5 Langkah Agar Menjadi Bagian Dari Sinergi Dan Optimisme Pemulihan Ekonomi Indonesia

5 Langkah Agar Menjadi Bagian Dari Sinergi Dan Optimisme Pemulihan Ekonomi Indonesia


Menyambut (Harapan Akan Pemulihan Ekonomi Nasional) 2021 Apakah Harus Optimis Atau Pesimis? 

Semburat keemasan sinar matahari di pagi pertama bulan Januari 2021 menorehkan perasaan optimisme. Terlintas di benak sebagian besar dari kita bahwa di tahun 2021, segala sesuatunya akan berangsur membaik. Penyebaran virus covid-19 sudah bisa dikendalikan, anak-anak sudah bisa kembali bersekolah tatap muka, kita kembali bebas beraktivitas dan bekerja di luar rumah, pariwisata yang menjadi salah satu urat nadinya perekonomian di Indonesia kembali bergeliat, menyusul perekonomian negeri yang berangsur pulih. 

Namun, ketika menyaksikan bagaimana di awal tahun ini angka penularan Covid-19 justru meningkat secara eksponensial_bahkan kini total kasus infeksi sudah melewati lebih dari satu juta kasus_kita mungkin harus terlebih dahulu belajar mengkokohkan pijakan sebelum melesatkan harapan yang terlalu tinggi. 

Mungkin, ibarat akan melepaskan anak panah, kita harus menarik tali busur jauh ke belakang. Ibarat akan lari melesat ke depan, kita perlu mempersiapkan ancang-ancang. 

Ancang-ancang dibutuhkan bukan untuk membunuh optimisme. Namun, agar yang menggerakkan perilaku kita adalah optimisme yang terukur dan didasari oleh data serta fakta di lapangan.

Dengan begitu, kita tidak akan melambungkan harapan terlalu tinggi, namun juga tidak takut untuk terus berjuang meraih mimpi-mimpi dan cita-cita di tahun 2021. 

Ancang-Ancang Sebelum Lari Marathon Menyongsong Pemulihan Ekonomi Di Tahun 2021 


Sebelum kembali berlari menapaki hari-hari di tahun 2021, pernahkah teman-teman menyadari bahwa dalam waktu nyaris setahun ini, sebenarnya kita telah bertumbuh menjadi pribadi yang lebih resilien? 

Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi yang sulit. 

Jika kalian adalah seorang ibu, lihatlah bagaimana diri kalian telah bertumbuh menjadi seorang ibu yang kini makin percaya diri ketika harus berurusan dengan teknologi digital. Yang dulunya membaca GMaps saja malas, kini mungkin sebagian ibu-ibu bukan hanya mahir menggunakan Meet dan Zoom untuk kebutuhan mendampingi anak-anak sekolah dari rumah, tetapi juga sudah mulai paham bagaimana harus memasarkan produk rumahannya secara daring dan bisa menjalankan iklan digitalnya. Bahkan mungkin sebagian yang lainnya lagi sudah bisa membuka akun reksadana secara daring dan mulai tertarik belajar saham dengan mengikuti berbagai webinar. 

Di sisi lain pandemi ini menyebabkan perubahan sosial yang positif, salah satunya adalah percepatan adopsi teknologi untuk bekerja, sekolah, interaksi sosial, bahkan untuk beribadah. 

Contoh lainnya, yang bisa menggambarkan bagaimana di dalam kondisi yang sulit selalu ada peluang untuk berkembang : sebuah bisnis rintisan asal Kota Semarang justru berhasil memperluas jangkauan digitalisasi pasar tradisionalnya di saat pandemi Covid-19 dimana langkah-langkah kebijakan untuk mengatasi kecepatan penyebarannya telah membatasi mobilitas masyarakat. 

Di saat sebagian besar orang memilih untuk tidak berbelanja ke pasar tradisional, bisnis rintisan ini mengambil peluang menjadi jembatan penghubung antara pedagang pasar tradisional dengan konsumen yang ragu-ragu belanja ke pasar di masa pandemi. 

