Self Love, Egois atau Narsistik?

Self love, egois atau narsistik?

Pernah kan ya, beberapa kali mendengar kosa kata 'self love' di ranah sosial. Sebenarnya apa sih, self love yang sebenarnya itu? Apakah artinya sama dengan cinta diri sendiri? Apakah itu berarti self love ini sebuah sikap yang egois atau justru narsistik? Simak yuk, pembahasan dari sudut yang sedikit berbeda di bawah ini.

Waktu menanyakan ke beberapa orang perihal kosa kata self love ini, banyak yang menafsirkannya sebagai tindakan seperti mengurus diri sendiri dengan baik. Misalnya, melakukan pijat badan saat capek, nyalon, mengonsumsi makanan sehat, tidur cukup, berdandan dan berpakaian yang bagus, tidak membahayakan tubuh, dll.

Meski tidak sepenuhnya salah, namun kegiatan yang disebutkan di atas masuknya ke dalam self care atau personal care yang memang bagian terkecil saja dari self love.



Self love sendiri sebenarnya adalah seperangkat perasaan terhadap diri sendiri yang cakupannya lebih lebar ketimbang sekadar merasa baik tentang diri. Ada beberapa perangkat 'perasaan baik tentang diri' yang mencakup: 

1. Menghargai diri sendiri


Ini berarti kita sudah paham 'values' kita itu apa. Selain sudah bisa memetakan kekuatan diri, dan sadar kelebihannya apa, juga harus bisa menerima atau mengakomodir kekurangan dan kelemahan pribadi.

Kutipan tentang menghargai diri sendiri.


2. Memiliki dorongan atau sikap positif untuk mendukung perkembangan diri, baik secara psikologis, fisik, maupun spiritual. 


Contohnya adalah, jika terkait pertumbuhan fisik maka akan muncul perilaku berupa rajin olahraga, mengonsumsi makanan sehat. Jika terkait perkembangan kognitif, misalnya melakukan investasi leher ke atas dengan upgrade ilmu dan kompetensi. 

3. Fokus terhadap visi, misi, dan goals pribadi. 


Cirinya adalah lebih memilih untuk berkompetisi dengan diri non ideal atau diri di masa lampau, bukan dengan orang lain. Sehingga tidak muncul pembandingan nilai kesuksesaan orang lain apalagi menjadikan hal itu standar untuk diri. 

4. Memiliki kepercayaan terhadap kekuatan dan kemampuan diri sendiri. 


Ini juga berarti, diri kita mampu mencadangkan ruang kosong bagi kegagalan dan kesalahan sehingga bisa dilebur menjadi pelajaran dan pengalaman untuk bangun menjadi lebih baik.

Pejuang sejati adalah dia yang selalu mencoba mencadangkan ruang kosong untuk reparasi, kontemplasi, untuk perbaikan diri. Ruang kosong untuk menyembuhkan luka patah hati, kekalahan, dan kegagalan. 

Lalu langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan agar 'self love' dapat muncul sehingga kita bisa merasa baik tentang diri sendiri, nyaman dengan konsep diri yang ada, dan menjadi pribadi yang lebih mudah meraih kesuksesan?


Berikut ini adalah beberapa hal yang saya rangkumkan dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, juga sumber catatan pribadi : 


Kita semua pernah salah. Don't we?

Salah ambil jurusan kuliah, salah ambil jurusan waktu SMA, salah naik angkot, salah pilih pacar, eh. Salah menafsirkan perasaan orang lain. Salah sama Gusti Allah.

Kadang kita berbuat salah karena belum belajar.

Belajar bahwa penyesalan itu hal terpahit yang paling sulit ditelan. Kalau terpaksa harus ditelan, itu bisa jadi obat buat tubuh, bisa juga jadi racun. Tergantung gimana nanti mekanisme pertahanan mental kita.

Kadang kita salah karena memang bodoh dan nggak tahu. Atau mungkin kita lagi ingnorant, acuh sama sinyal yang dikirim olehNya. Jadi apa-apa dilanggar, yang jelas nggak boleh dimasuki diterabas.

Kita nggak tahu, bodoh, acuh, habis itu kita pasti belajar. Sedikit atau banyak tergantung seberapa bebalnya kamu.

Memaafkan diri sendiri artinya mengakui kalau kita salah, bodoh, apalagi?

Makilah diri sendiri sampai bersujud mencium tanah kemudian bangkit. Bangkit dengan bertaubat. Apa pun kesalahannya, kecuali menyekutukan Tuhan, InsyaAllah dimaafkan.

