Kriya, Karya, Tangan Kita & Penyembuhan Diri

Kriya, Karya, Tangan Kita & Penyembuhan Diri

Kadang, ketika kita merasakan luka batin atau sakit hati, rasanya sulit sekali untuk melupakannya. Pikiran kita terus memutar ulang kejadian yang membuat kita terluka, dan semakin lama kita pikirkan, semakin berat rasanya. Namun, ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk membantu diri kita sembuh, yaitu dengan menggunakan tangan kita.

Tangan sebenarnya adalah alat yang sangat kuat, bukan hanya untuk melakukan hal-hal fisik, tapi juga untuk menyentuh jiwa. 

Saat bergerak dengan tangan, secara tidak langsung kita mulai menyalurkan energi dari dalam diri.

Dari kecil kita belajar tentang dunia ini dengan sentuhan tangan, sensory learning. Begitu juga ketika kita dewasa, sentuhan tangan punya kekuatan khusus. 

Lihat bagaimana, tangan orang yang sudah tua, dari keriput dan guratan-guratannya, kita bisa tahu banyak tentang hidup yang mereka jalani. Semuanya tercatat di sana. 

Begitu pula dengan tanganmu: semua hal yang kita buat dengan tangan, sebenarnya juga dibuat dengan hati. Karena tangan dan hati itu terhubung.

Ada tulisan menarik yang saya simpan dari Elena Bernabe yang dibagikan dan diterjemahkan oleh Takiruna. 

“Grandma, how do you cope with pain?”

“With your hands, honey. If you do it with your mind instead of relieving the pain, it toughens even harder.”

“With your hands grandma?”

“Yes, our hands are the antennae of our soul. If you move them; knitting, cooking, painting, playing or sinking them into the ground, you send care signs to the deepest part of you and your soul lights up because you’re paying attention to it. Then signs of pain will no longer be necessary.”

“Hands are really that important?”

“Yes my daughter. Think of babies: they start to know the world through the touch of their hands. If you look at the hands of old people, they tell you more about their life then any body part. Everything that is done by hand is said to be done with the heart. Because it’s really like this: hands and heart are connected. Masseurs know well: when they touch someone with their hands, they create a deep connection. It is precisely from this connection that healing comes. Think of lovers: when they touch their hands, they make love in a more sublime way.”

“My hands grandma.... how long I haven’t used them like this!”

“Move them, my love. Begin to create with them and everything within you will begin to move. The pain will not pass away. And instead what you do with them will become the most beautiful masterpiece and it won’t hurt anymore. Because you have been able to transform its essence.”

“Tangan kita adalah antena jiwa kita,” kata nenek dalam cerita itu. Tangan bukan hanya alat fisik, tapi juga menjadi jalan untuk menghubungkan hati dan jiwa. 

Ketika kita mulai menggerakan tangan—entah itu menggambar, menulis, memasak, merajut atau berkebun—secara tidak langsung kita sedang merawat bagian terdalam dari diri kita.

Ketika melakukan sesuatu dengan tangan, “jiwa kita menyala karena memperhatikannya,” dan seiring waktu, sinyal rasa sakit yang dirasakan mulai menghilang. 

Ini bukan berarti sakit hati itu langsung hilang begitu saja, tapi kita mulai mentransformasikannya menjadi sesuatu yang berarti.

Coba bayangkan, saat memberikan sentuhan kepada orang lain, misalnya memeluk atau menyentuh tangan orang yang kita sayang, ada hubungan yang tercipta di situ. Hubungan yang nggak hanya fisik, tapi juga emosional. 

Inilah alasan kenapa banyak orang bilang bahwa menyentuh dengan tangan bisa menyembuhkan, seperti seorang terapis atau tukang pijat yang bisa membantu orang lain merasa lebih baik hanya dengan sentuhan.

Jadi, ketika merasa sakit atau terluka secara batin, mulailah bergerak dengan tanganmu. Mulai buat sesuatu. Bisa melukis, menulis lagu, membuat kerajinan, atau bahkan sekadar merapikan kamar. 

Dengan melakukan itu, sebenarnya kita sedang mengubah rasa sakit menjadi sesuatu yang lebih indah dan memiliki makna. 