Belanja lewat aplikasi pasar tradisional bayar pakai QRIS



Konsumen-konsumen pasar tradisional yang di saat pandemi ini ragu-ragu bahkan enggan ke pasar, cukup mengunduh aplikasi belanja di pasar tradisional, memilih lokasi pasar yang tersebar di beberapa titik di Kota Semarang, memilih barang-barang yang dibutuhkan, membayar dengan berbagai pilihan pembayaran digital, salah satunya dengan QRIS, kemudian tinggal menunggu belanjaan dari pasar diantarkan ke rumah. 

Roda ekonomi di pasar tradisional yang pergerakannya sempat tersendat, kembali berputar dengan adanya digitalisasi pasar tradisional tersebut. Bahkan kini layanan belanja di pasar tradisional tersebut sudah bisa digunakan di beberapa kota besar lainnya di Indonesia. 

Seperti halnya diri kita yang mampu bertahan dalam situasi sulit, sebenarnya begitu pula dengan perekonomian nasional yang bisa menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. 

Setelah berjuang melawan krisis luar biasa, perbaikan ekonomi nasional mulai nampak pada semester II 2020. 

Hal tersebut tentunya tidak lepas dari pengaruh sinergi kebijakan yang ditempuh pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait. 

Sinergi kebijakan antarotoritas yang erat menjadi kunci atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, dan kemudian mendorong perbaikan ekonomi nasional. 

Sinergi kebijakan tersebut didukung oleh landasan hukum yang kuat, yakni UU No. 2 Tahun 2020, sehingga pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat segera mengambil langkah kebijakan luar biasa yang diperlukan. 

Misalnya, Bank Indonesia dimungkinkan membeli Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana sehingga memperkuat koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter melalui mekanisme pendanaan dan berbagi beban (burden sharing) untuk pembiayaan APBN 2020. Sementara itu, OJK memberikan relaksasi bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit berupa penundaan angsuran pokok dan bunga sehingga tidak berdampak negatif pada kenaikan kredit bermasalah dan penurunan permodalan. Demikian juga LPS memastikan terjaminnya simpanan masyarakat pada perbankan sehingga mendukung terjaganya stabilitas sistem keuangan. 

Sinergi kebijakan tersebut mampu memperbaiki perekonomian Indonesia yang di semester I 2020 sempat mengalami tekanan yang dalam, yang terjadi tidak hanya akibat penurunan ekspor seiring melemahnya ekonomi dan gangguan rantai pasokan dunia, tetapi juga dampak penerapan PSBB. 

Dengan mengapresiasi pencapaian kecil diri sendiri, juga mengapresiasi perbaikan ekonomi negeri selama setahun yang lalu, sebenarnya kita sudah menumbuhkan optimisme sebagai bahan bakar baru untuk 'berlari' lagi di tahun 2021.

Namun, sebelum memulainya, ingatlah bahwa kita tidak akan 'berlari sprint', melainkan 'lari marathon'. Sementara medan yang akan kita hadapi bukanlah jalur lintasan lari yang mulus. 

Oleh karena itu, kita perlu mempelajari medan tempat kita akan 'berlari' sepanjang tahun 2021 sehingga bisa sampai ke garis akhir dengan medali emas impian terkalung di leher dan tropi cita-cita di tangan. 

Medan yang akan kita lintasi terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 ini masih akan dibayang-bayangi oleh dampak pandemi Covid-19. Prospek kecepatan pemulihan perekonomiannya juga akan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan vaksinasi dan disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Untuk itu, kita tidak boleh lengah mengabaikan faktor tersebut. Tetap disiplin mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menjaga sistem imunitas tubuh. 

Setelah memenuhi prasyarat faktor protokol kesehatan, selanjutnya kita perlu belajar melihat peluang, dan membangun optimisme untuk mengawali proses pemulihan ekonomi.

