Ezra School Holiday Activities : Lembang Floating Market

Yeay, akhirnya di minggu ketiga liburan sekolah Ezra, kami bisa liburan full team. Sayang, full team-nya tetep nggak lengkap karena papa-mama saya yang gantian ada acara saat wiken. Ya sudah, akhirnya, saya, suami, Ezra, plus tantenya memutuskan buat jalan-jalan di seputaran Bandung. Agak gambling bakal menyenangkan atau nggak karena tau sendiri gimana Bandung di saat wiken, apalagi lagi musim liburan sekolah. Di hari Jumat, kami masih belum tau mau kemana. Intinya jangan sampai ujung-ujungnya ngemal, dan harus nyari tempat yang bikin anak fun, tapi orang dewasa juga tetep bisa refresh.


Suami pingin ke Bosscha, saya pingin liat sayuran dan bunga di Cikole, dan adik saya pingin petualangan ala Sherina (saat adegan Sherina lagi lari-lari di pasar sayur-bunga) karena lagi rajin nyari objek foto. Yang jelas, kalau mau main ke Teropong Bintang Bosscha di Lembang memang nggak sesantai yang dibayangkan karena tempat itu memang bukan tempat wisata, melainkan observatorium milik ITB. Ada beberapa peraturan khusus yang harus dibaca di sini kalau mau berkunjung ke sana.

Nah, Lembang Floating Market itulah yang akhirnya menggabungkan keinginan kami semua. Dari rumah, kami berangkat pukul enam (agak lebay kepagiannya mengingat wiken dan takut kena macet), tapi ternyata kita sudah sampai di Lembang pukul setengah tujuh, itu pun karena sempat muter-muter nggak jelas di daerah Sariwangi. Sampai di sana malah bingung karena Floating Market baru buka jam 8-9 pagi. Ya sudah, keliling Lembang dulu jadinya mumpung lalu lintas belum begitu padat. Tujuan pertama adalah mencari objek foto demi memuaskan keinginan sang adik. Tapi Pasar Lembang gagal bikin dia terpesona. Kami pun berputar-putar untuk mencari, Deetje, sebuah rumah bergaya kolonial milik seorang pengusaha susu. Pernah diberitahu seorang teman yang tergabung dalam komunitas bernama Aleut, katanya Deetje ini termasuk bangunan kolonial yang unik. Tapi karena nggak tahu lokasi tepatnya, jadi nggak ketemu. 

Menyerah. Akhirnya kami ngemil ketan bakar dan pisang keju di pinggir jalan. Mendekati jam 8, kami bergerak menuju ke arah Pasar Lembang, lokasi Floating Market nggak jauh dari sana. Tinggal belok ke kanan, menyusuri Jalan Grand Hotel Lembang, dan Floating Market ada di kiri jalan. 

Untuk masuk ke sini, pengunjung dikenakan biaya @10.000 rupiah. Cukup murah mengingat uang masuk tersebut merupakan kupon welcome drink yang bisa ditukar dengan minuman seperti hot chocolate, cafe latte, lemon tea, dsb. Tapi tiket masuk tersebut nggak termasuk biaya untuk naik perahu atau memasuki wahana-wahana yang ada di lokasi tersebut.

Lembang floating market menawarkan pemandangan yang breathtaking dan atmosfernya cukup menenangkan pikiran. Situ Umar berada di tengah-tengah lokasi dan dikelilingi oleh pemandangan lembah serta pegunungan.Yang dibilang dengan floating market itu sebenarnya adalah perahu-perahu yang tertambat (seolah-olah) di dermaga atau tepian danau yag bernama Situ Umar itu, dan perahu-perahu itu menyajikan aneka makanan dan camilan. Untuk bisa menikmati makanan atau wahana yang ada di tempat tersebut, kita harus menukarkan uang dalam bentuk koin (yang menurut saya sih, ribet).

Eh, tapi jangan mengira kalau datang ke sini cuma buat makan lhoo ya. Ada beberapa spot menarik yang bisa dikunjungi di lokasi tersebut. Ada miniatur kampung dan perkebunan. Di sana, kita bisa memetik sayuran organik dan strawberi. Ada juga tempat di mana kita bisa memberi makan hewan ternak seperti kelinci dan angsa. Soal makanannya, memang sih, harga yang ditawarkan untuk makanan yang biasa, agak lebih mahal, tapi lumayanlah variasinya banyak. 

Yuuk, kita mulai liat gambar-gambarnya aja, deh. 

1 comment:

Powered by Blogger.