Kiat Masak Hemat Selama Ramadan


Siapa yang mengira kalau Ramadan 1441 H kali ini kita akan dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di momen Ramadan kali ini, dunia sedang diuji dengan adanya pandemi. Lalu bagaimana kiat masak hemat selama Ramadan sekaligus menghadapi momen pandemi seperti sekarang?

Karena adanya pandemi, banyak aktivitas yang tidak dapat dilakukan seperti biasanya. Tidak ada shalat tarawih di masjid, bukber di luar, dan ngabuburit. Belanja kebutuhan masak juga nggak seleluasa biasanya. Nggak bisa tiap hari keluar rumah untuk belanja bahan makanan. 

Selain itu, salah satu kondisi terkini yang terimbas adalah dapur yang harus ngebul terus karena anak-anak sekolah di rumah, kita para ibu jadi harus menyiapkan banyak camilan. Udah mah kesempatan belanjanya terbatas, tapi kudu masak terus. Makanya kira perlu mengatur perihal masak-memasak ini.

Memasak dan baking di saat pandemi begini juga dijadikan cara untuk meredam stres dan kecemasan.

Di masa awal-awal anjuran untuk di rumah saja dicanangkan, lini masa dibanjiri oleh berbagai foto hasil kreasi masakan. Bahkan banyak yang memilih untuk mengunggah hasil masakan ketimbang status yang berkaitan dengan pandemi covid-19. 

Meski begitu ada juga yang bilang untuk tidak membagikan foto-foto makanan sebagai bentuk toleransi bagi yang sedang kesusahan. 

Berbagi foto makanan pun mulai sedikit berkurang lantaran kita memasuki momen Ramadan. Tahan jempol sebentar kenapa sih, begitu komen netizen di luar sana. 

Ya apa pun itu, memasak memang bisa menjadi kegiatan yang terapeutik; meredakan kecemasan lantaran pikiran kita dialihkan untuk mengikuti sebuah proses step by step hingga sampai pada hasil akhir, dan kita melupakan sejenak apa yang membuat cemas. 

Di momen Ramadan memasak juga makin menjadi kegiatan yang spesial karena kita menyiapkan sesuatu untuk momen yang sangat ditunggu, yaitu berbuka puasa. Ada delayed gratification di sana, hingga kegiatan memasak makin memiliki nilai spesial karena ada proses menunggu sesuatu yang sudah diidamkan. 

Meski begitu, nggak jarang lho, ada yang tanpa sadar justru menjadikan memasak ini jadi kegiatan utama saat Ramadan. Akibatnya karena jadi fokus utama, seringnya pengeluaran jadi membengkak di urusan masak-memasak, dan tanpa sadar waktu habis buat masak. 

Sebenarnya memasak untuk berbuka seluruh anggota keluarga juga memiliki nilai pahala, meski begitu kita perlu memenej waktu, energi, dan dana untuk urusan yang satu ini. 

Dulu, saya sering diingatkan oleh Mama kalau esensi puasa bukan hanya soal seseruan masak-masaknya aja. Kalau bisa malah belajar buat masak dan makan yang  sederhana. 

Kalimat itu terekam banget sampe sekarang. Saya selalu bilang sama anak-anak dan suami kalau selama puasa, urusan makannya ya, biasa ajalah kayak hari normal. Masaknya nggak terus harus lebih wah dibanding biasanya. 

Selain untuk hemat dana, juga untuk hemat waktu. Biar seharian nggak uprek aja di dapur, tapi juga bisa melakukan ibadah lainnya selama puasa. 

Sejak memutuskan nggak pakai ART sekitar 7 tahunan lalu, alhamdulillah sudah makin bisa memenej urusan dapur di rumah. Apalagi anak-anak juga udah terbiasa kalau puasa nggak perlu selalu ada takjil macam kolak, dll. Buah potong, jus, atau air putih udah cukup buat berbuka. 

Ini beberapa kiat yang mungkin bisa diterapkan agar masak selama Ramadan lebih hemat waktu dan juga uang. 


1. Selalu buat rencana menu mingguan. 


Menu buka puasa day 1 : tahu isi daging cincang, rolade udang tahu, kol isi udang tahu, sayur bening kelor, sambal dan mangga. Kelor dan mangga ngambil dari hasil kebun di rumah. 

Menu day 2 : mie goreng jawa, tahu isi, kangkung sambal matah, jus jambu biji semangka, buah potong.

Day 3 : ayam goreng upin ipin bumbu balacan, tumis labu siam bengkuang ebi, lalapan sayur (ngga kefoto) buah potong

Day 4 : rolade tenggiri udang, tumis kacang panjang dan teri, lalapan, buah potong.


