Cerita Angkringan, Warmindo dan Tempat Makan Murah Di Beberapa Negara

Cerita Angkringan, Warmindo dan Tempat Makan Murah Di Beberapa Negara

Angkringan dan warmindo unik di beberapa negara. Di Indonesia, baik angkringan maupun warmindo identik dengan menjual berbagai hidangan murah meriah, meski sebenarnya kadang kalau kita kalap mengonsumsi side-dish atau ubo-rampe harganya juga bisa jadi mahal. Angkringan, kucingan atau warmindo sering menjadi pilihan tempat makan hemat, namun enak. Nah, kira-kira kalau di luar negeri makanan ala angkringan, apakah juga ada? 

Angkringan & Warmindo Unik Di Beberapa Negara

Kali ini kita bakal menelusuri cerita-cerita unik seputar angkringan atau kucingan, warmindo, dan tempat makanan murah yang ada di dalam maupun luar negeri. Yang sudah pernah saya datangi maupun belum. 

1. Angkringan West di Semarang. 

Angkringan West


Angkringan ini lagi seru banget dibahas di media sosial. Angkringan yang berlokasi di daerah Semarang Barat, tepatnya di Jalan Sri Rejeki ini sempat viral karena dua hal ; pertama, ppenjualnya yang judes blak-blakan saat menanggapi pengunjung mirip dengan para pramusaji di Karen's Dinner. 

Karen's Dinner sendiri adalah sebuah resto di Jakarta yang menjual burger yang memiliki ciri khas pramusajinya yang jutek, sering marah-marah dan berteriak pada pelanggan. 

Hal kedua yang membuat Angkringan West ini menjadi viral adalah karena ada menu unik yang, hmmm, coba gimana menurut pendapat kalian sendiri deh, yaitu soto ayam yang ditambahkan minuman serbuk rasa jeruk nipis. 

Saya sendiri belum pernah datang langsung ke sana dan mencicipi makanannya. Kira-kira, kalian mau nggak menjajal Angkringan West ini? 

2. Angkringan di Tokyo Jepang 

Angkringan di Tokyo


Saking cintanya orang Indonesia sama angkringan. Konsep warung makan di pinggir jalan juga diadopsi konsepnya di Jepang. 

Menurut informasi dari Mustaqim Rizall di akun Facebook-nya, angkringan ini tepatnya berada di daerah Ikebukuro. 

Tampak dari foto yang diunggahnya, ada sebuah gerobak kayu dengan atap terpal berwarna biru yang di dalamnya menyajikan aneka makanan dan minuman ala Indonesia. 

Terlihat dari rentengan minuman kemasan yang digantung, ada Energen, dll. Selain menyajikan minuman dan makanan dengan harga yang murah, penjual di angkringan ini juga bisa berbahasa Jawa. 

Wah, teman-teman yang bakal traveling ke Jepang, bisa nih menggali cerita lebih lanjut tentang angkringan ini.

3. Angkringan Malam Amerika 

Angkringan Amerika di Pinggir Jalan Los Angeles


Siapa yang mengira kalau negara adidaya ini memiliki sisi lain yang mungkin jarang terekspos di media formal bahkan di film-fim-nya. Ya, salah satu sisi lain dari Amerika adalah bertebarannya kuliner malam kaki lima atau American Street Food

Cerita tentang angkringan ala Amerika ini saya dapatkan kisahnya saat mengikuti perjalanan seorang Youtuber asal Semarang, M. Hidayat yang sering membagikan kisah jalan-jalannya selama di Amerika. 

Dari vlog-nya, saya jadi bisa ikut merasakan sisi lain Amerika khususnya California dan Los Angeles. Di mana kita bisa melihat banyaknya pedangan kaki lima, baik yang menjajakan kuliner maupun barang-barang di sepanjang jalanan down town. Bisa dibilang kuliner pinggir jalan Los Angeles ini mirip-mirip dengan kucingan atau street food di Indonesia. 

