Membangkitkan Kembali Semangat Gotong Royong Untuk Indonesia Unggul


Benarkah sikap gotong royong sudah luntur dari karakter masyarakat Indonesia? Bagaimana memaknai kembali sikap gotong royong di era digital dan revolusi industri 4.0 ini? Dalam acara Forum Aksi Pendekar Pancasila di Aula Grahadika Bakti Praja, yang diadakan di Semarang 25 Juli 2019 para peserta mendapatkan pencerahan tentang bagaimana membangkitkan kembali semangat gotong royong untuk Indonesia unggul. 


Presiden pertama kita, Ir.Soekarno pernah menyampaikan bahwa gotong royong merupakan jiwa dan budaya masyarakat Indonesia. 

Jika dulu Koentjaraningrat menjabarkan sikap gotong royong sebagai sikap tolong menolong dan kerja bakti, saat ini gotong royong mungkin telah mengalami pergeseran wujud kegiatannya. 

Aktivitas masyarakat saat ini banyak diarahkan oleh keberadaan teknologi digital sehingga gotong royong yang biasanya kita lihat di kampung perumahan bergeser menjadi aktivitas solidaritas di dunia digital. 

Meski bergeser ke dalam ruang digital, namun nilainya masih sama: ada nilai kebersamaan, persatuan, sukarela, sosialisasi dan tolong-menolong.

Gotong royong di masa lalu, terlihat aktivitas fisiknya, kerumunan orang yang saling bahu-membahu.

Gotong royong di era kekinian terjadi di platform-platform digital, dimana orang-orang memanfaatkan teknologi digital untuk menginisiasi sebuah gerakan sosial yang menghasilkan impact yang lebih luas.
Pada saat acara Forum Aksi Pendekar Pancasila, juga dihadirkan empat narasumber yang masing-masing mewakili dua generasi berbeda.

Prof. Haryono selaku PLT BPIP dan Bapak Sudarsana selaku dosen UNS mewakili generasi yang mengingatkan peserta akan kebijakan-kebijakan nilai gotong royong di masa lampau, juga menekankan pada pentingnya pendidikan karakter untuk membangun bangsa.


Keduanya sama-sama menekankan bahwa pendidikan di era sekarang adalah "Learn how to learn," yaitu bagaimana belajar untuk mempelajari sesuatu bukan hanya menjadikan otak sebagai gudang fakta dan Pancasila bukan sekadar khotbah saja.

Sementara itu, Cindy Gulla dan Mira Sahid menjadi dua narasumber yang memberikan gambaran bagaimana generasi muda dapat mengaplikasikan semangat gotong royong di era digital dan millenial ini.


Keduanya menekankan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif yang dapat mendukung kemajuan individu yang pada akhirnya juga menjadikan bangsa Indonesia unggul dalam hal yang positif.

Cindy Gulla yang juga berkiprah sebagai content creator di Youtube membagikan inspirasi mengenai bagaimana kita bisa membuat gerakan yang melibatkan seluruh orang di dunia dengan bantuan teknologi digital. Misalnya ketika menyuarakan aksi lingkungan untuk menyelamatkan Burung Cendrawasih atau crowdfunding untuk aksi sosial.


Sementara Mira Sahid terus menyebarkan semangat berbagi konten positif di media sosial. Misalnya dengan membuat konten-konten bermanfaat di berbagai bidang. Ia juga menekankan soal "Think" sebelum "Posting" dan "Saring" sebelum "Sharing"

Kiranya dua arahan dari sisi yang berbeda namun memiliki ruh yang sama itu bisa menguatkan kembali semangat gotong royong pada diri kita, dan menjadikan kita lebih semangat menjalani hari-hari sebagai insan yang menjiwai semangat Pendekar Pancasila.

Sekali lagi, ucapkan dengan lantang, siapa kita? Pancasila!

1 comment:

  1. Kalo di Jogja ada istilah Segoro Amarto yang artinya Semangat Gotong Royong Agawe Majuning Ngayogyokarto

    ReplyDelete

Powered by Blogger.