Dengan bikin oret-oretan rencana masak mingguan, minimal kita sudah punya bayangan selama seminggu itu kita bakal belanja dan menyiapkan apa saja. 

Pada prakteknya memang nggak selalu setiap hari kita masak sesuai yang sudah dirancang, tapi setidaknya saat akan improvisasi kita sudah punya gambaran mau masak apa. Plus bahannya juga udah siap. 

Misalnya, tadinya mau bikin capcay, eh ternyata kok males pengin ganti menu ya, sayuran yang udah terlanjur disiapkan bisa dibuat tumisan atau malah sayur sop. 

2. Lakukan food preparation.


Food prep mingguan (dokpri)


Apa yang bikin waktu masak kita jadi lama? Persiapannya. 

Untuk itu, setelah belanja bahan makanan,  luangkan waktu untuk memilah hasil belanjaan. Apalagi belanja di era pandemi sekarang, jangan sampai hasil belanjaan dari pasar langsung masuk kulkas begitu saja. 

Pertama, biasanya saya langsung eksekusi bahan masakan yang harus segera masuk kulkas. Misalnya daging atau ikan. 

Untuk ayam, ikan, udang atau seafood akan saya cuci ulang lebih dahulu. Cuci dengan air mengalir dulu, kemudian lanjutkan mencuci dengan air yang sudah diberi perasaan jeruk nipis kemudian bilas. 

Saya biasanya sengaja membuat 'sabun khusus' dari kulit jeruk. Cek Ig @little.organic.kitchen kalau mau intip resep bikin cairan pembersih alami yaah. Nah, cairan itu juga bisa dipake buat nyuci buah, sayuran, dan di masa pandemi gini juga saya pake buat bilasan terakhir nyuci ayam, udang, dan ikan. 

Setelah dicuci, tiriskan hingga tidak ada air yang menetes. Untuk ayam atau udang biasanya saya lap dengan lap kain bersih untuk menyerap airnya, baru masuk ke kontainer. Tutup rapat dan masukkan ke chiller. 

Untuk yang akan dibekukan, saya sudah iris-iris dan bungkus per kebutuhan masak. Setelah setengah jam di chiller, baru masuk frezeer untuk yang akan distok lebih dari seminggu. Tapi kalau besok atau lusa sudah mau dimasak tetap di dalam chiller saja. 

Untuk sayuran, karena situasinya khusus di masa pandemi. Saya biasa menganginkan dulu di area teras. 10 menitan kalau dari supermarket, 20 menitan kalau dari pasar. Terutama untuk jenis sayuran berumbi atau yang berkulit kayak terong, kentang, wortel. 

Setelah itu baru dicuci dengan sabun khusus buah dan sayur. Lalu masukkan ke kontainer. Kentang, ubi, labu, saya taruh di keranjang anyaman biar tetep awet. 

Jika sudah ada bayangan mau masak apa, saya biasanya juga menyiangi terlebih dahulu bahan-bahan sayurannya. Atau memotong beberapa bahan sayuran yang menurut jadwal akan dimasak awal. 

3. Masak setengah jadi. 

Ayam ungkep bumbu kuning, tahu rebus,  ayam kampung rebus. 


Ini saya lakukan untuk beberapa bahan makanan, paling sering adalah ayam dan daging. Biasanya saya membuat ayam ungkep untuk masakan setengah jadi. Nanti saat akan makan tinggal goreng. 

Air dari bekas mengungkep ayam juga tidak saya buang melainkan dijadikan bahan masakan lainnya, misalnya jika membuat ayam bumbu kuning, kuahnya saya jadikan opor. 

Begitu pun saat merebus daging, kuahnya bisa jadi kuah sup. Tinggal cemplung bumbu dan bahan lainnya. Kaldu udang juga sama, bisa dijadikan bahan untuk kuah tom yum. 

4. Buat stok makanan beku. 



Selain membuat ayam ungkep, selama Ramadan saya juga menyiapkan stok makanan beku homemade. Biasanya saya membuat otak-otak, rolade, tahu isi, hingga pempek atau bakso tahu. 

Ini praktis banget untuk makan sahur anak-anak. Karena biasanya, saya dan suami lebih sering sahur hanya dengan buah potong saja. 

Pas lagi butuh variasi buat buka puasa, makanan kayak pempek, bakso tahu, dan cireng berfaedah banget buat ngurangin jajan di luaran. 

Untuk menghemat waktu, saat bikin frozen food tersebut biasanya, saya bikin satu adonan dasar dibagi-bagi untuk beberapa jenis. Misalnya bikin otak-otak kan bahannya tenggiri doang, nanti untuk membuat isian siomay dan tahu tinggal tambahkan udang giling, untuk bikin rolade tinggal tambahkan parutan wortel dan daun bawang. Sekali bikin bisa dapat aneka lauk yang bisa dibekukan. 

