Kisah Perjalanan
Kuliner
Glamping dengan 'Tenda' Kontainer Di Tepi Sungai Citumang.
Pernah nggak berkunjung ke suatu tempat, dan setelah pulang dari sana, pikiran kalian benar-benar nggak bisa move on dari tempat itu karena tersihir oleh keindahannya?
Saya yakin sih, beberapa dari kalian pernah merasakan hal itu.
Nah, kalau cerita 'nggak bisa move on' versi saya ini awalnya terjadi karena sebelum pergi ke tempat itu saya kayak meng-underestimate gitu.
'Ahh, beneran nih, ada sungai yang airnya sejernih dan sebiru itu? Yakin ini bukan karena aplikasi filter foto?'
Kalau inget pernah membatin kayak gitu, jadi ngerasa kualat karena sekarang jadi kangen banget sama tempat dengan sungai berwarna toska beneran itu.
Lebih kangen lagi karena di sanalah saya ketemu teman-teman travel blogger dari berbagai daerah dan merasakan pengalaman glamping dengan 'tenda' berbentuk kontainer yang ditata senyaman hotel berbintang.
Saya bakal nulis beberapa poin kenapa saya ngga bisa move on dari tempat tersebut, tapi sebelumnya saya bakal kenalin dulu di manakah tempat ini berada dan bagaimana saya bisa sampai ke sana.
Kurun waktu 2013-2015 saya beberapa kali berkunjung ke daerah ini bersama keluarga, tepatnya ke Pangandaran, tempat beberapa saudara dan kerabat tinggal.
Dari mereka sudah banyak cerita tentang lokasi wisata yang nge-hits tapi masih sangat terjaga kecantikkannya di daerah sana; Pantai Pasir Putih, Batu Karas, Cukang Taneuh atau Green Canyon.
Belum ada yang bercerita kepada saya soal Sungai Citumang, kecuali seorang ibu penjual kelapa dari Cibenda yang sempat berkisah tentang sebuah sungai yang kalau pas musim kemarau, airnya jadi biru dan jernih banget, juga ada air terjun tersembunyi di tengah-tengah hutan, tempat bidadari-bidadari dari kayangan numpang mandi di telaganya.
'Pokona mah, Eneng harus kesana suatu hari nanti!'
Aamiin. Balas saya beberapa tahun yang lalu.
Kisah ibu itu terasa mahiwal (red: tidak umum, Bhs. Sunda) bagi penduduk kota seperti saya yang kalau melihat sungai langsung suudzon airnya pasti keruh dan ada UFO (Objek tidak dikenal yang melayang-layang) di dalamnya.
Obrolan itu pun terlupakan seiring waktu. Sampai suatu ketika saya di-DM via Instagram oleh @bangaswi bahwa saya terpilih untuk ikut serta dalam kegiatan Blogger Gathering di HAU Citumang.
Waktu itu saya sebenarnya sedang persiapan untuk pergi ke suatu tempat juga, dan kalau dari perhitungan waktu kayaknya saya nggak bakalan bisa bergabung acara gathering itu.
Singkat kata, kalau Yang Diatas sudah menggariskan datang ke suatu tempat semuanya jadi dipermudah. Ternyata tiket pulang ke tanah air bisa dimajukan tanpa kena biaya apa-apa dan aktivitas saya di sana selesai lebih cepat.
HAU Citumang...Aku Datang!
Sebelum perjalanan dimulai saya browsing-browsing dan kepoin gambar-gambar pemandangan dan suasana di HAU Citumang dari Instagram-nya @hau.citumang rasanya antara takjub, underestimate, sama nggak percaya tempat seindah itu beneran ada.
Cuma di hati kecil ada suara yang bilang kalau tempat ini adalah tempat yang sama yang diceritain ibu penjual kelapa. Jadi tempat ini bukan khayalan dong!
Hari H pun tiba. Kalau tahu bakal ikutan acara Blogger Gathering ini saya milih stay di rumah Bandung aja biar nggak kayak setrikaan.