Perlahan-lahan, kita akan merasakan bahwa luka kita tidak hilang begitu saja, tapi berubah menjadi sebuah karya yang menyimpan cerita, kekuatan, dan keindahan.

Tanganmu adalah alat penyembuh.
Mencoba Melukis dengan AI, dengan memasukkan prompt dari artikel ini

“Gerakkan tanganmu. Mulailah menciptakan sesuatu, dan segala sesuatu di dalam dirimu akan mulai bergerak.”

Tanganmu adalah alat penyembuh. Dengan menciptakan sesuatu, kamu memberi perhatian pada dirimu sendiri, pada jiwamu yang terluka. Dan itulah awal dari penyembuhan yang sejati.

Beberapa hal yang saya lakukan untuk self-healing dengan media tangan : 

Pertama, Melukis. Sebenarnya ini hobi lama yang sudah sangat jarang dilakukan. Tema-tema lukisan landscape atau botanical jadi salah satu tema favorit untuk melepaskan stress. Baru-baru ini mencoba membangkitkan kembali hobi ini dengan ikut kelas melukis bersama Woman Painter Community Semarang.

Kelas melukis landscape bareng Wopanco
Belajar Melukis Landscape bersama teman-teman Wopanco Semarang 

Workshop Lukis Landscape
Hasil belajar melukis landscape dengan Tutor Kak Erni Louw yang tergabung dalam @wopanco.indonesia

Rasanya puas banget bisa duduk menyelesaikan lukisan ini sampai selesai. Kadang bukan soal bagus atau tidak hasilnya, tapi lebih kepada keberhasilan kita untuk menyelesaikan sesuatu sampai akhir dan menikmati prosesnya. 

Proses mengusapkan kuas ke kanvas ini meditatif sekali. Sampai rasanya waktu mengalir tanpa kita memikirkan sesuatu yang membuat resah. 

Jadi, bagaimana tangan yang bergerak bisa menyembuhkan? Apakah karena kita melihat hasil dari karya yang dibuat oleh tangan? 

Ternyata hasil bukanlah segalanya, tetapi bagaimana kita menikmati proses membuat sesuatu sehingga kesadaran diri dapat hadir penuh sadar utuh di sini dan saat ini. Kehadiran kesadaran itulah yang membuat kita terhubung dengan diri sendiri. 

Salah satu cara untuk 'sembuh' adalah sadar diri, sadar napas, sadar bahwa ada sesuatu yang luput kita peluk, luput kita proses. 

Selain mengikuti workshop melukis, saya juga mengajar kelas Neurographic Art untuk salah satu bentuk Mindfulness Therapy. Detail tentang Neurographic Art kita bahas di artikel terpisah ya. 

Ini gambaran kelas mindfulness : Neurographic Art yang saya pandu bersama RekaLoka selaku penyelenggara. 

Neurographic Art Class bersama Rekaloka

Mbaa, tapi saya nggak kreatif lho orangnya. Saya nggak bisa bebikinan. Ada sebagian yang merasa seperti ini. 

Tapi tahu nggak, tangan kita itu pasti bisa melakukan sesuatu yang menyembuhkan diri sendiri. 

Nggak bisa gambar? Mungkin kamu mahir merajut, menjahit, memasak, menghias sesuatu. 

Gimana caranya tahu kita bisa apa, tangan kita bisa apa? Coba sesekali berkumpul sama orang-orang kreatif yang suka berkarya atau bercerita dengan karyanya. Kamu pasti bakal menemukan apa yang kamu sukai dan bisa lakukan. 

Seperti di Semarang ini ada komunitas Belajar Kelompok yang berkumpul di Kafe Tekodeko untuk mengerjakan proyek dari jenamanya masing-masing, bertukar cerita, dan berkreasi bareng. 

Belajar Kelompok di Tekodeko


Jadi, yuk mulai gunakan tanganmu dan lihat keajaiban yang bisa kamu ciptakan!



14 comments:

  1. Betul mbak banyak yang masa tua menghilangkan stress dan kesepian dengan cara melukis dan merajut. Cara menyembuhkan diri sekaligus melatih ingatan. Karena pikiran dan ingatan perlu diasah supaya gak pikun saat tua nanti.