5. Siapkan bumbu dasar. 



Selain bahan masakan, membuat bumbu juga bisa dibilang makan waktu lumayan lama. Untuk itu, sebelum Ramadan saya terbiasa menyiapkan beberapa bumbu dasar sebagai senjata andalan saat masak. 

Pertama, baceman bawang. Ini bikinnya cuma menggunakan bawang putih kira-kira 150 gram dan kemiri 75 gram. 

Pastikan bawang putih sudah dikupas dan dicuci kemudian ditiriskan sampai kering. Kemiri juga sama, sebelumnya sudah disangrai dulu. 

Haluskan keduanya, masukkan ke wadah lalu tambahkan minyak sayur hingga hasil ulekan terendam, tutup rapat. Diamkan di suhu ruang selama dua hari sebelum bisa digunakan. 

Selanjutnya buat aneka bumbu dasar, mulai dari bumbu dasar putih, kuning, orens, hingga bumbu tumisan. Resepnya sederhana, untuk bumbu dasar putih, saya pakai perbandingan 2:4 untuk baput dan bamer, tambahkan kemiri, juga laos. Ketumbar dan merica sengaja dipisahkan dari bumbu dasar. Biar pas masak saja baru ditambahkan.



Selain itu, saya juga menyiapkan pasta udang dan minyak udang yang jadi andalan kalau pas masaknya sekadar tumis-tumis doang. Baceman bawang dan pasta udang ini bikin masakan jadi ala resto chinese food.

Resep bumbu dasar dan pasta udang nanti saya buat artikel tersendiri yaah.

Dengan menerapkan kiat-kiat tersebut, waktu yang dibutuhkan untuk masak dalam sehari rata-rata satu setengah jam. Sementara bajet yang dikeluarkan untuk belanja seminggu dengan item : 3 jenis prohe (ayam/daging, ikan, udang/cumi), 2 prona (tempe dan tahu), 3 jenis sayuran daun, 2 jenis sayuran umbi atau buah, bumbu, dll kurang lebih Rp. 250.000,- seminggu.

Bajet yang besar biasanya teralokasikan di pembelian buah-buahan, seminggu kurang lebih 150.000-200.000,-. Tapi semua pengeluaran itu jadi lebih hemat karena nggak ada pengeluaran jajan di luar.

Itu tadi lima kiat masak hemat waktu dan dana selama Ramadan. Semoga sharingnya bermanfaat yaap. 

29 comments:

  1. Aku pun selalu bikin list menu setiap minggu, selain bikin belanja jadi lebih terarah dan hemat juga. Kalau di rumahku lebih suka yang rebus dan tumis-tumis, jadi aman deh masaknya.

    ReplyDelete
  2. Kalau dipraktekin bisa menghemat ya.

    Mak, mau nanya ini:

    Untuk yang akan dibekukan, saya sudah iris-iris dan bungkus per kebutuhan masak. Setelah setengah jam di chiller, baru masuk frezeer



    -------- > kenapa tidak langsung masuk freezer?

    ReplyDelete
  3. Mbaaaa, semua ini dikau bikin sendiri? Wahh, luar biasaaa energi dan skill perdapuran kamu
    Aku juga coba food prep biar lebih hemat dan teratur.
    Tapi kalo kayak frozen food dll masih beli di Superindo sih

    ReplyDelete
  4. Widiiiih komplit amat penjelasannya dan foto2 kecenya mbak 😍😍😍😍 Aku ga pernah bikin food preparation loh hehehe. Aku sering ungkeb ayam atau ikan, siapin frozen food, belanjanya buat seminggu. Jadi mayan hemat lah.

    ReplyDelete
  5. 'sabun khusus' dari kulit jeruk... menariiique

    ReplyDelete
  6. wiihh menariiiik. ntar tengok IG ah buat liat sabun khususnya. slama ini saya cuman pake sabun cuci piring yg skaliam isa buat buah sayur aja..

    ReplyDelete
  7. Komplit ya menu serta bumbu-bumbu buat masak. Jadi enggak bolak balik ke pasar di kondisi pandemi gini.

    ReplyDelete
  8. wah kok aku gak kepikiran nyetok bumbu yang dihaluskan ya,,, kalo food prep sayur dan lauk sih udah aku lakuin tapi kalo bumbu ya on the spot pas mau masak, kalau dipikir emang lumayan nguras waktu sih,, kupas cuci terus halusin dan buang2 listrik jatohnya blender mulu karena aku paling males ngulek kecuali sambel,, thank you inspirasinya

    ReplyDelete
  9. Ohhh kudu dibikin menu buat seminggu ya? Nah itu agak susah nih buat aku. Karena si bos kecil kadang suka punya request dadakan. Misal udah sepakat masak sop besok, tau2 paginya malah minta semur. gmn ya?