Ada beberapa peluang di tahun 2021 yang bisa membangun optimisme kita, antara lain: 

Ada beberapa peluang di tahun 2021 yang bisa membangun optimisme kita, antara lain:


1. Tahun 2021 dicanangkan sebagai tahun ekonomi kreatif. 

Kita perlu bangga karena Indonesia menjadi inisiator bagi Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021 yang kemudian ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 74/198. 

Hal tersebut merupakan upaya untuk memusatkan kembali sektor ekonomi kreatif, sebagai kontributor penting bagi pemulihan ekonomi global. 

Di Indonesia sendiri, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp 1.105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Hal tersebut menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatifnya terhadap PDB negara.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 17 subsektor ekonomi kreatif, tiga di antaranya menjadi penyumbang terbesar PDB dan ekspor. Kontribusi masing-masing subsektor itu adalah 41% untuk kuliner, fesyen sebesar 17% dan kriya sebesar 14,9%.

Selain itu, di tahun 2019 sektor ekonomi kreatif juga menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja. 

Dari data tersebut, kita bisa melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. 

Indonesia memiliki industri kreatif yang sangat potensial dan masih bisa dikembangkan lebih pesat lagi. Dari data tersebut, kita bisa mulai memetakan peluang, dan apa yang bisa kita lakukan meski dalam situasi pandemi. 

Hasil analisis pemetaaan yang dilakukan Bank Indonesia bekerjasama dengan World Bank di tahun 2014, hampir semua provinsi di Indonesia sebenarnya memiliki potensi industri kerajinan dan fesyen.  

Itu artinya di daerah tempat kita tinggal pasti memiliki kekhasan yang bisa menjadi peluang usaha. Apakah itu kearifan lokalnya, ataukah itu budayanya. Dari mulai kuliner, fesyen, hingga kriya. 

Potensi sektor industri kriya yang besar juga perlu ditingkatkan dan diharapkan dapat bersinergi untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang saat ini sedang lesu. Sehingga, jika daya tarik pariwisata belum sepenuhnya bisa memberi kontribusi karena terkendala kebijakan selama masa pandemi, maka produk industri kriya yang mewakili daerah pariwisata tersebut masih bisa menghidupkan perekonomian di daerahnya.

Rendang Kokoci Khas Kab. Lima Puluh Kota
Kredit Foto : Rendang Kokoci



Sebagai contoh, hasil Sulaman Nareh dari Kota Pariaman masih bisa menghidupkan kembali ingatan akan suasana khas di sekitar Jam Gadang meskipun orang-orang tidak berkunjung ke sana.

Kredit foto : Fahmi Ikhsan dan Okmas Suryadi



Atau orang-orang masih bisa mengingat indahnya Kabupaten Solok ketika menyesap Kopi Solok Rodjo, atau mengingat keindahan Kab. Lima Puluh Kota ketika mencicipi Rendang Kokoci-nya.

Produk kuliner khas suatu daerah harus tetap menghidupkan denyut perekonomian sebuah daerah meski daya tarik pariwisatanya belum banyak memberikan kontribusi bagi pergerakan roda ekonomi. Seperti halnya Bali, yang saat ini mengandalkan produk-produk UMKM untuk perbaikan ekonomi. 

Untuk itu, diperlukan sinergi antara berbagai pihak agar kekuatan ekonomi kreatif suatu daerah bisa terangkat. 

Salah satu yang sudah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonsia 2021 (Gernas BBI) di bulan Januari dengan tema "Produk UMKM Indonesia menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri." Ini merupakan wujud dukungan terhadap produk dalam negeri, UMKM, serta untuk membantu pemulihan ekonomi nasional melalui sektor ekonomi kreatif.

Dalam kesempatan peluncuran Gernas BBI, yang diluncurkan melalui seremoni di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menyampaikan ada 3 kunci utama untuk memperkuat Gernas BBI saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara tersebut. 