Saya pernah bertanya sama seorang ustadz, apa tanda kesalahan kita diampuni olehNya, selain tentunya kita nggak mau mengulangi apalagi mendekati kesalahan itu?

Dimudahkan ibadah. Dimudahkan melakukan apa pun yang menuju ridho Allah. Sholat nggak nunda-nunda, hati penginnya dzikir mengingatNya, istigfar juga auto nyebut. Dimudahkan untuk memperbaiki ibadah.

Itu katanya salah satu tanda-tanda Allah memaafkan.

Kalau Allah memaafkan, lalu kenapa kita sendiri suka nggak bisa?

Karena terlanjur benci sama diri sendiri.

Saat berbuat salah kita biasanya membungkam suara kecil yang menahan kita berbuat keburukan dan kesalahan.

Nah, suara kecil itu yang akhirnya marah sama diri ini.



"Kamu kok, bisa-bisanya kayak gitu?"

"Ih, geuleuh pisaan kamu teh.",

atau....

"kowe njelehi, gilo aku karo kowe."
Suara itu paling menyedihkan buat didengar karena apa?

Diri lawan diri. Kayak ada serigala jahat hidup di kepala kita yang makanannya pikiran buruk kita sendiri. Semakin banyak pikiran buruk berkecamuk, serigalanya makin gede.

Terus gimana supaya serigalanya mati?

Nah, itu ada di langkah berikutnya.

2. Latih berpikir positif tentang diri sendiri.


Positive mind quote


Pernah kan denger istilah toxic positivity, yang dimaksud berpikir positif di sini bukan itu ya.

Toxic positivity


Orang yang positif bukan berarti nggak pernah mikir buruk ya. Tapi mereka belajar mengendalikannya dengan cara menggeser-geser titik berdiri.

 Cara latihannya :

Latihan berpikir positif


Cara lain adalah dengan latihan mindfulness, sadar sama apa yang kita pikirkan, rasakan, dan inginkan. Dengan begitu bakal mudah terhubung ke diri sendiri. Tahu apa yang diinginkan sesuai dengan pengetahuan tentang diri sendiri bukan karena dorongan orang lain terhadap kita.

Kalau masih susah juga, cek langkah berikutnya. Kemungkinan kudu ada orang lain yang membantu mengingatkan how wonderful you are. 


3. Find your tribes.

Maksudnya adalah temukan support system yang tepat di lingkungan keseharian kita. Ini peer yang memang agak susah, tapi self love bakal dengan mudah tumbuh di diri kita kalau dikelilingi oleh orang-orang yang tepat.

Hanya di lingkaran kecil kita benar-benar menjadi diri sendiri. 

Satu hal yang harus diingat : kita tidak untuk semua orang. Jadi nggak perlu memaksakan diri untuk disukai semua orang karena sekeras apa pun kita berusaha pasti akan ada yang tidak suka.

Menjadi pribadi yang disukai banyak orang memang menyenangkan, tapi lebih nyaman menjadi diri sendiri. Yang cocok dengan apa adanya kita akan tetap tinggal, yang tidak, pelan-pelan akan menjauh sendiri.

And it's ok.


Lebih baik berada di dalam lingkaran kecil pertemanan yang solid, dibandingkan berada di lingkaran besar yang kita tidak tahu apakah mereka frenemies atau bukan.


Pernah suatu waktu berada di situasi dikelilingi banyak teman, kemudian tersadar kalau ternyata hanya beberapa saja yang memang teman yang sebenarnya.


Sejak itu, mulai kembali menyortir siapa yang berhak masuk ke lingkaran terdekat, dan siapa yang cukup di luar saja. Bukan karena mau pilih-pilih atau gimana, tapi untuk lebih menjaga agar tidak terjebak toxic relationship.

The truth about toxic relationship

Buat kalian yang merasa berada dalam lingkaran pertemanan yang beracun, atau bahkan hubungan personal. Get out!

Mulai lakukan langkah self love dengan memotong relasi tersebut.