    ReplyDelete
  10. Keren banger mba food prep nya. Aku gak sedetail itu :)
    Dan emang iya sih kudu dibikin menu buat seminggu ya buat supaya kita terlisting mau masak apa, gak lack of ide juga, plus bisa menghemat juga ya.
    Aku harus sering latihan buat food prep kayaknya buat management dapur. Soalnya aku suka kehabisan ide ternyata salahku gak bikin menu selama seminggu ya.

    Makasih sharingnya mba. Nanti akan mampir kesini lagi buat latihan :)

    ReplyDelete
  11. Wuiih sampai ke bumbu jadi pun disiapkan ya. Memang masak itu paling malesnya adalah food preparationnya. Xixixi.. tapi seneng jadi terencana masaknya dan ga boros.

    ReplyDelete
  12. Si mba memang ratu dapur euy!
    Salut akutu.
    Aku belum pernah buat food preparation.
    Seringnya on the spot saja.
    Menunya juga sederhana, rebus dan tumis dengan variasi sedikit-sedikit, hihihi.

    ReplyDelete
  13. Sejak pandemi ini aku belanja bahan masakan satu minggu sekali, Justru saatnya melatih untuk nerhemat nih, ternyata bisa. Masak sendiri lebih hemat apalagi ada 3 orang cowo di rumah yang makannya banyak hehehe. Cape, kadang bosen, tapi Alhamdulillah suamiku kadang gantian yang masak

    ReplyDelete
  14. Mbaaak keren banget sih. Bikin food preparationnya. Jadi bikin rajin masak yaa. Itu makanan beku juga bikin sendiri? Telaten bangeet. Kalau masak sendiri emang lebih irit yaa..bisa macam-macam pula lauknya. Saya sering beli daripada masaknya.

    ReplyDelete
  15. Sehari-hari di luar puasa aku juga udah menerapkan kayak gini Mba. Jd butuh banyak wadah kayak dusdusan itu buat nyimpan bahan baku untuk jatah sepekan. Maklum sepekan sekali belanja. Dan itu emang hrmat dan terukur

    ReplyDelete
  16. Tipsnya ok nih mba, makasih sharingnya. Aku yang belum dilakukan bikin bumbu dasar. Mau blenderin bumbu suka kelupaan terus hehe

    ReplyDelete
  17. betul banget mba..kalau masak mulai dari scratch agak lama selesainya dan bisa bikin kita stress yaa hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaah bukannya happy malah jadi keringetan dan capek berdiri

      Delete
  18. Aku kalau bikin rencana masak mingguan itu sering gagal. Tapi kalau nyiapin bumbu dasar itu memang terbukti banget. Jadi utk hemat, aku seringnya masak yang simple-simple aja.

    ReplyDelete
  19. Bikin rencana masak mingguan, perlu banget nih. Biar catatan belanja mingguannya juga rapi dan jelas. Selain itu pengeluarannya juga bisa tercatat dengan rapi.

    ReplyDelete
  20. Cara seperti di atas, selain hemat waktu saat memasak, juga bisa lebih hemat belanjanya ya. Cocok buat persiapan sahur yang terkadang bangunnya kesiangan. Makasih Mbak sharingnya.

    ReplyDelete
  21. Aku suka banget tips menyederhanakan proses memasak ini mba. Bener2 mengehemat waktu. Setelah 5 th menikah, baru kali ini aku beneran bisa praktik hal ini. Mba ditunggu resep baceman bawangnya & pasta udang ya

    ReplyDelete
  22. Jadi keingetan buat belanja mingguan ke pasar karena biasanya keperluan makan kami dibeli untuk mingguan.

    ReplyDelete
  23. Nah bikin bumbu dasar atau baceman ini aku yang belum sempat- sempat. Jadi tiap hari ngulek mulu kerjaannya. Capek dan bosen juga deh, kadang cuma ngulek baput 2 siung, cobeknya gede amat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heehehe, aku malah pake cobek kecil, kadang nguleknya jadi tumpah2 krn kekecilan

      Delete
  24. Bener mbak, masak itu paling lama menyiapkannya ya, ya bersihkan sayuran, ngulek bumbu dan segala.teteh bengeknya. Kalau udah dihaluskan jadinya cepet yaa.

    Kira kira berapa hari bumbu yang sudah kita ulek.itu tahan di suhu ruang? Perlu dimasukan ke dalam kulkas ga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba, itu semua bumbu aku masukkan kulkas di chiller Mba, alhamdulillah tahan sampe 2 bulan, yg penting klo ambil selalu pake sendok bersih.

      Delete

Powered by Blogger.