Jadi dari rumah tinggal ke Stasiun Kiaracondong buat naik Kereta Pasundan dan turun di Stasiun Banjar baru lanjut ke daerah Citumang menggunakan mobil elf.
Tapi karena mesti ke Semarang dulu, jadi rute yang saya tempuh adalah:
- Semarang ke Jogja via travel Joglosemar. Travel berangkat jam 07.00 sampai di Jogja jam 10.00
- Pool travel di Jalan Magelang KM.7 ke Stasiun Lempuyangan by Gojek. Perjalanan kurang lebih 10 menit.
- Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Banjar via KA Pasundan. Kereta berangkat pukul 14.10 dan sampai di Stasiun Banjar pukul 18:29.
- Stasiun Banjar ke Citumang, perjalanan dengan mobil elf sekitar dua jam.
Kayak setrikaan yah, tapi Alhamdulillah jalan yang 'disetrika' mulus semua. Jam setengah sepuluh malam rombongan sampai di HAU Citumang, tepatnya di Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Dusun Sukamanah Pangandaran.
Keramahan tempat ini langsung terasa karena begitu datang kita langsung disambut ayam goreng dan sambal kecap honje udara yang sejuk dan semilir angin yang mengantarkan suara gemerisik daun dari pepohonan di sekitarnya.
Teh Dani dari pihak HAU Citumang dengan senyum ramahnya yang khas langsung menyambut dan mempersilakan kami santap malam.
Kayaknya nggak ada yang berdalih ngantuk deh, waktu melihat sajian hidangan berupa ayam kampung goreng, nasi liwet, lengkap dengan tumisan sayur, kerupuk, sambal terasi dan sambal kecap honje serta lalapan. Semua asyik menikmati makan malam sebelum glamping dimulai.
Glamping Di 'Tenda' Kontainer.
Selesai makan malam, kami nggak perlu susah payah mendirikan tenda dulu karena tempat menginap kami adalah di dalam boks kontainer. Kunci-kunci dibagikan dan masing-masing peserta bersiap dikirim ke dengan kapal ke beberapa benua alam mimpi.
Please jangan dibayangin kalau di dalam kontainer itu pengap dan panas karena kalian bakal kecewa.
Begitu buka pintu...traalalala; satu buah ranjang untuk dua orang plus satu ranjang tambahan yang ditata rapi terlihat sangat mengundang kami untuk segera merebahkan punggung.
Pesawat televisi dengan channel-channel pilihan tersedia tepat di bagian atas depan ranjang. Pendingin udara, yang kayaknya nggak perlu dinyalakan karena udara malam itu sudah cukup sejuk, terpasang rapi di salah satu bagian dinding. Kamar mandi dengan pancuran air dingin dan panas yang kucurannya siap menjadi tenaga pemijat bagi pungung-punggung yang pegal karena perjalanan yang cukup jauh juga tinggal dipencet saja.
Duh, jadi udah nggak bisa ngebayangin isi bagian dalam kontainer yang sebenarnya deh, (belum pernah masuk juga, sih) karena kamar 'hotel' ini luar biasa memanjakan mata dan mengademkan perasaan. Kalau dibilang ini 'kemah' termewah rasanya nggak berlebihan juga.
Ada sepuluh kontainer di lokasi HAU Citumang, warnanya juga beda-beda dan desain atau tulisan di dinding atas ranjangnya pun beda-beda, tergantung mood mau yang mana. Yang pasti sih, semua instagramable.
Jadi jangan buru-buru gogoleran kalau nginep di sini. Selfie atau wefie dulu barang sekali dua kali mah nggak dosa, sebelum selimut-selimut yang nyaman tergulung dan kasur jadi berantakan karena kamu mager nggak mau bangun dari sana.
Jadi jangan buru-buru gogoleran kalau nginep di sini. Selfie atau wefie dulu barang sekali dua kali mah nggak dosa, sebelum selimut-selimut yang nyaman tergulung dan kasur jadi berantakan karena kamu mager nggak mau bangun dari sana.
