Kesehatan
Bintang Emon, Narkoba, dan Anak Muda Indonesia
Masih hangat berita tentang Komika Bintang Emon yang mendadak jadi sorotan usai mengkritik soal kasus Novel Baswedan, kemudian muncul tudingan kepada Bintang Emon sebagai pengguna Narkoba oleh netizen. Narkoba masih menjadi satu cara untuk mengulingkan anak muda Indonesia ke jurang kegagalan.
Menepis kabar tak menyenangkan, Bintang Emon kemudian menunjukkan bukti berupa surat keterangan hasil laboratorium yang menyatakan dirinya bebas dari zat adiktif berbahaya.
Mengapa kasus narkoba sering dilekatkan pada tokoh publik muda berprestasi? Karena mitos mendongkrak kepercayaan diri dengan narkoba cukup santer di kalangan anak muda.
Di pikiran netizen penyerangnya, Bintang Emon yang seorang komika berprestasi, bagaimana ia bisa menguasai panggung sekaligus audiens dengan celetukannya? Sebagian bisa saja menduga-duga itu karena bantuan narkoba.
Padahal tentu saja ada jam terbang, latihan naik turun panggung, kecerdasan sosial, dan kerja keras.
Saya pertama kali mengenal Bintang Emon di acara BI Netifest, ketika itu ia menjadi bintang tamu. Dan sejak berhasil dibuat tertawa keras olehnya, saya beberapa kali mencari tahu perfomanya saat melakukan open mic.
Banyak guyonan yang sebenarnya diulang-ulang, tetapi kita masih bisa tertawa dibuatnya. Melihat semua itu, saya simpulkan Bintang Emon tentu punya bakat, dan kecerdasan sosial yang baik hingga bisa mengangkat isu-isu sosial menjadi sesuatu yang menarik untuk di-roasting.
Di balik itu, ada dukungan orangtua, lingkungan pendidikan yang kadang jauh lebih berimbas ketimbang pendidikan itu sendiri, lingkaran pertemanan, dan konsep diri yang membentuknya memiliki karakter yang kuat.
Beberapa hal yang disebutkan di atas juga menjadi kuncian agar anak muda tidak bersentuhan dengan narkoba.
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2020
Tepat pada 26 Juni, semua negara memperingati Hari Anti Narkoba Internasional. Penetapan tanggal 26 Juni didasarkan pada Resolusi 42/112 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Desember 1987.
Tiap tahunnya, peringatan Hari Anti Narkoba Internasional menghadirkan tema-tema beragam.
Dalam kaitan peringatan tersebut, BNN Republik Indonesia juga mulai memperkenalkan tagline baru, yaitu HIDUP 100% untuk memperingati Hari Anti Narkoba Internasional.
Pesan “HIDUP 100%” tersebut merupakan ajakan kepada masyarakat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih maksimal di segala unsur kehidupan (fisik-mental, jasmani-rohani, dunia-akhirat) dengan hidup tanpa narkoba.
HIDUP 100% bermakna sadar, sehat, produktif, dan bahagia tanpa narkoba.
Upaya untuk membebaskan manusia dari pengaruh buruk narkoba ternyata telah ada sejak zaman dahulu. Tepatnya pada 1839, seorang pejabat Dinasti Qing bernama Lin Zexu memulai operasi pemberatasan opium di Tiongkok.
Perjuangan itu pun berlanjut hingga sekarang. Dibuatnya seremoni Hari Anti Narkotika Internasional dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba.
Sementara itu, penetapan 26 Juni sebagai Hari Narkoba sedunia digagas oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada 26 Juni 1988.
Tentu bahayanya bukan main-main dan bisa dijadikan bahan roasting komika, World Drug Report 2019 mencatat fakta bahwa pada 2017 lalu saja ada sebanyak 271 juta masyarakat dunia mengonsumsi narkoba.
Dari angka tersebut, 35 juta di antaranya mengalami gangguan akibat zat terlarang tersebut. UNODC mencatat bahwa 585 ribu nyawa orang meninggal akibat narkoba sepanjang 2017. Sekitar setengah angka kematian disebabkan karena Hepatitis C yang diidap sebagai akibat dari penggunaan jarum suntik saat konsumsi narkotika.
HIDUP 100% Anak Muda Indonesia Bebas Narkoba.
Untuk menjaga dan menjauhkan anak muda Indonesia, perlu banyak lini untuk bekerjasama.
Pernah dengar kiasan, butuh satu kampung untuk membesarkan anak?
Dalam hal menjauhkan anak dari bahaya Narkoba, butuh penghuni kampung dunia untuk bekerjasama. Makanya, di kancah internasional ada duta anti narkoba dari sosok figur publik yang bisa memengaruhi anak muda.
Hal seperti itu menjadi contoh bentuk pendidikan karakter, menghadirkan figur teladan, yang bisa membangun mental anak muda melalui role model.
Selain baik secara mental, dari segi fisik anak muda juga harus diberikan pengetahuan tentang bahaya zat adiktif bagi tubuh, dikenalkan dan dibiasakan pola hidup sehat dan seimbang.
Tubuh yang rusak akibat narkoba dapat menjadi rujukan agar anak muda tidak coba-coba karena yang dipertaruhkan adalah nyawa.
Pembiasaan pola hidup sehat dengan makan sehat berkesadaran dan olahraga harus dibiasakan agar anak muda menyayangi tubuhnya, tidak berani merusak kesehatan tubuhnya dengan coba-coba yang dapat berujung adiksi.
Pembentukan karakter, takut terhadap penciptaNya juga menjadi cara agar anak muda Indonesia sadar bahwa hidupnya bukan hanya untuk dunia semata. Dengan begitu, segenap aspek ruhaniah dan jasmaniah digerakkan untuk menjadi garda anak muda Indonesia dari godaan narkoba.
candunya narkoba nggak seberapa dibanding candu canda tawa mu, Eyaaaa
ReplyDelete*berusaha nglawak kek Bintang emon