Maliobro City Walk Sambil Mengenal Beda Sunblock dan Sunscreen


"Memang masih perlu ya, pakai sunblock pas jalan-jalan kalau kita sudah pakai baju tertutup dan kaos lengan panjang," tanya saya kepada teman jalan-jalan ke Malioboro beberapa minggu yang lalu. 


Apalagi ini mataharinya nggak panas-panas banget lho." tambah saya sambil melihat langit Jogja yang agak kelabu siang itu. Matahari juga kayaknya nggak nyorot-nyorot amat meskipun udara Jogja tetap kerasa sumuk. 

"Iyalah Sis kan kamu nggak bisa lihat gimana sinar UVA dan UVB bisa merusak kulit kita. Tahu-tahu aja nanti muka kita muncul flek-flek hitam gitu." 

"Kalau buat muka, aku sih memang selalu pakai pelindung," jawab saya masih aja ngeyel. "Minimal oles pelembab yang ada SPF-nya. Memang itu nggak cukup ya? Kulit tangan dan kaki juga harus?" 

"Dih, biarin ah kalau tau-tau pulang dari Jogja kulit kamu gosong." balas teman saya itu jengkel. 

Saya pun mengabaikannya dan berjalan menghampiri salah satu Andong yang mangkal di ruas Jalan Malioboro. 

"Pak, kalau mau muter-muter Malioboro sini pinten, Pak?" 

"Dari sini, ke kantor pos lalu Stasiun Tugu, 60 ribu Mbak, gimana?" jawab Bapak yang mengenakan kemeja lurik dan blankon itu.

"Saya cuma mau muter Malioboro aja, Pak. Dari sini, ke belakang Jl. Bhayangkara terus balik lagi ke sini." 

"Oh, kalau itu 35ribu, Mbak." 

Saya pun mengiyakan dan mengajak teman saya itu untuk segera naik ke Andong tapi dia menolak, "kamu aja, aku tak nunggu di perpus ya, lagi malas panasan. Nih, pake'o jangan ndablek." katanya sambil mengangsurkan sebuah botol biru ke tangan saya. Sementara ia balik berjalan menuju sebuah perpustakaan yang ada di ruas Jalan Malioboro. 

Sambil menikmati pemandangan di sisi kanan dan kiri Jalan Malioboro, saya iseng membuka tutup botol itu. Rasa malas langsung menghampiri lantaran ingat kalau lotion sunblock itu seringnya lengket dan susah sekali menyerap di kulit.




Iseng-iseng, saya pencet dan tuang sedikit dong lotion itu ke telapak tangan. Saya endus juga baunya. Hmmm, kok baunya seger ya. Coba oles dikit, ah. 


Coba di satu tangan dulu. Nanti biar bisa buat perbandingan. Satu tangan lagi saya tutupi lengan kaos yang memang panjang. 

Sambil oles-oles di punggung tangan. Eh, kok nyerapnya cepet amat. Nggak lengket lagi. 

Tapi beneran nih, bakal mencegah kulit saya dari sunburnt. Iseng dong, sambil lihat-lihat pemandangan, saya sengaja mengeluarkan tangan dari Andong biar kena sinar matahari langsung. 

Kita lihat, yang satu dilindungi sunblock, yang satunya pakai kain kaos. Kalau sampai beneran sunblock ini bisa menjaga dan melindungi kulit saya dari sengatan matahari, saya bakal rajin oles-oles sunblock deh. 

Dua puluh menit berlalu sudah, saya cukup menikmati city walk di Malioboro dengan menggunakan Andong. 


Ada beberapa tempat menarik yang saya lewati. Salah satunya Kampoeng Ketandan dan Pasar Beringharjo tapi karena saya cuma waktu sejam buat jalan-jalan di Malioboro jadi belum bisa eksplor. 

Turun dari Andong, saya hampiri teman saya di Perpus sambil ngadem. "Nih, barusan aku percobaan pakai sunblock yang kamu kasih," kata saya sambil menyodorkan kedua belah tangan saya kepadanya. 

Dia pun membuka salah satu punggung tangan yang tertutup kain kaos. Ada semburat kemerahan di punggung tangan tersebut. 

"Ini nggak diolesin, kan?" tanyanya. Coba liat bedanya dengan tanganmu yang sebelah." 

Saya langsung mengulurkan tangan satunya. Benar saja. Punggung tangan satunya kayaknya adem ayem aja. Malah kelihatan lembab. 

"Nah, ini bedanya pakai sunblock sama enggak." balasnya puas.

Hmmm langsung nggak enak hati sudah nggak menuruti perkataannya tadi. "Tapi aku tuh masih suka bingung lho bedanya sunblock sama sunscreen. Kasih tahu dong," rajuk saya biar dia nggak ngambek.

Teman saya itu pun menjelaskan bedanya.
Di rumah, saya mencoba mempraktekkan lagi eksperimen di Jogja. Satu tangan dioles sunblock, satunya hanya ditutupi kain kaos. 