Pertama, sinergi berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong UMKM unggulan di masing-masing daerah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasarnya. 

Kedua, dibutuhkan kreativitas dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang dapat menarik pasar, baik di dalam maupun luar negeri. 

Ketiga, digitalisasi, baik dalam perluasan pasar (onboarding), pengelolaan usaha, maupun sistem pembayaran. 

Menurutnya lagi, dalam mendukung kesuksesan Gernas BBI 2021, Bank Indonesia melalui 46 Kantor Perwakilan di daerah akan terus bersinergi mendukung tercapainya 30 juta UMKM terhubung dengan ekosistem digital (onboarding) pada tahun 2023, dengan berperan sebagai Movement Leader melalui berbagai program kreatif yang mengedepankan digitalisasi UMKM.

Peran tersebut dilakukan antara lain dengan memastikan produk UMKM dalam BBI terjaga kualitas dan kuantitasnya melalui program kurasi, menyelenggarakan berbagai kegiatan baik secara luring maupun daring, memperluas target merchant UMKM pengguna QRIS hingga 12 juta merchant pada 2021, dan mengkampanyekan Gernas BBI melalui berbagai kegiatan.

"Tahun lalu sebanyak 5,8 juta merchant secara nasional hampir semuanya adalah UMKM. Tahun ini mari ditingkatkan menjadi 12 juta UMKM tersambung secara nasional dalam QRIS," tambahnya (Dikutip dari Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021 yang ditulis oleh cnbcindonesia.com)

Dengan adanya dukungan dari pemerintah tersebut, maka kita perlu menyambut peluang tahun ekonomi kreatif 2021 dengan terus berinovasi dan melakukan kolaborasi. 

Meskipun sedang berada di masa pandemi, tetapi kita tetap harus jeli menangkap peluang. Apalagi kreativitas sendiri selalu bisa hadir dalam keterbatasan. 

Beberapa waktu lalu, menjelang akhir tahun 2020, saya sempat mengikuti Bimtek (Bimbingan Teknis) dari Kemenparekraf yang melibatkan seniman lokal. Seniman tersebut berhasil melahirkan merek Saparo, produk-produk fesyen yang bahannya merupakan limbah serpihan kain denim yang dijahit menjadi berbagai produk fesyen yang unik, modis, dan memiliki nilai jual yang tinggi sekaligus bisa merespon kebutuhan masyarakat di masa pandemi. 

Saparo produk zero waste asal semarang
Kredit foto : instagram @saparo.id



Dari sana saya belajar bahwa sesuatu yang dilihat orang lain sebagai serpihan barang tidak berguna, di mata orang yang selalu melihat peluang, akan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 

2. Perekonomian Indonesia 2021 diprakirakan terus membaik, didukung kemajuan penanganan Covid-19 termasuk vaksinasi, pemulihan ekonomi global, serta stimulus dan penguatan kebijakan. 

Selain harus jeli menangkap peluang, kita juga perlu mengetahui apa saja sebenarnya kebijakan terkait pemulihan ekonomi yang akan dilakukan di Indonesia. 

Dengan mengetahui kebijakan-kebijakan yang ada, kita bisa menentukan langkah-langkah signifikan untuk meraih peluang dalam kehidupan sehari-hari. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sendiri optimistis bahwa ekonomi Tanah Air pada 2021 akan tumbuh positif sebesar 4,8-5,8 persen. 

Menurutnya, pemulihan ekonomi tersebut terdorong oleh sejumlah instrumen kebijakan yang telah dirancang oleh pemangku kebijakan. 

Apa saja kebijakan tersebut :

Pertama, BI akan melanjutkan stimulus moneter. Kebijakan ini memungkinkan BI tetap menetapkan suku bunga rendah dan likuditas yang longgar sampai tanda-tanda tekanan terhadap inflasi meningkat.