Disambung lagi nanti ya (to be continued to part. 2)


32 comments:

  1. kalo takarannya pas, self love itu penting buat diri sendiri, sebagai cara buat menghargai dan mencintai diri akan usaha yang dilakukan

    ReplyDelete
  2. Mba, aku speechless!
    Jujur, aku baca postingan ini seutuhnya, dan ngangguk2 sepanjang baca artikel kamu.
    BAGUSSSS banget dan super enlightening
    Makasiii sharing-nya mbaaaa Makasiii

    ReplyDelete
  3. Selama takarannya gak berlebihan, menurut saya bukan egois. Memang sudah seharusnya kita mencintai diri sendiri dulu. Sebelum mencintai orang lain

    ReplyDelete
  4. MasyAllah mba, bergizi banget tulisannya. Aku suka dan mengedukasi aku. Aku jadi tahu apa itu self love yang sebenernya. Jadi pengen berbagi ilmunya juga ah ke orang lain biar banyak orang nggak salah lagi memahami yang utamanha. Makasih mba tulisannya

    ReplyDelete
  5. Aku menunggu part 2nya Mbak ❤️

    Iya kadang aku juga mikir masa self love kok nyalon dll bukannya selfcare. 😅

    Hal yang paling sulit emang berdamai dan memaafkan diri sendiri soalnya saya sedang mencobanya. Terima kasih sudah dituliskan ya Mbak, saya jadi diingatkan lagi untuk self love.

    ReplyDelete
  6. Pembahasannya menarik, membuat saya membaca sambil manggut-manggut mengiyakan. Saya menunggu part 2 nya.

    ReplyDelete
  7. Kalau aku lebih memilih Self love, dan aku juga masih belajar terus mengajarkan anakku untuk berlaku dan bertindak self love. Kita juga kasih pengertian ke dia tentang baiknya melakukan self love.

    ReplyDelete
  8. Wah makasih sekali buat sharingnya.
    Berdamai dengan diri sendiri itu memang gak mudah ya, tapi jika berusaha pasti bisa dan hasilnya membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi pastinya.

    ReplyDelete
  9. Kalo kadar self love terlalu tinggi, kayanya emang bisa jadi narsistik jatohnya yaaa.. HIhi. Tetep secukupnya aja ya harusnya. Setuju banget sama poin poin diatas, makasi sharingnya ya maaaaak

    ReplyDelete
  10. aneh juga sih ya kalau dipikir membeci diri sendiri sampai gak bisa memaafkan diri, tapi kenyataannya ada yang begitu makanya gak bisa mencintai diri sendiri. Tisp melatihnya ada di postingan ini bermanfaat banget lah ini ya, kadang aku juga merasakan soalnya :-D

    ReplyDelete
  11. Huhu, ini reminder banget buat aku. Berarti selama ini aku kurang mengerti tentang self-love itu sendiri. Aku bahkan seringkali abai terhadap diri sendiri. Seringnya milih orang lain yang hepi, aku mah gapapa minus ini itu. :(

    ReplyDelete
  12. It’s an interesting note That you have and sharehere and I guess it’ll come back to us .. the way we see and perceive our self will definitely Determine the way we behave

    ReplyDelete
  13. Tentang menyortir teman yang menimbulkan efek negatif itu udah aku lakukan saat resign. Salah satu jalan terbaik dalam hidupku, karena tidak ingin meracuni pikiranku. Alhamdulillah sejak resign makin bahagia hidupku

    ReplyDelete
  14. Sejuk sekali baca ini mbak. Nuhun ya. Self love memang paling susah bagian memaafkan diri sendiri dan memilih support system.

    Tapi semuanya udah terlewati sama aku. Alhamdulillah jauh lebih tenang sekarang. Aku nggak butuh punya banyak temen cuma buat dipamerin doang, apalagi di ranah socmed. Punya 2-3 temen deket yang bisa ngertiin itu udah cukup. Ditunggu part selanjutnya.

    ReplyDelete
  15. Setuju banget. Kita memang gak perlu memaksakan diri untuk selalu ada untuk orang lain. Ketika berada dalam lingkaran hubungan yang gak sehat, aku sih memilih menjauh. Gak hanya sama teman, kalau ada keluarga yng toxic pun mending menjauh daripada tetap dekat tapi lama2 hubungannya hancur beneran.

    ReplyDelete
  16. Jadi ingat dulu pernah buat tulisan tentang narsistik yang mana salah satu bentuknya terlalu bangga sama diri sendiri.

    ReplyDelete
  17. Mbak Nia, aku padamu nih, dari kemarin-kemarin aku tuh kepikiran tentang self love ini karena seorang teman yang cerita tentang perjalanan hidupnya.
    Mencerahkan banget ini tulisannya, jadi paham deh kenapa kita perempuan diminta untuk self love dulu, baru ke orang lain.