Angkringan ala Amerika ini kebanyakan menjual kuliner khas warga Latin seperti Spanyol, Guatemala, dan Mexico. Mulai dari taco, buritos khas Mexico, pupusas ala El-Savador, carne asada Spanyol, dll. 

Bukan cuma makanan khas, kuliner pinggir jalan Los Angeles ini juga menjajakan ayam goreng tepung versi kaki lima yang memiliki banyak penggemar. Harga yang dibandrol untuk makanan-makanan ini juga relatif lebih murah dibandingkan di restoran maupun food truck

Di vlog Angkringan Amerika, kita bisa menyaksikan M. Hidayat membeli seporsi carne asada, daging sapi panggang yang diiris tipis dan mendapatkan lagi seporsi nasi putih yang diberi frijoles atau kacang merah dengan harga sekitar 9 dollar. 

Di satu lapak angkringan, ada berbagai macam hidangan yang dijual, misalnya saja aneka gorengan seperti camaro'n atau udang goreng dan huevos, kalau di angkringan Indonesia adanya sate telur puyuh kali yaa. Ada juga papas fritas seharga 3 dollar-an. 

Kuliner pinggir jalan kota Los Angeles juga menjual aneka minuman khas warga Hispanik, mulai dari horchata atau susu beras, pepinos minuman berbahan mentimun dan juga tepache. 

Bagi-bagi tepache di pinggir jalan Kota Los Angeles

Tonton di sini cara membuat tepache. 

Gimana tertarik untuk menjajal kuliner pinggir jalan atau angkringan di Los Angeles? 

Latihan dulu menyapa penjualnya :
Hola buenas noches. Cuánto cuesta? 

4. Warmindo di New York

Warkop NYC


Kebanggan warga negara Indonesia akan kelezatan produk mie instan akan Indomie makin bertambah ketika Omar Karim Prawiranegara membuka gerai Warmindo pertamanya di Manhattan, New York. 

Meski konsepnya adalah warmindo seperti di Indonesia, namun penampakan Warkop NYC ini tidak sesederhana warmindo di tanah air. Kursi merah ikonik khas warmindo tetap dihadirkan di warkop ini. 

Menu makanan yang disajikan tentu saja berbahas dasar mie instan dengan tiga pilihan rasa mie instan, yaitu mie instan goreng, ayam bawang dan bulgogi.

Sementara pilihan toppingnya ada banyak mulai dari telur, keju, sayuran, sosis hingga kornet. Masing-masing tambahan topping ini dibanderol mulai $2 sampai $6 atau Rp 28 ribu sampai Rp 86 ribuan.

Ada juga aneka camilan asin, seperti bakwan, tempe goreng, tahu goreng hingga bakwan jagung. Sementara camilan manis ada roti bakar dan pisang bakar ala warkop. Penggemar sogem atau soda gembira juga bisa menikmati minuman ini di Warkop NYC. 

Soal harga, tentu saja kalau dikurs-kan ke rupiah jadi terasa mahal. Apalagi harga bahan dasarnya juga sudah mahal. Tentunya ini sudah menyesuaikan pendapatan masyarakat setempat yang bisa dibilang lebih tinggi daripada di Indonesia. 

Di Indonesia sendiri, harga olahan mie instan di warmindo tidak selalu identik dengan harga yang murah, selain tergantung topping-nya, ada juga warmindo di Indonesia yang membandrol harga olahan mie instan ini dengan harga yang kurang masuk akal. 




Gimana menurut kalian? 

Ngomong-ngomong soal makanan murah, baik angkringan, kucingan, maupun warmindo tidak selalu menjajakan makanan enak yang murah. Alasannya seringkali makanan yang dijual di kucingan misalnya, disajikan dalam porsi kecil yang membuat seseorang kadang tidak cukup hanya makan satu porsi saja. 

