Lifetime Friendship Kuncinya Apa?

The V formasi ngga lengkap 



Duh, arisan blog Gandjel Rel periode ke-4 ini kok agak bikin baper yak, huhuhu. Habisnya tema yang dipilih sama blogger sekaligus pengusaha frozen food kece Agustina DJ dan Mba Nunung ini tuh bikin mood swing. Alhasil pas nulis jadi nggak selesai-selesai. Postingannya pun jadi telat, maap ya. Telat karena postingan pertama saya hapus lagi, hihihi. Dan bikin lagi yang aman buat dibaca di saat-saat nggak bisa ketemuan sama mereka.



Nah, temanya itu tentang Persahabatan. Susah untuk nggak baper kalau ngomongin hal itu. Apalagi tahun ini pas puasa kemaren itu udah tepat setahun saya nggak ngumpul sama 'The V'.

'The V' ini adalah bagian paling penting di masa lalu, saat ini, dan InsyaaAllah masa depan. Persahabatan yang ada di dalam circle-nya 'The V' ini sudah berjalan selama 17 tahun. 

Persahabatan yang terjalin salah satunya karena persamaan nasib sebagai anak rantau di kampus Undip Tembalang. 

Persahabatan yang dimulai sejak kami masih sama-sama jadi mahasiswi baru sampai hari ini saat masing-masing sudah berkeluarga dan punya buntut, eh tapi ada juga kok yang masih available and happy kali-kali ada pembaca blog ini yang minat kenalan. 


Kalau ngobrolin tentang persahabatan yang sudah terjalin sekian lama ini, saya jadi ingin sedikit menyinggung mengenai apa yang sebenarnya bisa mempersatukan sebuah persahabatan meski saat ini pribadi-pribadinya sudah tidak lagi berada di tempat yang sama dan melakukan aktivitas bersama. 

Why a friendship become lifetime friendship?


Growth Mindset

Menurut saya, salah satu syarat persahabatan bisa langgeng adalah karena masing-masing bisa menyadari kalau setiap pribadi itu bertumbuh. Bukan cuma usianya dan berat badan saja yang bertumbuh, tetapi juga hampir semua aspek dari diri kita. 

Kalau masing-masing bisa menyadari dan memahami kalau tiap pribadi itu bertumbuh nggak akan ada tuh, alasan berhenti bersahabat karena merasa prioritasnya sudah beda. Apalagi berusaha membandingkan dengan pribadi yang dulu karena sama-sama menyadari kalau masing-masing pribadi pasti berubah karena mereka bertumbuh. 

Tentunya persahabatan yang sudah jalan lebih dari tujuh tahun membuat masing-masing sudah hapal mana sifat bawaan yang sudah menetap jadi karakter dan mana sikap yang muncul akibat pertumbuhan prioritas ini. 

Acceptance

Yang kedua adalah penerimaan. 
Iya, persahabatan bisa terjalin lama karena penerimaan. Masing-masing bisa menerima bahwa sosok yang menjadi sahabatnya ini pasti punya kekurangan dan kekurangan itu selalu bisa diperbaiki bahkan di satu titik akan menjadi sebuah kekuatan dari pribadi yang bersangkutan. 

Kalau selalu mencari yang sempurna, klik, menyenangkan setiap saat, kamu nggak bakal punya sahabat beneran. Bersahabat dalam jangka panjang itu artinya kamu harus mau terima satu paket lengkap sosok individu dengan luka-lukanya juga. 

Maintain Energy To Keep In Touch

Persahabatan bisa terjalin lama juga karena kami masih saling menjaga energi untuk tetap bisa berkumpul, meluangkan waktu setidaknya setahun sekali untuk ngumpul atau bertukar kabar saat ada kesempatan. 

Ngumpulin orang yang prioritasnya sudah bertumbuh dengan arah batang dan ranting yang berbeda-beda tentu nggak gampang. Cuma yang selalu diingat adalah, ini adalah jenis persahabatan yang sudah terjalin lebih dari tujuh tahun. Padahal tiap tujuh atau delapan tahun sekali konon pertemanan seseorang berubah; kita akan bertemu orang-orang baru, punya teman, dan bahkan sahabat baru. Namun, persahabatan yang terjalin lebih dari tujuh tahun adalah jenis persahabatan seumur hidup. 

Heals Each Other

Saat ada momentum untuk bertemu, saling menyembuhkanlah. Ini agak susah yaa menjelaskannya cuma mungkin yang sudah pernah merasakan bersahabat sampai lama banget, pernah dong merasakan momen dimana saat kalian ngobrol setelah sekian tahun atau bulan nggak ketemu tiba-tiba kepingan puzzle yang hilang di dalam hati ini langsung ketutup lagi. 

Atau tiba-tiba aja seluruh perspektif tentang hidupmu langsung berubah begitu selesai bertukar cerita dan menguatkan satu sama lain. Anehnya, kadang cara menguatkannya pun tidak melulu dengan nasehat. Sekadar bertukar cerita dan candaan. Saling mendengarkan dan mencoba memahami proses yang sedang berlangsung di dalam pribadinya. 

Memahami proses itu sama artinya dengan tidak menghakimi. Artinya saat salah satu dari kami bercerita, coba pahami proses di baliknya. Atau coba pakai sepatunya. Nyaman nggak, pas nggak di kakiku? Belum tentu apa yang dia bisa lewati bisa aku lewati juga. 

Don't Judge & Don't Be Preachy

Memberi nasehat secukupnya atau saat yang bersangkutan meminta adalah kunci lainnya. Dasarnya, yakin bahwa masing-masing pribadi itu sudah cukup dewasa dan kaya akan pengalaman. Masing-masing memanggul bebannya sendiri-sendiri dan pasti sudah belajar menemukan cara terbaik untuk membuat semua beban dan cobaan terasa ringan. 

Share Happiness & Positivity

Hmmm, apalagi yaaa? Oya, share happiness and positivity juga jadi salah satu kunci persahabatan bisa langgeng. Caranya? Liburan bareng, mengenalkan anggota keluarga masing-masing, dan laugh a lot! 

Semoga rencana liburan bareng kita terlaksana ya. Miss u guys a lot. 

5 comments:

  1. Rasanya ringan banget ya saat kita tidak over expectation pada sahabat kita. Seadanya dia kita bakalan selalu dekat :)

    ReplyDelete
  2. Wow sahabatan selama 17 tahun macam perayaan ulang tahun aja mbak Nia hehehe.. bahagianya ketika menerima apa adanya sahabat-sahabat kita tanpa terlalu mencampuri urusan masing-masing :D

    ReplyDelete
  3. kangen geng sahabat aku juga hiks, tapi alhamdulillah kemarin HBH setelah lebaran ketemuan mayan keobatin rasanya.

    ReplyDelete
  4. adanya seneng terus ya kalau bareng sahabat

    ReplyDelete

Powered by Blogger.