    ReplyDelete
  2. baguuus lukisannya, warnanya seperti galaksi, misterius tapi terasa tenang. Setuju deh dengan setiap sentuhan bisa menyembuhkan, jadi rindu dengan belaian ibu

    ReplyDelete
  3. Tangan juga nantinya jadi saksi di hari akhir ya mbak. Jadi lebih bisa memanfaatkan tangan di jalan positif. Kalau aku udah mulai kaku menulis tangan nih kebanyakan ngetik jadilah skr menulis di Al Quran tulis bukan cuma buat melemaskan tangan tapi mudah-mudahan berpahala

    ReplyDelete
  4. Masya Allah menyentuh sekali mba kata-kata openingnya dan saya sangat setuju bahwa karya dari tangan adalah karya dari hati.. maka banyak praktisi psikologi yang menyarankan untuk menulis tangan atau melukis dll. karena manfaat pada mental sangat baik

    ReplyDelete
  5. Kak lukisanmu keren banget.
    Tanganmu adalah alat penyembuh..wah benar juga ya
    Bikin sesuatu, beri atensi pada diri, pada jiwa yang terluka, adalah awal dari penyembuhan sejati. Berasa dalam banget meresapi ini.
    Makasih sudah berbagi inspirasi Ka

    ReplyDelete
  6. Bener juga, ya. Sekarang saya lagi seneng mewarnai. Apalagi kalau sedang sedih, rasanya bisa lebih tenang dan lupa dengan masalah yang ada ketika mewarnai.

    ReplyDelete
  7. Cakep banget itu hasil belajar lukisnya mak, perpaduan warnanya juga membuat lebih hidup dan memiliki makna terdalam ya.

    ReplyDelete
  8. wah, dimana ya ada komunitas ini di kota ku, pengen banget dulu pas sekolah suka sekali kerajinan, membuat bunga, tangan melukis, kegiatan yang bisa menenangkan

    ReplyDelete
  9. Wah, terima kasih sudah berbagi Mbak. Berkarya untuk healing sudah sering saya dengar. Namun, saya baru tahu konsep yang lebih detail, yakni berkarya menggunakan tangan. Di sini, saya jadi membayangkan ketika tangan kita bergerak, mungkin hanya untuk aktifitas sehari-hari tetapi dengan mindfull.

    Saya pribadi sering mengucap syukur secara khusus untuk bagian-bagian dari tubuh kita. Khusus bagian tangan, beberapa waktu lalu telunjuk kiri saya bengkak karena asam urat. Saat itu, aktifitas saya terganggu gara-gara telunjuk yang sakit itu.

    Tangan yang sehat, bisa untuk berkarya, adalah anugrah.

    ReplyDelete
  10. Seru ini jadi sama-sama saling dukung untuk bareng-bareng kreatif. Jadinya puya ssmangat juang yang sama. Semoga terus berkelanjutan ya komunitas nya dan banyak berdatangan member baru

    ReplyDelete
  11. mengalihkan pikiran negatif dengan menyibukkan diri dengan hobby, bisa diartikan begitu ya mak..mungkin dengan melukis, merajut, menanam bunga dll...

    ReplyDelete
  12. kerajinan seperti ini membantu proses pengenalan diri hingga bisa untuk penyaluran dalam menyembuhkan diri

    ReplyDelete
  13. Betul sekali Mbak. Menggunakan tangan untuk melakukan aktivitas tertentu bisa mengalihkan konsentrasi yg tadinya fokus dengan masalah, kesedihan atau apa pun itu. Melukis, bisa juga nih saya coba, tapi sekarang saya lagi kembali ke kegiatan lama saya., yaitu menjahit. Pakai tangan juga kan?

    ReplyDelete
  14. Aku suka kagum sama tangan-tangan yang "nyeni" atau tangan-tangan dingin ketika menyentuh sesuatu, selalu "jadi".
    Kayak Ibuku yang jago berkebun. Atau orang-orang terdekatku yang ketika megang sesuatu, bisa menjadi sebuah karya seni yang indah dan detail.

    Melalui tulisan ka Nia, aku jadi belajar bahwa karya seni itu bukan hasil. Tapi menikmati prosesnya sampai akhir, ini yang paling deep meaning.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.