Penanaman Pohon Dari Berbagai Daerah Di Indonesia Memperkaya Flora Di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang

Penanaman Pohon Dari Berbagai Daerah Di Indonesia Memperkaya Flora Di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang

Beberapa tahun ke depan, Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang akan diperkaya dengan aneka flora yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Tambahan koleksi flora berupa pepohonan khas dari berbagai daerah di Indonesia tersebut merupakan hasil dari acara Penanaman Pohon Khas Daerah dalam rangka Rakernas XIV APEKSI Tahun 2019 yang berlangsung di Kota Semarang (2-5 Juli 2019).

Salah satu agenda yang kerap dilakukan pada saat Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia adalah penanaman pohon yang jenisnya khas atau berasal dari daerah para peserta Rakernas yang hadir di Semarang. Misalnya saja Wali Kota Binjai, HM Idaham, yang memilih Pohon Rambutan (nephelium lappaceum) untuk ditanam di Hutan Wisata Tinjomoyo. Seperti kita tahu, rambutan dari daerah Binjai memang terkenal memiliki rasa yang manis, berdaging tebal dan ngelotok.

Pemilihan Hutan Wisata Tinjomoyo sebagai lokasi penanaman pohon dipilih oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, S.E, M.M, lantaran Tinjomoyo merupakan salah satu destinasi wisata Kota Semarang yang belakangan ini mulai hidup kembali sejak dilakukan beberapa perbaikan serta dibukanya Pasar Semarangan sebagai salah satu atraksi wisata di kawasan seluas 57 hektar tersebut.

Pasar Semarangan dalam rangka Rakernas XIV APEKSI Tahun 2019 yang berlangsung di Kota Semarang
Kemeriahan Pasar Semarangan yang digelar untuk menyambut tamu-tamu Rakernas Apeksi 2019

Dulunya kawasan Tinjomoyo terkenal sebagai kebun binatangnya Kota Semarang, namun karena kondisi tanah yang labil, maka hewan-hewan yang sempat menghuni kawasan tersebut dipindahkan ke Mangkang. Kini Hutan Wisata Tinjomoyo lebih dikenal sebagai destinasi wisata kekinian dengan adanya Pasar Semarangan. Pasar yang diadakan di akhir pekan ini menggelar gerai yang menjajakan aneka produk serta kuliner khas yang merupakan perpaduan tiga budaya yang membentuk Kota Semarang, yaitu Jawa, Arab, dan Belanda. Di Pasar Semarang pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner khas dari berbagai desa wisata yang ada di Semarang.

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Rakernas Apeksi 2019 yang resmi dibuka oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, Rabu (3/7) di Hotel Po, agenda penanaman pohon itu juga sekaligus dilakukan untuk memperkenalkan Pasar Semarangan dan berbagai kuliner yang biasa dijajakan di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Di tengah suasana hutan yang rindang, hadir pula Ketua Dewan Pengurus Apeksi. Airin Rachmi Diany, yang menuturkan bahwa acara penanaman pohon dalam rangkaian Rakernas Apeksi 2019 ini menjadi simbol bagi upaya penghijauan dan peduli lingkungan dari para wali kota di seluruh Indonesia.

Penanaman Pohon Dari Berbagai Daerah Di Hutan Tinjomoyo

Wali Kota Semarang Bapak Hendrar Prihadi Menanam Pohon Asem sebagai pohon khas Kota Semarang dalam acara penanaman pohon di Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Acara ini merupakan rangkaian dari Rakernas Apeksi 2019
Wali Kota Semarang Bapak Hendrar Prihadi Menanam Pohon Asem sebagai pohon khas Kota Semarang dalam acara penanaman pohon di Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Acara ini merupakan rangkaian dari Rakernas Apeksi 2019

Penanaman Pohon dalam rakernas apeksi 2019 di hutan wisata tinjomoyo

Aneka pohon dari berbagai daerah di Indonesia di Hutan Wisata Tinjomoyo
( All Credit Photo by : Alexander Mendrofa)

Selain sebagai sombol kepedulian pemerintah terhadap lingkungan, penanaman pohon ini juga menjadi sebuah kenang-kenangan serta tanda jalinan persahabatan antara dua kota, misalnya saja Wali Kota Banda Aceh yang menitipkan Jeumpa dan Seulanga sebagai tanda jalinan persahabatan di Hutan Wisata Tinjomoyo. Kedua pohon khas Aceh itu kemudian ditanam oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakota Banda Aceh, Bapak Bachtiar.

Pohon-pohon yang ditanam di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo sangat beragam, bahkan beberapa di antaranya merupakan tanaman langka, ujar Ibu Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang,Wahyu Permata Rusdiana, ketika ditemui selepas acara penanaman pohon di lokasi yang berseberangan dengan Pasar Semarangan itu. Menurut Ibu Kepala Dinas, penanaman ini bersifat simbolis, ke depannya tidak semua pohon akan ditanam di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo sebab tidak semua flora yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu sesuai dengan kondisi tanah yang ada di kawasan tersebut.

"Sayang apabila pohon-pohon tersebut nanti justru tidak bisa hidup di kawasan ini, apalagi beberapa di antaranya adalah tanaman langka, misalnya saja Kota Tegal yang menitipkan Pohon Widaran Laut. Beberapa yang cocok di tanam di kawasan Tinjomoyo adalah pohon berkayu dan tanaman buah seperti Mangga," tambah beliau.

Untuk menjaga keberlangsungan berbagai flora yang sudah dititipkan kepada Pemerintah Semarang, beberapa pohon akan dipindahkan ke kawasan Agrowisata Purwosari. Di sana, tanah dan kondisinya lebih memungkinkan untuk memberikan perawatan khusus untuk berbagai pohon khas yang ada sehingga bisa tumbuh hingga besar dan berbuah. Ke depannya, masyarakat Kota Semarang juga bisa turut menikmati keanekaragaman flora khas dari berbagai daerah dan melakukan wisata petik buah dari pohon-pohon tersebut di kawasan Agrowisata Purwosari, Mijen.

Semoga seperti halnya harapan Pak Wali Kota, beberapa tahun ke depan penduduk Kota Semarang bisa menikmati hadiah istimewa berupa pohon-pohon khas dari berbagai daerah yang tumbuh tinggi menghijau serta memperkaya kergaman flora, baik di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo maupun Agrowisata Purwosari, Mijen.

Dalam kegiatan Rakernas Apeksi 2019 yang berlangsung di Kota Semarang ini, para delegasi dari berbagai kota di Indonesia, selain mempersembahkan aneka phon untuk ditanam di kawasan Hutan Tinjomoyo, juga turut berpartisipasi dalam Pawai Budaya yang menjadi bagian dari rangkaian acara Semarang Night Carnival 2019.


1 comment:

  1. Wah begitu baca bijai langsung bayangin rambutan binjai yg manis itu. Huhuhu
    Semoga pohon2 yg udah ditanam bisa tumbuh subur yaa..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.