Self Healing Dengan Journaling Bareng Hibrkraft
Self Healing Dengan Journaling Bareng Hibrkraft. Hari-hari belakangan kemarin memang terasa berat, gelombang kedua pandemi sempat menyapa. Jauh sebelum itu, sempat ditinggalkan juga oleh orangtua tersayang. Awalnya nggak terlalu banyak menutut diri sendiri untuk sepenuhnya sembuh dari rasa duka. Bagaimana pun rasa itu pasti akan menjadi warna yang akan terus ada di hari-hari ke depan. Warna baru yang belum bernama dari sederet palet warna kehidupan. Kemudian, ketika rasanya mulai butuh katarsis untuk menyalurkan rasa, saya menemukan bahwa kembali menulis jurnal bisa menjadi sarana self healing.
Kali ini, pengin memulai journaling tapi nggak cuma dengan aktivitas menulis saja. Beberapa tahun lalu, saya suka sekali membuat sketsa dan lukisan cat air. Kalau buka-buka lagi tulisan lama di blog ini, bakal menemukan juga jejaknya.
Entah gimana, pokoknya meski ditinggalkan, aktivitas berbau seni seperti melukis dan gambar-gambar nggak bisa sepenuhnya ditinggalkan begitu saja dari hidup saya. Pada satu titik, ada saatnya ingin kembali ke momen itu. Momen tenang, dimana saya bisa berhadapan dengan palet warna dan selembar kertas.
Namun, sadar saya juga nggak jago bikin sktesa, makanya memadukannya dengan tulisan-tulisan. Dan ketika dorongan kreatif itu muncul dan terasa mendesak, saya tahu harus segera mencari media untuk menuangkannya.
Saya ingin sebuah media yang compact, bisa dibawa-bawa, sampulnya bagus dan kuat, dan bisa disimpan sebagai memorabilia, kenangan bahwa pada suatu masa, saya sempat melewati momen ini dan menyembuhkan kedukaan dengan aktivitas journaling.
Benda macam apa ya, yang cocok untuk itu?
Notes Estetik Dari Hibrkraft
Hibrkraft itu sendiri adalah UMKM yang bergerak terutama di bidang pembuatan jurnal / agenda kulit dan paket branding / merchandise yang berdiri sejak Tahun 2013.
Hibrkraft merupakan usaha lokal yang didirikan Ibrahim Anwar dan berlokasi Bojonggede, Bogor. Hibrkraft fokus mengerjakan merchandise terutama jurnal atau agenda dan produk lain seperti pouch, totebag, dan gantungan kunci untuk personal maupun lembaga. Selain melayani pasar lokal, customer hibrkraft ternyata juga berasal dari luar negeri.
Salah satu produk Hibrkraft yang saya suka adalah yang memakai teknik Midori dalam sistem binding kertasnya.
Hibrkraft itu sendiri adalah UMKM yang bergerak terutama di bidang pembuatan jurnal / agenda kulit dan paket branding / merchandise yang berdiri sejak Tahun 2013.
Pernah tahu teknik Midori dari Jepang? Jadi, ini semacam sebuah buku yang ada cover-nya, tapi bagian isinya itu bisa di-refill sesuai kebutuhan dan kemudian diikat jadi satu.
Nah, saya pengin itu punya notes model begitu. Biar apa? Biar cover-nya, everlasting tapi kalau isinya habis bisa diisi ulang dan tetap terpakai. Seringnya kan kita jadi semacam 'nyampah' buku tulis karena isinya udah penuh.
Setelah masa pencarian, akhirnya dipertemukan dengan
![]() |
| Semua foto milik @nianurdiansyah watermark brama-sole adalah watermark dari nama domain blog lama yang sudah tidak bisa digunakan |
Langsung jatuh hati melihat sampul berbahan kulit asli yang simpel di-binding dengan tali, dan kertas bagian dalam berwarna coklat yang estetik. Pas banget sama keinginan saya.
Saya pandang-pandangi, kok speknya cocok ya buat jurnal yang bisa masuk ke tas, dibawa-bawa traveling sampai keluar negeri. Afirmasi keliling dunia bawa notes-nya Hibrkraft.
Cek-cek kelebihannya :
1. Covernya menggunakan genuine leather (kulit asli) dan bisa di-refill (diisi ulang) jika isinya sudah habis bisa ganti yang baru, dikasih dua refill kertas juga. Nah, pilihan yang ramah lingkungan nih.
2. Ada penutup karet (horizontal rubber cord closure) yang bisa mengikat isi di dalamnya. Siapa yang suka selip-selipin barang kenangan kayak tiket, dll di dalam jurnal, nih pakai notes ini bakal lebih terjaga.
3. Sistem penjilidan bergaya Midori seperti yang saya jelaskan di atas. Ukurannya 15x10 cm, 32 lembar, beratnya nggak sampai 1 kg dan jenis isi kertasnya menggunakan brownpaper. Brownpaper ini menurut saya bisa multiguna, kalau mau gambar pakai cat air, daya serapnya lumayan juga.