    ReplyDelete
  18. Pembahasan yang menarik. Berusaha menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan tanpa harus memaksakan diri untuk membuat orang lain senang

    ReplyDelete
  19. Orang kalo bisa menwrapkan self love tentunya akan merasa lebih bahavia dibanding yang kurang bisa ya. Lebih positif. Makasih Mak sudah diingatkan.

    ReplyDelete
  20. Self love, suka dengan istilah ini. Jika kita tidak bisa mencintai/perduli/fokus dengan kebahagiaan diri sendiri, bagaimana kita bisa membuat orang lain juga bahagia ya kan Mbak?

    ReplyDelete
  21. Terima kasi udah sharing soal tulisan ini. Kata self-love sering banget terdengar, bahkan hingga belakangan nini. Self-love itu menurutku penting banget, sih. Dari self-love bisa ngarahin kita ke banyak hal baik seperti self-appreciation, self-motivation, self-respect, dan lain-lain.

    ReplyDelete
  22. Ini seperti self esteem bukan? Cara pandang yang positif untuk diri sendiri. Kadang memang tanpa kita sadari kita terlalu keras pada diri sendiri. Padahal hanya dengan menghargai pencapaian diri kita jd bisa lebih berkembang lagi. Ditunggu lanjutan tulisannya mb...

    ReplyDelete
  23. Awalnya kukira self love itu tak jauh dari sisi egoisme tapi ternyata sangat jauh berbeda ya. Lebih ke menerima diri apa adanya dan menghargai diri dengan memenuhi kebutuhan2nya.. Ah jadi makin ingin ngulik hal ini agar lebih baik memperlakukan diri ini.. Thx ulasannya mba..

    ReplyDelete
  24. Ya ALlah, tanda bahwa kesalahan kita diampuni oleh Allah ... dalam jawaban ustadz di atas bikin jleb ya ... auto introspeksi diri. Makasih Mbak, jadi diingatkan juga.

    ReplyDelete
  25. Klo di aku ada istilahnya begini kak: "kasihilan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." nah kan tuh, gmana bisa mengasihi sesama klo ga bs mengasihi diri sendiri.. mungkin ada perbedaan tipis dengan egoisme atau narsistik, tipisnya letaknya ditujuannya sih, sampai mana kita harus mengasihi diri, jangan sampai juga lupa untuk mengasihi sesama.

    ReplyDelete
  26. Mencintai diri sendiri itu penting. So simpel, bagaimana bisa menghargai orang lain kalau menghargai diri sendiri aja nggak bisa. Tentunya menghargai diri sendiri ini bukan lantas memberikan apresiasi pada diri sendiri yang jelas-jelas malah melakukan kesalahan. Ini berlaku untuk kondisi positif. Memang secukupnya aja sih menurutku. Kalau berlebihan, bisa-bisa kita menjadi manusia yang nggak mau belajar. Merasa harus menghargai diri sendiri dengan cara yang salah. Diri salah, tapi dibenarkan juga.

    ReplyDelete
  27. Lingkungan pertemanan yang toxic kadang gak disadari.. Sadarnya kalo udah terlanjur dekat dan akrab dan itu gak gampang juga untuk jaga jarak bahkan putus hubungan.

    ReplyDelete
  28. setuju dengan lingkungan yang baik agar bisa mendukung kita. orang orang disekitar berpengaruh keperilaku kita

    ReplyDelete
  29. saya sepakat berpikir postif itu bukan artinya gak pernah terpikirkan akan hal yang negatif, tapi ia pintar memaksimalkan mana yang harus diutamakan untuk dipikirkan, yang buruk ditekan ama pikiran baik

    ReplyDelete
  30. Postingan nya menarik seakan menjadi reminder bahwasanya dengan memaknai self love menmadikan seseorang lebih ia percaya diri untuk bisa bangkit dan kuat dalam menghadapi segala problematika yang ada.

    ReplyDelete
  31. Wah pake tobe continue.. berarti self love ini ada baiknya untuk orang2 yg ga pedean ya? Dia harus bener2 membangun perasaan cinta di dirinya biar optimis.

    ReplyDelete
  32. sarapan pagi dengan bacaaan bergizi, terima kasih mba Nia selalu mengingatkan hal kebaikan. Aku juga setuju denganmu, kebanyakan temen malah ambyar, enakan dikit tapi solid dan saling menyemangati. Semangat kita.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.