Bandung, Secangkir Kopi Aroma, Dan Kamu.

Bandung, Secangkir Kopi Aroma, Dan Kamu.

Aku selalu bilang padamu, "Jika merasa tersesat, pulanglah ke Bandung. Nanti pasti akan kamu temukan peta untuk pulang ke hatiku." Ada banyak tempat yang akan mengisi ulang hatimu dengan kenangan. Kenangan itu akan bekerja seperti roda gigi yang memutar roda gigi yang lain. Kemudian mesin waktu akan menyala, bekerja dan berputar membawamu kembali ke tempat di mana pertama kalinya semua dimulai. Dan jika kamu mau menyerah, ingatlah alasan kenapa kamu memulai semuanya. Bandung, secangkir kopi aroma, dan kamu.


Cuma kamu yang tahu (sekarang, kamu mungkin bukan satu-satunya) bahwa aku pernah menyusuri jalan Gardujati sampai ke jalan Banceuy dengan sahabatku waktu SMA, yang rumahnya baru saja kebakaran beberapa hari sebelumnya. Itu adalah awal mula aku mengenal daerah Banceuy, dan bahwa di daerah situ ada pabrik kopi. 

Waktu itu, di jalanan menuju Banceuy, aku mencium aroma kopi yang begitu pekat di udara. "Baunya kayak kopi yang dibakar, ya," celetukku. 

"Bau bakar-bakaran , kadang mengingatkan pada bau rumahku setelah kebakaran," balas sahabatku dengan sorot mata sedih. 

"Maaf ya," balasku. "Apa yang bisa kulakukan biar kamu nggak sedih lagi?" 

"Kamu suka kopi?" tanyanya.

"Nggak," gelengku. 

"Di daerah sini ada pabrik kopi, kamu tahu?"

"Nggak juga," buru-buru kupotong percakapannya yang mengarah ke sejarah ini itu. Kuingatkan kalau harus buru-buru sampai ke tempat les, dan nggak boleh kelamaan jalan-jalan. 

Iya, aku dulu ngga terlalu tertarik pada sejarah dan hal-hal remeh macam kopi. Pikiranku berisi rumus-rumus ilmu eksakta, dan mataku lurus memandang ke arah gerbang masuk ITB. Teknik Lingkungan Hidup. Atau Kedokteran UNPAD. 

Tapi kamu tahu bagaimana kisah-kisah setiap jalanan di Bandung yang kulalui  Setiap kali kamu berkunjung ke Bandung, aku selalu membawamu jalan-jalan untuk napak tilas. Kuceritakan semua kisah tentang jalan-jalan yang pernah kulewati. Kamu juga yang mendengar kisah-kisah tentang mimpiku yang kandas. "Aku nggak keterima di ITB, juga Kedokteran UNPAD. Kupikir-pikir aku tuh, ternyata punya ketertarikan sama dunia seni juga, tapi biar aman, jalan tengah untuk ortu dan aku, jadinya mau masuk Psikologi saja."

bangunan tua di bandung
Suasana pagi Kota Bandung

bangunan cagar budaya di jalan asia afrika
Jalan-jalan pagi di Kota Bandung 

Aku menyukai foto yang bercerita dan kisah-kisah sejarah setelah bersamamu. Dunia aristektur menarikku masuk. Tiba-tiba aku jadi pemerhati bentuk-bentuk bangunan, tiba-tiba aku ikut membaca majalah-majalah langgananmu. Tiba-tiba kesukaanmu melebur jadi kesukaanku. Melalui matamu, aku kembali menyukai kotaku sendiri. Aku melihat banyak hal menarik yang dulu kuabaikan. 

Sejarah Secangkir Kopi Aroma, Bandung.  