Kedua, Bank Indonesia akan mendukung pembiayaan ekonomi dengan melanjutkan kebijakan makroprudensial. Pada 2020, BI telah melonggarkan seluruh kebijakan makroprudensial yang berkaitan dengan likuiditas, uang muka, dan perkreditan yang mendukung sektor-sektor produktif.

Ketiga, Bank Indonesia akan bersinergi dengan Kementerian Keuangan untuk menetapkan kebijakan fiskal dan moneter. BI dan Kementerian Keuangan akan melanjutkan skema burden sharing atau pembagian beban. Kebijakan ini telah diputuskan bersama pada 16 April 2020 dan akan dilanjutkan sampai 31 Desember 2021.

Keempat, BI akan terlibat dalam pembiayaan pembangunan untuk mendukung sektor keuangan. BI akan mendukung pembiayaan jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi, sekuritas, maupun pembiayaan lainnya.

Kelima, Bank Indonesia akan mendukung ekonomi keuangan digital. Ekonomi digital digadang-gadang bisa mengakselerasi pertumbuhan keuangan melalui kegiatan transaksi elektronik di e-commerce hingga bank digital. BI akan menyambungkan digital banking atau fintech melalui interlink untuk kedua layanan.

(Dikutip dari : https://www.bi.go.id/id/

Kebijakan kelima sejalan dengan peluang yang terus tumbuh, seperti yang dijelaskan pada poin peluang ketiga. 

3. Pengguna internet di Indonesia yang terus bertumbuh. Di masa pandemi ini, preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap penggunaan platform dan instrumen digital semakin meningkat.

Percepatan transformasi digital di masyarakat merupakan sebuah peluang besar yang harus segera kita tangkap. Kini, tidak ada lagi alasan untuk tidak melibatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

Hampir sebagian besar aktivitas keseharian kita selalu melibatkan teknologi digital. Teknologi digital telah hadir di setiap sendi kehidupan, baik untuk individu maupun korporasi. Apalagi dengan kondisi nirkontak seperti saat ini. Untuk bisa bersinergi dengan orang lain dalam hal pembelajaran, bekerja, berbisnis, dan komunikasi kita membutuhkan perantara teknologi digital. 

Dukungan digitalisasi pembayaran terhadap pemulihan ekonomi nasional juga sudah dilakukan BI melalui perluasan akseptasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), khususnya kepada UMKM. 

Pada April 2020, Bank Indonesia menetapkan penyesuaian atas Merchant Discount Rate (MDR) QRIS menjadi 0% khusus untuk merchant dengan kategori Usaha Mikro (UMI), berlaku mulai 1 April 2020 dan diperpanjang hingga 31 Maret 2021.

Kebijakan Penerapan MDR QRIS
Sumber Gambar : Twitter : @bank_indonesia


Selain mendorong digitalisasi UMKM, kebijakan harga khusus untuk merchant UMI ini juga sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Dengan begitu akan makin banyak UMKM yang memproduki barang-barang buatan lokal yang memanfaatkan QRIS sebagai alat pembayaran. 

Melalui QRIS, digitalisasi UMKM dapat dipercepat sehingga mendukung inklusi ekonomi dan keuangan secara nasional, termasuk ketersediaan data UMKM yang selama ini menjadi salah satu kendala dalam pengembangan UMKM.

Perluasan akseptasi QRIS juga terus dilakukan melalui inovasi fitur dan edukasi kepada pengguna, merchant, pedagang, dan UMKM. 

Saat ini juga mulai diperkenalkan fitur pembayaran jarak jauh, yakni QRIS Tanpa Tatap Muka (QRIS TTM). 

Dengan Peluang-Peluang Tersebut, Langkah Apa Yang Bisa Dilakukan Agar Dapat Menjadi Bagian Dari Sinergi Dan Optimisme Pemulihan Ekonomi Indonesia? 