Nah, habis saya jalan-jalan kira-kira selama dua puluh menitan dengan sengatan matahari yang lumayan terik, hasilnya tangan yang pakai sunblock sama sekali ngga terlihat memerah dan masih terasa lembab. Sementara tangan yang satu lagi tampak kemerahan.

Sunblock & Sunscreen

Sunscreen atau tabir surya, biasanya berupa lotion cair yang berfungsi sebagai penyaring sinar matahari. Kalau pakai sunscreen masih ada sebagian sinar matahari yang terserap oleh kulit. 

Tekstur sunscreen lebih tipis dan nggak akan terlihat mata saat diaplikasikan. 

Kalau sunblock mengandung mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide yang membangun lapisan di atas permukaan kulit, berfungsi sebagai dinding penghalang kulit dari sinar matahari. 

Tekstur sunblock lebih kental, berwarna putih susu, dan dapat terlihat jelas oleh mata. 

"Kalau kamu bakal beraktivitas berjam-jam di bawah sengatan matahari, seperti berenang atau bermain di pantai. Atau kayak sekarang ini, saranku pakailah sunblock." jelas teman saya itu. 

"Oke. Terus tadi kamu bilang soal UVA sama UVB, itu apa bedanya sih?"

UVA dan UVB apa bedanya?

Itu istilah yang mengacu pada Broad Spectrum. Ada dua tipe sinar matahari: UVA dan UVB. Huruf A pada UVA berarti ”Aging” (penuaan) dan B pada UVB artinya “Burning” (pembakaran).

Tabir surya idealnya nggak cuma mengandung UVB saja. Tapi juga memiliki perlindungan dari kedua sinar UV baik A maupun B.

Satu lagi biar lengkap, ada juga istilah SPF singkatan dari Sun Protection Factor. Kan suka ada angkanya tuh. Nah, angka SPF adalah penentu seberapa lama kamu bisa aman berada di bawah sinar matahari tanpa terbakar selama memakai produk tersebut.

Misalnya gini kalau kita membutuhkan waktu sekitar 15 menit sampai kulit mulai terbakar matahari tanpa dilindungi apapun, dan kamu pakai m SPF 10, produk tersebut akan memperpanjang waktu kamu hingga 10 kali lipat lebih lama sebelum terbakar, atau 15×10 menit = 150 menit alias 2,5 jam.

Kalau kulit kamu biasanya terbakar matahari dalam 10 menit jika tidak pakai krim pelindung, dan kalau kamu pakai SPF 30, maka krim akan melindungi dari paparan matahari selama 300 menit.

Semakin tinggi angka SPF tidak mengindikasikan seberapa kuat perlindungan yang disediakan oleh produk tersebut. SPF10 melindungi dari terik matahari sama baiknya dengan SPF15 atau SPF50 sekalipun. Tingkat SPF tinggi akan memblokir lebih banyak UVB, namun tidak menyediakan 100% proteksi dari risiko kulit terbakar.

"Terus jadi gimana dong, nggak perlu pakai yang tinggi-tinggi kayak gini?"

Nggak gitu juga karena produk ber-SPF tinggi mampu memberikan perlindungan lebih baik dari risiko kerusakan kulit jangka panjang, seperti kanker kulit.

Kalau tingkat SPF kecil kamu harus sering mengaplikasikan ulang. Nah, karena aku tau kamu orangnya malas makanya kukasih yang SPF tinggi.

Oya, kamu juga mesti tahu kalau produk pelindung matahari, baik itu tabir surya atau sunblock, gampang terbilas air. Terus kalau aplikasinya nggak rata atau nggak cukup sering juga dapat mengurangi efektivitasnya.

Jadi berapapun tingkat SPF, gunakan ulang secara merata baik setelah jangka waktunya habis, atau segera setelah selesai berenang atau berkeringat.

Nah, masih mau bandel travelling atau jalan-jalan di bawah terik matahari tanpa sunblock?


5 comments:

  1. Baru tahu lho aku bedanya sunblock dan sunscreen hihihi.. Terimakasih infonya ya :)

    ReplyDelete
  2. info banget nih buat aku. kulitku kebakar waktu pawai tujuhbelasan kemarin nih gara-gara bandel ga pake sunblock. duh...

    ReplyDelete
  3. Wah ternyata penting yah? Selama ini pd cukup pake hand& body lotion biasa

    ReplyDelete
  4. Sunblock emang perlu, kemarin ke pantai lupa gak pakai jadi agak coklat muka ama punggung tangan,aku apalagi alergi panas 😀

    ReplyDelete
  5. Mesti berulang pakai itu yang aku suka lupa. Kayak abis wudlu itu harus pakai lagi ya, okee siiip... Ntar aku ingat2 agar gak gosong kalo traveling

    ReplyDelete

Powered by Blogger.