Belum lagi, biasanya di kucingan atau angkringan, Orang-orang akan cenderung membeli makanan pendamping seperti sate-satean atau gorengan yang harganya jika ditotal bisa lebih mahal dari harga sebungkus nasi kucing itu sendiri. 

5. Kedai Makan Big Ali, Makanan Western Murah di Semarang. 

Kedai Makan Big Ali Semarang


Di Semarang sendiri kini ada tempat makan yang sedang hangat diperbincangkan karena menjual makanan western namun dengan harga yang sangat murah, yaitu Big Ali. 

Kedai Makan Big Ali bisa menjadi pilihan bagi yang tidak suka makan di angkringan, kucingan, atau warmindo. Di sini setidaknya kalian bisa makan dengan lebih sehat dan porsi yang pas. Soal harga juga lebih masuk akal ketimbang makan mie instan dengan aneka topping yang ada di warmindo. 

Kedai Makan Big Ali menyajikan aneka menu western dengaan sentuhan rasa manis pedas, ada grilled chicken, spaghetti, salad, hingga nasi biryani yang disajikan bersama ayam. 

6. Makanan Murah di Singapura 

Changi Airport Terminal T1 staff Canteen


Berwisata ke Singapura seringkali identik dengan harus merogoh kocek lebih dalam untuk urusan makan. Bahkan ada yang bilang, daripada jajan atau makan di Singapura lebih baik sekalian saja kulineran ke Korea. 

Memang sih, kalau mau diubah ke kurs rupiah, harga makanan di Singapura jadi terasa mahal, apalagi menu atau hidangannya tidak jauh beda dengan masakan Indonesia, yaitu hidangan khas Melayu. 

Meski begitu, bukan berarti di Singapura tidak ada makanan yang murah. Berdasarkan pengalaman berkunjung ke Singapura beberapa waktu lalu, saya pernah mendapatkan rekomendasi warung makan murah dari petugas bandara Changi, yaitu di Kantin Staff yang ada di Changi Airport T1, atau Changi Airport Staff Canteen. 

Meski namanya kantin untuk staf, namun kantin ini juga dibuka untuk umum. Kantin untuk staf ini menyediakan berbagai pilihan makanan khas Melayu yang nggak bakal bikin kantong jebol, selain itu juga dijamin halal. 

Beberapa yang saya rekomendasikan adalah, Nasi Campur di Warung Java. Di sini kita bisa mencicipi satu set nasi rawon dengan harga sekitar 5 atau 6 SGD. Jangan kaget juga karena porsi di sini cukup besar. 

Sementara jika ingin mencoba menu lain, di Changi Airport Terminal T1 staff Canteen B1#02 kita juga bisa menjajal nasi lemak cili padi dan asam pedasnya. 

Buat yang sedang berada di Singapura, sepertinya kantin untuk staf ini wajib coba sih. 

Itu tadi cerita unik tentang angkringan, warmindo, dan beberapa tempat makan murah yang ada di beberapa negara. Rupanya kini kuliner atau makanan khas suatu daerah bisa dengan mudah diterima di negara lain karena adanya kanal-kanal daring, baik itu melalui YouTube ataupun sosial media yang dengan ringan dan menghibur membagikan berbagai konten tentang makanan. 

Seperti juga istilah bahwa rumah itu bukan hanya sebuah tempat, akan tetapi perasaan, rasanya makanan pun begitu. Makanan bukan hanya sekadar apa yang masuk ke mulut dan dicerna, makanan juga adalah sebuah rasa dan kenangan yang tertinggal di ingatan seseorang. 

Tak salah jika seorang Hari Jisun, youtuber asal Korea justru tertarik untuk membuat angkringan ala Indonesia untuk teman-teman Korea-nya, bisa jadi ingatan tentang angkringan bukan hanya soal porsi nasi kucingnya, tetapi juga kebersamaannya. 


No comments

Powered by Blogger.