Puisi
Hujan Kamu Turun Saja, Ya.
Hujan Kamu Turun Saja, Ya. Puisi Oleh : Nia Nurdiansyah
Cinta, kemarin kamu berkubang di sebuah ceruk yang tak bermuara.
Kamu tak lagi bergerak kemana-mana. Menggenang di situ saja.
Aku takut kamu akan habis terserap oleh tanah.
Atau_yang lebih kutakutkan lagi_kamu menguap kering karena terik panas.
Ah, kenapa kamu diam saja, sih.
Kamu tak lagi bergerak kemana-mana. Menggenang di situ saja.
Aku takut kamu akan habis terserap oleh tanah.
Atau_yang lebih kutakutkan lagi_kamu menguap kering karena terik panas.
Ah, kenapa kamu diam saja, sih.
Rela disekap dalam gelap, jadi air tanpa riak.
Sudah saatnya kamu bergerak.
Mungkin hujan harus turun,
dan memenuhi kembali ceruk itu.
Biar airnya meluber dan bergerak,
menuju sungai di ujung sana.
Biar lepas ia menghampiri samudra.
Biar bermukim bersama kawanan cinta.
Bergulung dan mengejar ujung-ujung pulau kelapa.
Biar ia jadi ombak yang mencium lembut bibir pantai.
Ya, hujan kamu turun saja, ya.
Sudah saatnya kamu bergerak.
Mungkin hujan harus turun,
dan memenuhi kembali ceruk itu.
Biar airnya meluber dan bergerak,
menuju sungai di ujung sana.
Biar lepas ia menghampiri samudra.
Biar bermukim bersama kawanan cinta.
Bergulung dan mengejar ujung-ujung pulau kelapa.
Biar ia jadi ombak yang mencium lembut bibir pantai.
Ya, hujan kamu turun saja, ya.
Sama seperti air, cinta juga butuh dinamika.
(Nia-Minggu, 26 April 2009)
No comments