Langkah Apa Yang Bisa Dilakukan Agar Dapat Menjadi Bagian Dari Sinergi Dan Optimisme Pemulihan Ekonomi Indonesia?


1. Cermat menangkap peluang usaha dan mau melakukan inovasi. 

Terlepas dari masih lesunya beberapa sektor bisnis di tanah air, namun sejumlah bisnis atau bidang usaha akan memiliki peluang dan prospek untuk berkembang di tengah pandemi. 

Misalnya jika dikaitkan dengan upaya orang-orang untuk menjaga imunitas, maka bisnis kuliner sehat memiliki peluang untuk berkembang. Selain itu, hal-hal yang berhubungan dengan membantu kesejahteraan dan kesehatan mental juga akan terbuka peluangnya karena orang-orang di masa pandemi lebih rentan stres dan cemas. Contohnya, usaha di bidang salon atau spa yang bisa melakukan layanan ke rumah. 

Bisnis tanaman dan interior rumah juga masih akan berkembang karena rumah masih menjadi pusat aktivitas sehari-hari. 

2. Menghidupkan perekonomian dengan prinsip kolaborasi.

Di masa-masa seperti sekarang kita tidak bisa bergerak sendiri. Kita harus mengkolaborasikan keahlian yang kita miliki, misalnya dengan keterbatasan pihak lain yang terjadi karena faktor situasi. 

Contohnya, para petani di pelosok saat pandemi ini mungkin kesulitan untuk memasarkan hasil taninya, sementara kita yang sudah memahai cara pemasaran digital bisa berkolaborasi dengan mereka untuk membantu memasarkan produk pertaniannya. 

3. Membeli, menggunakan, dan bangga terhadap produk-produk buatan nasional. 

Mulai sekarang, kita harus mau mencari tahu apa produk khas dari masing-masing daerah dan mencoba produk tersebut karena tak kenal maka tak sayang. 

Sebisa mungkin sebelum membeli produk asing, kita utamakan terlebih dahulu mencoba versi lokalnya.

4. Menghidupkan pasar tradisional dengan menggunakan aplikasi belanja online.

Saat ini, sudah cukup banyak aplikasi belanja online yang menjual komoditi dari pasar-pasar tradisional. 

Jika kita berbelanja melalui aplikasi tersebut, maka kita ikut menggerakkan roda perekonomian, membantu pedagang pasar tetap survive, dan memberi pemasukan bagi kurirnya. 

5. Menggunakan QRIS untuk membantu peningkatan transaksi digital dalam masyarakat. 

Qris cara bayar kekinian
Kredit foto : Twitter @bank_indonesia


Salah satu indikator kinerja utama yang ingin dicapai BI di tahun 2021 adalah peningkatan transaksi digital dalam masyarakat menjadi minimal 1,40 x PDB ( Produk Domestik Bruto) 

QRIS merupakan singkatan dari Quick Response Indonesia Standard

QRIS merupakan QR Code yang sudah dirancang mengikuti standar nasional Indonesia. 

Standar Nasional QR Code ini diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sejak 17 Agustus 2019 lalu.

QRIS hadir sebagai solusi transaksi pembayaran online yang semakin beragam.  

Sebelum adanya QRIS, tiap-tiap aplikasi pembayaran digital di Indonesia memiliki QR Code-nya sendiri. Contohnya, jika ada 10 aplikasi pembayaran digital yang sering kita gunakan di ponsel maka harus ada 10 jenis QR Code yang berbeda.

QRIS memungkinkan satu QR Code bisa digunakan untuk berbagai aplikasi pembayaran digital yang tersedia di Indonesia.

Dengan menggunakan QRIS sebenarnya banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan, baik ketika kita menjadi konsumen, maupun sebagai pedagang, merchant, atau pun UMKM. 

