalamnya.
  3. Membangun Kebiasaan Berpuasa Secara Bertahap. Kapan sebaiknya mulai memperkenalkan ibadah ini? Sebelum usia sepuluh tahun orangtua sudah bisa mulai melatih anak untuk terbiasa berpuasa. Sementara patokan usia mengenalkan ibadah ini bisa dimulai sejak usia tujuh tahun, saat kemampuan kognitif anak sudah lebih berkembang dan bisa memahami alasan mengapa diwajibkan berpuasa bagi umat muslim. Pembiasaan menjalankan puasanya sendiri tergantung pada kesiapan fisik anak. Hal ini berkaitan dengan kesehatan dan postur tubuhnya. Kita bisa memecah target berpuasa mulai dari belajar berpuasa sampai dengan pukul 10, sampai dzuhur, ashar, dan kemudian sampai maghrib. Target berpuasa ini bisa ditingkatkan setiap tahunnya apabila ia telah sukses di tahun pertama puasanya dst.
  4. Menjelaskan Pada Mereka Keutamaan Sahur Dan Mengakhirkan Sahur. Di sini peran orangtua sangat penting untuk memotivasi anak-anaknya melakukan sahur, karena seringkali banyak anak-anak yang ikut berlatih puasa, namun tidak ikut berlatih bangun tidur untuk makan sahur. Padahal bersahur ini menjadi pondasi bagi kekuatan berpuasa sehari penuh bagi anak dan di saat ini pulalah orangtua mengajarkan niat berpuasa. Agar tidak kesulitan, buatlah kesepakatan bersama anak tentang jadwal bangun sahur pada malam hari sebelum mereka tidur. 
  5. Melibatkan Anak-Anak Dalam Kegiatan Selama Puasa. Misalnya dalam kegiatan mempersiapkan sahur dan berbuka, terutama bagi anak perempuan dan mengajak anak laki-laki untuk aktif dalam kegiatan beribadah di masjid seperti sholat jamaah atau tarawih. Kegiatan ini akan memotivasi mereka untuk lebih semangat menjalankan puasa karena mereka akan bertemu dengan teman sebaya yang juga sama-sama sedang berlatih beribadah selama bulan ramadhan. 
  6. Tentang Reward atau Hadiah. Pemberian reward juga bisa dilakukan apabila anak-anak sudah dapat menyelesaikan target yang sudah disepakati, namun ada baiknya kalau sejak awal orangtua tidak perlu memberitahu bahwa jika dia dapat mencapai targetnya, kita akan memberinya hadiah. Orangtua cukup menyiapkan beberapa barang sederhana yang dapat diberikan pada akhir waktu pencapaian target tanpa terlalu memberikan penekanan bahwa barang itu adalah hadiah. Misalkan, kita menyiapkan sarung baru atau peci pada minggu pertama keberhasilannya berpuasa sambil berkata, "Kakak hebat sudah berhasil menahan rasa lapar dan haus, ini sarungnya dipakai ya, supaya Kakak semakin rajin ke masjid.” Reward berupa afirmasi positif untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kompetensi spritualnya juga jauh lebih penting daripada sekadar pemberian hadiah yang bersifat kebendaan. 
  7. Mengalihkan Perhatian Dari Rasa Lapar. Pengalihan rasa lapar dapat dilakukan dengan memberikan anak-anak kesempatan untuk membagi waktunya antara tidur siang atau melakukan aktivitas yang tidak terlalu menguras energi. Sebelum puasa orangtua bisa menyiapkan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di rumah seperti mengisi jurnal ramadhan, mewarnai, atau menyiapkan buku-buku bacaan tertentu. Di akhir tulisan ini saya akan membagikan freebie berupa printable ramadhan journal yang bisa digunakan untuk anak-anak selama bulan Ramadhan. 
  8. Libatkan Ayah. Peran ayah di sini selain untuk mengajak anak-anak pergi ke masjid dan melakukan ibadah seperti tadarus, tahfidz, tahsin atau berdzikir, juga untuk mengajak anak-anak bersilaturahmi dengan anggota keluarga yang lain serta memberitahukan kepada anggota keluarga yang lain bahwa anaknya sedang belajar berpuasa. Ayah perlu menunjukkan rasa bangga agar anak lebih termotivasi.
  9. Perhatikan Asupan Makanan Dan Minuman Anak Selama Berpuasa. Kalori yamg dibutuhkan untuk anak usia tujuh tahun dengan anak yang lebih muda atau lebih tua tentu saja berbeda. Anak laki-laki juga membutuhkan kalori lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Secara umum anak usia 7-9 tahun butuh sekitar 1800kkal. Sementara anak usia 4-6 tahun butuh 1600kkal. Jika anak-anak termasuk aktif kebutuhan kalorinya juga bisa meningkat antara 1800kkal sampai 2000kkal. Asupan air putih juga harus diperhatikan setiap harinya. Biasakan anak-anak untuk mengonsumsi minimal delapan gelas air yang dibagi pada saat bangun tidur sahur, pada saat sahur, saat berbuka, dan sebelum tidur. Menu lemak dan protein yang diberikan setelah asupan buah-buahan juga terbukti membuat anak-anak lebih tahan lapar ketimbang menu yang rendah lemak namun tinggi gula.
Hal lain yang cukup penting dan harus diperhatikan adalah apabila anak-anak merasa lemas, cenderung tampak sakit dan tidak fit maka sebaiknya orangtua tidak memaksa untuk menyempurnakan puasanya, agar kondisi tersebut tidak menjadikan penyebab anak menjadi tidak menyukai proses dalam berlatih puasa atau munculnya keinginan untuk berbohong akibat tekanan yang terlalu keras dari orangtua.


Freebies : Ramadhan Journal For Kids 

Tahun lalu karena Ramadhannya bertepatan dengan liburan sekolah, saya menyiapkan Ramadhan Holiday Activities Book. Isinya berbagai kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu selama puasa. Tahun ini, saya menyiapkan Ramadhan Journal untuk Ezra dengan tema Maroko. Isinya bisa diintip dan di-save untuk dipakai sendiri, ya.

Di bawah ini saya share file-nya. Tinggal klik kanan, save, lalu bisa dipindah ke microsoft words dulu untuk ditata atau langsung di-print sesuai kebutuhan. Selamat mengisi jurnal ramadhan, ya.











10 comments:

  1. Saya dulu seperti ini juga, puasa sedikit2 ,lalu karena terbiasa jadi nggak kerasa lagi laparnya, good tips

    ReplyDelete
  2. Wiiyy printablenya cucok nih buat Faris <3 makasih yaaa tante Nia

    ReplyDelete
  3. Makasih mba Nia bisa buat saudara yang baru mulai puasa

    ReplyDelete
  4. Makasih mba Nia bagus buat panduan anak yang baru mulai puasa

    ReplyDelete
  5. Wah bunda kreatif. Terima kasih ilmunya. Saya merasa diingatkan walaupun anaknya masih 1 tahun. Bekali diri dengan ilmu dulu
    😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bun, buat dibaca2 dulu kalau anaknya masih satu tahun masih lama prakteknya ya😊 terima kasih sdh mampir

      Delete
  6. kreatip deh kakaaa.. mau ngeprintin buat zafran gak..xixixixi... *gakmaurugi

    ReplyDelete
  7. Kreatif pisan teh nia, kerenlah, bagus nih buat ponakanku ntar aku kasih liat adikku ya 😊

    ReplyDelete

Powered by Blogger.