Tapi magernya juga jangan kelamaan, rugi pisan kalau kamu nggak meluangkan waktu buat menjelajahi area HAU Citumang ini.
Sayang banget kan kalau kamu lewatkan spot-spot ini. |
Kamu juga bakal mencium aroma sungai yang jernih dan udara pagi yang bersih. Mata kamu bakal dimanjakan biru dan jernihnya air sungai, dan hijaunya lingkungan. Kamu bisa merasakan tetesan embun dari dedaunan di sekitar HAU dengan ujung jarimu, dan hangatnya matahari pagi yang menerpa kulitmu.
Saat sarapan tiba, lidah kamu bakal dikejutkan dengan cita rasa nasi goreng cikur yang bikin lidah penasaran. Kerupuk, sambal kecap honje khas penduduk lokal, ayam atau ikan gorengnya, semua bercita rasa alami. Kelezatannya jadi terasa berlipat karena merupakan ayam kampung lokal dan ikannya hasil budidaya sendiri.
Semua pengalaman glamping itu bisa kalian dapatkan dengan harga per kontainer untuk tiga orang mulai dari 750k untuk weekdays dan 1juta-an untuk akhir pekan.
Kalau tertarik untuk merasakan momen glamping tersebut, kalian bisa mengontak narahubung di bawah ini atau memesannya lewat aplikasi Traveloka.
Narahubung HAU Citumang :
Pak Erry 0813 2012 0999
Menggedepankan Konsep Ecotourism.
Apa sih, yang beda dari menginap ala glamping di HAU Citumang ini sampai-sampai saya belum bisa move on?
Pertama, karena saya termasuk orang yang peka sama pancaran energi sekitar, saya langsung bisa ngerasain banget kalau aliran chi tempat ini bagus banget.
Padahal kalau yang pernah denger cerita orang-orang lokal katanya daerah Citumang itu banyak unsur gaibnya. Meskipun memang semua tempat itu pasti ada aja kan cerita gaibnya.
Ngomong-ngomong cerita misteri coba tanya @kang.geri soal kisah perempuan berbaju putih di Stasiun Banjar atau sama Mas @nuzulularifin biasanya beliau suka punya cerita di balik layar.
Tapi kalau ((sepenerawangan)) saya, lokasi HAU Citumang ini 'bersih' malah energinya bisa mengembalikan mood yang lesu jadi up lagi. Jadi, memang pas banget kalau berlibur ke sini dengan tujuan mengembalikan stamina mental.
Setelah menelusuri kawasan seluas 4000 meter persegi tersebut, saya simpulkan kalau area resort di HAU Citumang ini memang sangat bersahabat dengan alam dan lingkungan sekitar.
Semua pohon-pohon di lingkungan HAU Citumang dijaga dan dihargai sebagai 'pribadi'. Terbukti dari pemberian papan nama di masing-masing pohon. Biar pengunjung jadi kenal dan sayang sama mereka.
Semua pohon-pohon di lingkungan HAU Citumang dijaga dan dihargai sebagai 'pribadi'. Terbukti dari pemberian papan nama di masing-masing pohon. Biar pengunjung jadi kenal dan sayang sama mereka.
Baru tahu kan ada pohon namanya Mara. Atau Kopo itu ternyata nama pohon. |
Percaya nggak, untuk membangun resort tersebut hanya ada lima pohon yang ditebang, itu pun dengan alasan keamanan dan dengan pertimbangan yang panjang.
Bahkan ada dua pohon yang ditebang diam-diam tanpa persetujuan Pak Hendra, owner naturalis yang sangat concern pada lingkungan hidup.
Eh, si pohon itu kemudian dikubur tapi jadi ketahuan sama owner karena suatu hari muncul tunas pohon itu dari dalam tanah.
Bahkan ada dua pohon yang ditebang diam-diam tanpa persetujuan Pak Hendra, owner naturalis yang sangat concern pada lingkungan hidup.