Berikut ini adalah infografis dari manfaat QRIS untuk pedagang, pembeli, dan pelaku UMKM : 

Berikut ini adalah infografis dari manfaat QRIS untuk pedagang, pembeli, dan pelaku UMKM :



Dari paparan yang telah dituturkan di atas, kita bisa mencermati bahwa pemulihan dan kemajuan ekonomi nasional merupakan hasil dari sinergi antara berbagai pihak, termasuk kita sebagai masyarakat. 

Seringkali kita berpikir bahwa pemerintahlah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada kemajuan ekonomi, padahal kita juga merupakan jentera yang turut menggerakkan roda perekonomian. 

Oleh karena itu, sikap optimistis dan hasrat untuk berkontribusi bagi negeri harus selalu ditumbuhkan.

Semoga dengan menyadari peran sebagai jentera kecil itu, kita bisa mulai berkontribusi dengan memanfaatkan jentera besar_yaitu teknologi digital_yang sudah disiapkan untuk mempercepat perputaran roda ekonomi, salah satunya dengan ikut mendorong pergerakannya melalui pemanfaatan transaksi digital. 


Referensi tulisan : 
https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20210111123200-25-214993/gerakan-nasional-bangga-buatan-indonesia-2021-diluncurkan/
https://bisnis.tempo.co/amp/1416705/5-kebijakan-bank-indonesia-untuk-dukung-pemulihan-ekonomi-2021
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/Tinjauan-Kebijakan-Moneter-Januari-2021.aspx
https://m.medcom.id/ekonomi/mikro/ybJVA8Bb-bi-sokong-perkembangan-ekonomi-digital
http://lipi.go.id/siaranpress/refleksi-ekonomi-indonesia-di-masa-pandemi-2020-dan-upaya-pemulihan-ekonomi-2021/22293
https://www.brama-sole.com/2019/10/memahami-milenial-pelaku-cashlesls-society-di-era-leisure-economy.html 




22 comments:

  1. QRIS terobosan yg amat brilian dari BI ya mba.

    Sungguh membantu masyarakat untuk transaksi yg kian mudah, aman dan menyenangkan.

    Makasiii insight-nya ya mba

    ReplyDelete
  2. akutuh jadi makin lebih sering membeli produk UMKM apa aja, minimal makanan atau minuman karena bisa membantu perekonomian Indonesia ya, apalagi sekarang ada aplikasi qRIS ini

    ReplyDelete
  3. Sulitnya kondisi selama pandemi ini memang akhirnya membuat orang dipaksa untuk belajar melihat peluang dan menjadikannya ladang untuk berkarya. Para pemilik UMKM juga lambat laun makin membaik dalam mengambil keputusan untuk berjalannya usaha. Kolaborasi yang tepat jadi kunci untuk menembus berbagai market yang selama ini mungkin belum disadari, padahal bisa jadi market tersebut potensial untuk produk tertentu.

    ReplyDelete
  4. Memang betul, untuk meningkatkan perekonomian sayarakat Indonesia zaman sekarang tak terlepas dari kemajuan teknologi. Sekarang segala sesuatunya serba digital dan kreatif. Jika tidak, maka usaha kita bisa tergerus oleh kompetitor.

    ReplyDelete
  5. Nah, pandemi ini justru aku lebih banyak jajan produk mentemen sendiri, setidaknya semoga membantu memulihkan perekonomian para UMKM di Indonesia.
    Salut sama mereka dan salut makan atau menggunakan produk2 lokal.
    Semoga saja Indonesia pulih kembali asalkan bisa bersinergi satu sama lainnya ya Nia.

    ReplyDelete
  6. Berarti apa yang saya kerjakan sudah bener ya. Kan saya menggunakan aplikasi belanja online untuk belanja sayur dan kebutuhan dapur sehari-hari :)

    ReplyDelete
  7. UMKM sekarang ini memang menjadi tombak pemulihan perekonomian Indonesia, keren ya ini programnya sekarang ada Qris yang mempermudah para pelaku umkm.