Sebuah bangunan bergaya Art Deco, dengan posisi hoek di sebuah ruas jalan yang di kiri dan kanannya disesaki oleh toko-toko suku cadang kendaraan dan kios las. Bukan sebuah lokasi yang 'cantik', tapi aroma di sekitar daerah itu benar-benar menggugah penciuman. Aroma kopi yang pekat.

lokasi kopi aroma banceuy

kopi aroma banceuy

pengolahan kopi aroma

Siapa pun yang ke daerah situ pasti akan bertanya-tanya, "Ada pembuatan kopi ya, di sekitar sini?" Atau "bau kopi dibakar, ya..."

Ya, itu adalah bau kopi yang disangrai dengan mesin yang usianya sudah seratus tahunan lebih. Baunya jadi khas karena mesinnya dipanaskan menggunakan bara api yang diperoleh dari pembakaran kayu karet yang didapat dari limbah perkebunan karet. 

Tepat di jalan Banceuy no. 51, Koffie Fabriek Aroma atau sering disebut Kopi Aroma, kopi yang melegenda di Bandung ini berada.  Kopi Aroma sudah ada sejak tahun 1930. Daya tariknya yang khas, salah satunya karena mesin pembakaran yang dipakai masih kuno. Mesin yang didatangkan dari Eropa pada tahun 1930. Dibeli dari hasil upah kerja Tan Houw Sian yang bekerja di pabrik kopi milik Belanda.


menakar kopi aroma

peralatan untuk mengolah kopi

koffie fabriek aroma bandoeng

Aroma Koffie Fabriek dibangun oleh Tan Houw Sian di atas tanah hoek seluas 1.300 meter persegi. Bangunan Art Deco tersebut kemudian dibangun menjadi toko kopi yang memiliki gudang untuk tempat penjemuran dan pengolahan biji kopi.

Biji kopi didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia untuk jenis Robusta yang didatangkan langsung dari Bengkulu, Lampung, Temanggung, Wonosobo, dan Jawa Barat, untuk jenis Arabika didatangkan dari Aceh, Medan, Toraja, Flores, Bajawa, Pangalengan dan Ciwidey.

kemasan kopi aroma bandung

Sebelum diolah, kopi Arabika disimpan selama 8 tahun, dan Kopi Robusta disimpan selama 5 tahun. Hal ini berfungsi untuk menghilangkan kadar asam dalam biji kopi sehingga kopi yang dihasilkan lebih enak. Kopi Aroma tersedia dalam 2 jenis, yakni Kopi Mokka Arabika dan Kopi Robusta dengan 3 ukuran kemasan, yaitu seperempat kilogram, setengah kilogram dan satu kilogram. Harganya pun cukup terjangkau, sekitar 20ribuan untuk 250 gramnya.

Kalau datang ke sini saat musim liburan, siap-siap untuk mengantri sampai keluar. Dan jika dalam kondisi banyak pengunjung, pembeli dibatasi hanya boleh membeli 3 kg, saja. Untuk mensiasati agar tidak mengantri lama, bisa datang sebelum toko ini buka pada pukul 09:00 dan jangan lebih dari jam setengah tiga karena biasanya sudah tutup. Oh ya, di hari Minggu Kopi Aroma tutup.





8 comments:

  1. belum pernah mampir ke kopi aroma, padahal hampir 2 tahun di kota bandung

    ReplyDelete
  2. Sering nganter suami ngantri Aroma🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun kalau ke sana pasti dlm rangka antar-mengantar hehehe...

      Delete
  3. aku ke bandung minggu depan
    fix harus ke sana
    duh baunya sampe ke sini mbak...

    ReplyDelete
  4. Ini oleh-oleh yang mesti dibawa kalau dari bandung. Kalau ga bisa beli yaa nitip teman yang tinggal di bandung :D

    Aah bandung, dulu sering ke sana. Tapi setelah negara api menyerang, ndak ke sana lagi. Next time perlu ke sana lagi. Meretas kisah-kisah yang sudah usai...wkwkwkwkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, salah satu must have item di keranjang oleh2 yaa...hahaha bikin dong Vai cerita pas negara api menyerang itu, hahaha. Ayook ke Bandung lagi. dulu suka kumpul2 sama anak2 BPI Bandung kan, ya...

      Delete

Powered by Blogger.