Eh, si pohon itu kemudian dikubur tapi jadi ketahuan sama owner karena suatu hari muncul tunas pohon itu dari dalam tanah.
Timbal balik rasa sayang dan menghormati lingkungan dari pemilik resort terhadap lingkungan diganjar energi alam yang seimbang, selaras, dan harmonis. Makanya orang-orang yang menginap di sini dengan mudah melepas beban pikiran dan stamina mentalnya membaik.
Resor ini juga mengolah limbah sendiri dengan proses BIO, menanam kembali pohon-pohon dan tanaman langka, serta merawat aneka tumbuhan dan juga hewan.
Filosofi HAU Citumang terletak pada kata 'HAU' yang merupakan singkatan dari How Are You dalam Bahasa Inggris. Atau 'Hauce' yang artinya bagus dalam Bahasa China dan 'Hawu' yang artinya dapur dalam Bahasa Sunda.
Dapur merupakan jantungnya rumah, tempat kehangatan bermula. Dan konsep kehangatan tersebut berhasil dituangkan dalam konsep resort serta sikap para staf yang hangat dan ramah.
Jadi sepulang dari sini dan ditanya How Are You? Saya pasti kasih jawaban bintang 4 dari 5. Untuk konsep glamping, nilai yang diberikan di atas standar.
Tentunya masih ada beberapa catatan untuk penyempurnaan, misalkan agar lebih kids dan family friendly.
Tentunya masih ada beberapa catatan untuk penyempurnaan, misalkan agar lebih kids dan family friendly.
Aktivitas Di Seputar HAU Citumang
Jadi kalau kalian menginap di sini apakah cuma buat mager aja? Oh, tentu tidak. Ada beberapa aktivitas yang bisa kamu lakukan di sini, yaitu:
- Body Rafting di Green Valley dengan biaya sekitar 125k termasuk paket makan siang dan dokumentasi kegiatan.
- Fish Theraphy di kolam ikan nilam yang bakal dengan rakus mengkerikiti kulit mati kalian (termasuk paket body rafting)
- Masuk ke dalam Goa Kalinumpang dan lompat dari dinding akar setinggi 7 meter. (Ya, empat atau tiga meter boleh lah buat pemula)
- Menjajal level adrenalin dengan lompat dari tangga tali setinggi 12 meter (saat body rafting)
- Pura-pura jadi Tarzan yang mengejar Jane, atau sebaliknya, dengan berayun di tali kemudian nyebur ke sungai yang berwarna toska (saat body rafting)
- Mengarungi jeram-jeram Sungai Green Valley dengan badan sendiri atau bikin kekeretaan bersama rombongan (saat body rafting)
- Trekking di Hutan untuk menemukan air terjun tersembunyi tempat mandi para bidadari. Jangan lupa bekal baju renang ya karena nggak mungkin kalian tahan godaan air yang biru nan jernih itu kecuali tahan gigit jari dan memendam penyesalan saat sudah pulang.
Saya lagi ngikutin bidadari berselendang putih @dian_ismyama yang udah kepanasan pengin berendam di sungai.
Bidadari @atanasiarian yang bimbang apakah mau nyemplung atau sekadar mengabadikan keindahan sungai seperti bidadari @alaikaabdullah - Selfie sepuasnya di area resort. Banyak sekali spot instagramable di area ini. Jadi kalau kalian mau nyetok konten atau foto yang keren-keren di sinilah temptanya.
- Bercengkarama dengan teman dan keluarga berkat sinyal yang timbul tenggelam. Nggak ada pilihan yang lebih menarik selain ngobrol di area ini. Gorengan mana gorengan?
- Mandi di sungai nan jernih dan menyalurkan ke-halu-an dengan pura-pura jadi bidadari yang turun dari kayangan.
Bidadari-bidadari pemburu sinyal dan pengumpul konten foto. - Menyalurkan ke-halu-an dengan pura-pura jadi Jaka Tarub yang mencuri selendang para bidadari.