4. Hibrkraft Trevi masuknya ke buku catatan custom. Jadi kita bisa pesan mau ditambahkan apa di buku notes kita. Dan mau upgrade ukuran lebih besar juga bisa.
Nah, dengan semua kelebihan tadi, harga notesnya juga cukup terjangkau, apalagi untuk produk lokal handmade. Dengan pakai produk Hibrkraft kita juga sekaligus mendukung produk lokal dan UMKM nih.
Ini beberapa hasil nge-jurnal bareng Hibrkraft yang saya dokumentasikan, sekaligus apa saja yang saya lakukan untuk memunculkan hormon kebahagiaan dalam rangka self healing.
Tulisan ini adalah update terbaru di tahun 2025. Jadi setelah berkenalan dengan cover jurnal dari Hibrkraft, rasanya makin tertarik untuk menulis jurnal dengan teknik Midori.
Teknik Midori
Apa sih, teknik Midori itu. Meski di tulisan sebelumnya saya sudah sempat membahas sedikit mengenai teknik Midori, tapi untuk menyegarkan kembali, nggak apa-apa kita bahas lagi ya.
Teknik Midori dalam journaling sebenarnya merujuk pada penggunaan Midori Traveler's Notebook (sekarang dikenal sebagai TRAVELER'S notebook) sebagai sistem penjurnalan yang fleksibel dan dapat disesuaikan.
Teknik ini bukan tentang gaya penulisan tertentu, melainkan tentang penggunaan format buku catatan yang unik, yang memungkinkan penggunanya untuk dengan mudah menambah, menghapus, atau menukar sisipan (refill) buku catatan yang berbeda-beda di dalam satu sampul kulit yang sama.
Fitur utama dari sistem Midori meliputi:
1. Sampul Kulit yang Tahan Lama:
Sampul utama terbuat dari kulit berkualitas tinggi yang menjadi lebih baik seiring usia dan penggunaan.
2. Sistem Elastis: Penggunaan tali elastis berfungsi untuk menahan sisipan buku catatan di tempatnya dan juga sebagai penutup buku.
3. Sisipan yang Dapat Ditukar: Pengguna dapat memilih berbagai jenis sisipan, seperti kertas bergaris, kosong, berpetak (grid), atau bahkan kalender mingguan/bulanan, dan mengaturnya sesuai kebutuhan mereka.
4. Fleksibilitas: Sistem ini memungkinkan personalisasi yang tinggi, di mana satu buku dapat berfungsi sebagai perencana, buku sketsa, dan jurnal harian secara bersamaan.
Setelah mencoba menggunakan cover jurnal dengan ukuran traveler's atau ukuran paspor, jadi pengin mencoba ukuran yang lebih besar, yaitu ukuran A5.
Sebagai percobaan saya mencoba membeli sampul jurnal dari salah satu olshop yang cukup membantu sampai beberapa bulan awal.
Sayangnya, ada bagian lubang besi di bagian karet elastis depannya yang bikin bagian sampul kulitnya mudah tergores dan rusak. Saya jadi pengin ganti sampul, tapi kali ini pengin yang berbahan kulit asli.
Pas banget, waktu bawa sampul jurnal yang lama di acara Komunitas Belajar Kelompok, saya bertemu salah satu teman seorang artisan kulit yang membuat tas, sepatu, dompet, sampai aksesoris berbahan kulit asli. Dia bersedia mereparasi cover jurnal saya dan menggantinya dengan yang berbahan kulit.
Proses reparasinya berjalan singkat banget. Saya memilih warna coklat biar kesan vintage-nya dapat. Dan akhirnya, voila jadi juga sampul jurnal saya.
Bagian dalamnya saya isi dengan buku atau notes yang menerapkan teknik to do list sesuai cara kerja otak, jadi memudahkan kalau mau melakukan brain dump sampai membuat to do list.
Setelah punya cover jurnal dengan bahan kulit asli, jadi makin rajin eksperimen kira-kira buku apa yang paling pas masuk ke dalam cover jurnal ini.
Pengin juga sih, punya cover jurnal dari Louise Carmen, tapi untuk sekarang cover jurnal dari Vale Leather ini udah cukup memadai.
Suatu saat pengin upgrade ke Louise Carmen yang versi lebih lebar dan ada selipan untuk menaruh id card atau kartu-kartu. Yang juga menarik dari Louise Carmen ini, kalau datang langsung ke tokonya bisa milih warna kulit, tali elastis dan juga charms-nya.
Oke, cover jurnal dari Louise Carmen ini kita masukin ke wishlists dulu ya. Next, kita bakal bahas isi bagian dalam dari jurnalnya.




















No comments