    ReplyDelete
  8. Benar banget Mbak, manusia adalah makhluk yang paling cepat beradaptasi dengan situasi lingkungan. Sekalipun sudah lama aktif di sosial media seperti blog, hanya baru-baru ini saya tertarik belajar tentang reksadana. Membuka mata bahwa nyimpen duit dengan bertumbuh tuh gak cuma deposito tapi bisa juga ke reksadana :)

    ReplyDelete
  9. Iya masa pandemi ini kita dipaksa untuk kreatif ya melihat peluang, memanfaatkan ilmu yang kita miliki untuk mendapatkan penghasilan...

    ReplyDelete
  10. Sekarang semua serba digital, apalagi kondisi pandemi seperti sekarang ini, orang lebih banyak yang berbelanja secara online. Adanya pembayaran QRIS sangat mempermudah transaksi, menguntungkan penjual dan pembeli karena praktis ya.

    ReplyDelete
  11. kerasa banget efek pandemi banyak memukul perekonomian rakyat.
    perlahan skr kita mulai bangkit lagi. semoga semakin membaik seiring pandemi yg lekas hilang

    ReplyDelete
  12. Bagus dan lebih praktis ya dengan adanya qris... Tapi selama saya jajan di masa pandemi ini, belum nemu umkm yang memanfaatkan qris...

    ReplyDelete
  13. Pukulan pandemi luar biasa ya. Dan emang butuh langkah inovatif juga super cermat. Salah melangkah babak belur. Solusi QRIS untuk transaksi setidaknya membantu mempermudah.

    ReplyDelete
  14. Ekonomi dimana pun memang sedang merosot sejak pandemik ini ya. Semua lari ke platform digital. Adanya QRis ini membantu banget memang yaa..

    ReplyDelete
  15. Hikmah dari pandemi ini sekarang banyak emak yang melek digital ya, Mbak. Kini belanja pun secara online supaya bisa tetap sehat dan mencegah penyebaran virus.
    UMKM yang kreatif dan inovatif serta bisa memanfaatkan teknologi pastinya akan bisa terus bertahan di tengah pandemi.

    ReplyDelete
  16. QRIS ini ngebantu banget karena gak butuh lagi bermacam aplikasi pembayaran. Cukup dengan satu aplikasi bisa untuk belanja online ya. Pandemi juga mengajarkan orang survive dengan menemukan usaha baru seperti bikin masker

    ReplyDelete
  17. UMKM kini semakin berdaya denganbekerjasama berbagai pelaku bisnis ekonomi secara digital.
    Semoga semakin meluaskan jaringan, sehingga usaha juiga semakin melaju.

    ReplyDelete
  18. rakyat indonesia emang mesti kompak ya mak, biar bisa segera pulih lagi ekonomi indonesia yaaaa.. Semoga deh ya, kita semua bisa bahu membahu bersama untuk memulihkan ekonomi yaaaa

    ReplyDelete
  19. AKu berharap QRIS ini bisa lebih massif lagi disosialisasikan di daerah. Karena ditempatku masih banyak banget penjual dan pengusaha UMKM yang belum mengaplikasikan qris sebagai metode pembayaran. Masih lebih suka bayar pakai cash. Padahal kalau ini diterapkan pasti bisa sangat membantu

    ReplyDelete
  20. sayangnya di daerah belum bisa menerapkan sistem QRIS ini apalagi kalau berbelanja di pasar tradisional. perlu sosialisasi lebih lanjut ttg QRIS

    ReplyDelete
  21. Semoga ekonomi kita lekas pulih dan semuanya stabil dan mampu bangkit kembali dengan cepat , aamiinn

    ReplyDelete
  22. sekarang jualan makanan di depot daerahku juga bisa qris jadi enak ngelink ke digital wallet lebih mudah pembayaran ukm kecil pun jadi keren yak pembayarannya

    ReplyDelete

Powered by Blogger.