Sebagian penampakan Jaka Tarub yang berhasil di tangkap kamera tim pemburu hantu - Duh, kamu nggak bakal kehabisan ide kegiatan deh, kalau di sini. Sok kalau mau nambahin daftarnya karena di daftar saya masih ada beberapa hal yang bakal saya lakukan kalau balik lagi ke sini salah duanya : nyicipin kuliner lokal kayak rujak dan loteknya, dan ngajak becanda Mang Ajum, pemandu rafting kami yang mukanya lempeng alias datar pisan saat becanda maupun serius sampai-sampai saat dia becanda "Jangan motret pakai pelampung ya," semua peserta nggak ada yang ngeh kalau maksudnya bercanda. "Ya iyalah Mang, motret mah pake kamera atau hape. Bukan pake pelampung." We miss you, Mang!
akkk kece jadi rindu mau balik=)
ReplyDeleteIyaa, masih suka kebayang2 makanan dan pemandangan di sana,nih.
DeleteYa ampun, dari tadi saya cuma ter nganga2 aja baca sambil liat poto2nya. Keren banget tempatnya. Jadi mupeng pingin ke sana jg. Terimakasih infonya ya :)
ReplyDeleteIyaa, emang keren banget tempatnya. Sama2 semoga infonya bermanfaat.
DeleteCakep bingiiit yaa view nya. mau daftar kemarin tapi udah terlanjur nyanggupin kerjaan di bulan yang sama huhu..
ReplyDeleteIya Mba Dew, Alhamdulillah nggak nyesel majuin jadwal pulang
DeleteHAU Citumang memang luar biasa deh, butuh waktu buat move on dari sana,temasuk sana Mang Ajum.wkkki
ReplyDeleteMang Ajum yg selalu membantu para emak dan menyemangati kita2 ini yaa Mbaa...hidup Mang Ajum!
DeleteWaah unik ya Niaa kamar2 nya, dirimu sekamar sama teh nchie ya?
ReplyDeleteIya, Mi. Unik banget. Iyaa aku sekamar sama Teh Nchie...
DeleteAaaaak~ mupeng banget pengen ke situ juga ... Ini air sungainya mirip-mirip sungai yang di Gua Pindul warnanya tosca gitu juga aaaaaaah jadi kangen Jogja juga :D
ReplyDeletemba bikin mupeng deh... mesti kesana nih,, apalagi liat airnya yang biru,,, bisa jadi list liburan tahun depan nih sama keluarga besar.. ehh ngomong2 Kopo itu rumahku dulu, baru tau kalau itu nama pohon.. kangen jabar...
ReplyDeleteAWESOME !!!
ReplyDelete*brb masukin wishlist
Daan, asli loh sepulang dari sini pikiran langsung fresh, melakukan aktifitas kembali dengan senyuman.
ReplyDeleteAtulah nia hayunkita balik lagi yuk, kita kerokan lagi hahaa
Hahahha...hayuk, kapan2 kita ngetrip bareng lagi yaa
DeleteWah dari Garut rumah ortu lebih dekat kesini nih, asyik juga ya, semoga para keponakan ydah agak besar nanti diajakin kesini ah, aku suka konsep kamar hotelnya di kontainer dan wisata alamnya, toplah hau situmang mah, jabar emang indah walau harus merogoh kocek agak lumayan ya 😊😀
ReplyDeleteIyaa,...InsyaAllah sebanding kok dengan pengalaman dan servisnya
DeleteWaaaah jadi pengeeen
ReplyDeleteSudah lama denger ttg citumang dari teman..tapi blum sempat kesana...sepertinya emang mesti kesana, suasananya begitu menggoda yaa :D
ReplyDeleteTeh .. sebetulnya dalam Bhs. mandarin kata bagus/baik ditulisnya cukup HAO saja, sedangkan kata Haoce memiliki arti yang berbeda :)
ReplyDeletebaru ngeh, baru komentar di sini ...
ReplyDelete