Raspberry Cream Pie Night

Raspberry Cream Pie Night
Aliya menatap sebuah manekin, berkalung syal berbahan wol, yang mematung sepi di sudut etalase sebuah butik. Sudah delapan minggu, setiap kali ia lewat di depan butik itu, syal itu masih ada di sana. Sementara, koleksi barang di butik itu sudah berganti dengan yang lain setiap minggunya. Setahunya butik itu tak pernah memajang barang selama itu. Beberapa waktu yang lalu, ia sempat tertarik dengan syal cantik itu, tapi kondisi keuangannya sedang tak memadai untuk membawa pulang benda itu.


Seminggu setelahnya, ia masih melihat syal itu, begitu pun minggu-minggu selanjutnya. Di dalam hati, Aliya merasa tenang karena syal incarannya belum dibeli orang, tapi di sisi lain, ia juga merasa penasaran. Tak adakah seseorang yang berniat mencoba syal cantik itu, apalagi membawanya pulang dan mengalungkannya di leher untuk menghalau dingin. Apa yang salah dengan syal itu? Kenapa rasanya cuma aku yang menginginkannya?

Malam itu, Aliya melangkahkah kakinya ke dalam butik. Tak lama, syal cantik itu sudah berpindah ke lehernya yang jenjang. Sambil berjalan menuju sebuah coffee shop, tidak jauh dari butik itu, Aliya mengelus syalny dengan perasaan senang.

“Hai Chel. Cappucinnonya satu, ya.” Aliya melepas syal dan mengantungkannya di sandaran kursi.
“Cake?” tanya Marchel.
“Hemm...minumnya aja dulu. Aku belum tahu mau cake apa.” jawab Aliya sambil melirik ke arah rak kue. Raspberry Cream Pie. Belum terpotong dan tampak enak.
“Kamu mau pienya?” Marchel memahami binar mata Aliya saat menatap pie itu.
“Hemm...boleh deh, iriskan aku sepotong.”
Marchel tersenyum,”Teringat sesuatu?”
Aliya balas tersenyum. Adegan My Blueberry Nights diputar lagi di benaknya.

Jeremy: It's like these pies and cakes. At the end of every night, the cheesecake and the apple pie are always completely gone. The peach cobbler and the chocolate mousse cake are nearly finished. But there's always a whole blueberry pie left untouched.
Elizabeth: So what's wrong with the Blueberry Pie?
Jeremy: There's nothing wrong with the Blueberry Pie, it's just people make other choices. You can't blame the Blueberry Pie, it's just... no one wants it.
Elizabeth: Wait! *paused* I want a piece.
Jeremy: With ice cream?
Elizabeth: *nodding*
Jeremy: Leave it to me.

“Mau nonton lagi?” tawar Marchel.
Aliya menggeleng. Ia sudah paham sekarang.
Bahkan benda mati pun menunggu untuk ditemukan dan menemukan orang yang tepat untuk membawa mereka pulang_atau memakan mereka_pada saat yang tepat.

Pertemuan dan perpisahan_dengan apa saja_membutuhkan momen. Saat yang tepat akan tiba. Jika tidak sekarang, mungkin nanti. Jika tidak di sini, mungkin di suatu tempat yang lain. Aliya lalu berkata.
“Aku tak akan menunggunya lagi...biar saja.”

Inspired From : My Blueberry Nights

Image : Black Bottom Raspberry Cream Pie- Mark Thomas

1 comment:

  1. "Bahkan benda mati pun menunggu untuk ditemukan dan menemukan orang yang tepat untuk membawa mereka pulang_atau memakan mereka_pada saat yang tepat."

    like this
    gloomy

    ReplyDelete

Powered by Blogger.