Mengendurkan Stres Dengan Berkunjung Ke Wisata Alam Di Sekitar Kopeng Saat Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Mengendurkan Stres Dengan Berkunjung Ke Wisata Alam Di Sekitar Kopeng Saat Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Benarkah selama masa pandemi ini banyak orang yang terpengaruh kesehatan mentalnya? Apakah mengunjungi objek wisata alam bisa menjadi solusi untuk menurunkan tingkat stres seseorang? Apa saja kiat-kiat yang harus dilakukan saat berkunjung ke objek wisata alam agar ekspektasi menghilangkan stres bisa terpenuhi, bukan malah sebaliknya. Simak yuk, hasil penelusuran yang kami rangkum dalam tulisan berjudul "Mengendurkan stres dengan mengunjungi objek wisata alam di sekitar Kopeng saat era adaptasi kebiasaan baru."

Motivasi Orang Berkunjung Ke Objek Wisata Alam di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. 


"Kenapa orang-orang keluar dari rumah, tempat tinggalnya yang aman di hari Senin hingga Jumat, di satu waktu bernama akhir pekan, untuk menghabiskan waktu di tempat wisata dengan tujuan mengendurkan syaraf-syaraf yang tegang akibat tekanan selama menjalani hari-hari di masa pandemi ini?

Apa nggak malah stres kalau nanti mereka justru ketemu banyak orang yang nggak taat protokol kesehatan?" Pak Suami membuka diskusinya dengan saya, ketika kami sedang dalam perjalanan mencari tempat wisata alam di seputaran daerah Kabupaten Semarang.

"Hmmm, mungkin karena kamu udah beberapa bulan balik kerja di kantor, ada aktivitas keluar rumah, ketemu orang-orang, ngobrol sama orang dewasa jadi nggak gitu ngerasa stres.

Coba kalau misalnya, kamu di rumah aja, ngedon, ketemunya sama anak-anak kicik terus, ikut sekolah daring dan jadi anak sekolahan lagi, ya bisa aja stres lho, terus pas wiken itu penginnya leyeh-leyeh di tempat adem," balas saya sedikit curcol, hihihi.

"Mungkin banyak yang berpikir kayaknya orang-orang lebay aja deh, buktinya aku baik-baik aja di rumah terus, misalnya ada yang ngomong gitu, tapi kalau data bicara gimana," tambah saya sambil mencoba memaparkan beberapa temuan.

Faktanya nih, menurut data yang diungkapkan oleh Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK-Indonesia) setidaknya ada empat masalah psikologis yang paling banyak ditemui ketika wabah Covid-19 ini melanda. Data itu didapatkan dari 14.619 individu yang mendapatkan penanganan oleh IPK-Indonesia. Dari data itu, sebagian besar orang mengalami masalah kesulitan belajar, kecemasan, stres, dan gangguan mood mengarah ke depresi.

Hal itu juga selaras dengan temuan hasil kuesioner swaperiksa masyarakat yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) bahwa 57,6% yang melakukan swaperiksa teridentifikasi memiliki gejala depresi.

"Oke, terus apa obatnya harus dengan jalan-jalan ke tempat wisata alam di masa-masa kayak sekarang gini?" tanya Pak Suami lagi.

"Ya, orang berwisata apalagi tujuannya ke alam terbuka atau hutan, pastinya ya untuk mengendurkan stres. Udah ada kok, penelitian yang membahas itu. Jadi, pas orang-orang lagi di alam bebas, dengan aplikasi smart pulse mereka diukur tingkat stres fisik dan mentalnya, hasilnya memang mereka jadi lebih relaks. (Cek fakta*1) Alam itu terbukti punya energi penyembuhan(Cek fakta*2).

Ya pastinya, kudu milih-milih juga untuk berkunjung ke tempat wisata alam yang memang benar-benar menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan.

Menurutku, wisata alam domestik bakal jadi tren wisata di era adaptasi kebiasaan baru ini. Soalnya, rata-rata, dari hasil survei (Cek fakta *3) berwisata menjadi keinginan mayoritas masyarakat seusai pandemi, dan destinasi yang banyak diincar, yaitu pantai, pegunungan, wisata kuliner, dan mal." jelas saya lagi.






Kabupaten Semarang sendiri, termasuk daerah yang dikenal banyak memiliki objek wisata alam, naik sedikit ke Ungaran ada Watu Gunung, Desa Wisata Lerep, lalu nanti di Bergas ada Cimory, Hortimart, dan Dusun Semilir.

Pilihan yang lain bisa juga ke Bandungan dengan berbagai pilihan tempat wisata yang hawanya adem. Pokoknya Kabupaten Semarang itu punya banyak banget pilihan wisata alam, makanya saat akhir pekan selalu jadi tujuan orang-orang untuk melepas penat.

"Jadi kita sekarang mau kemana nih?" tanya Pak Suami memecah keheningan yang sedari di perjalanan ditingkahi oleh suara penyiar radio di mobil.

"Gimana kalau kita ke arah Kopeng aja," jawab saya.

Jujur, pagi menjelang siang itu kami memang belum tahu mau kemana, yang jelas kami pengin berkunjung ke objek wisata alam yang ada hutannya dan udaranya adem.

Kawasan Kopeng di lereng utara Gunung Merbabu memang dikenal banyak memiliki area hutan, salah satunya hutan pinus. Selain udaranya yang sejuk, pilihan tempat wisatanya juga banyak. Jadi, kalau misal ragu-ragu masuk ke satu objek wisata bisa pindah ke lokasi lain.

Akhirnya diputuskan kalau kami akan survei dulu ke objek Wisata Kopeng Tree Top.

Mobil yang kami kendarai mengarah ke gapura 'Selamat Datang Di Kopeng' dari sana cukup berkendara sekitar sepuluh menitan lalu berbelok ke arah area Wisata Hutan Pinus Perhutani, dari sana lokasi tempat Wisata Kopeng Tree Top sudah dekat.

Memasuki area pembelian tiket di pintu masuk, saya mencoba mengumpulkan informasi dari petugas penjaga tentang objek wisata Kopeng Tree Top.

Informasi tentang pembukaan tempat wisata Kopeng Tree Top di era adaptasi kebiasaan baru menurut saya masih agak minim, jadi saya cuma mendapat informasi dari laman media sosialnya kalau tempatnya sudah di buka kembali per 4 Juli kemarin, dan tempat wisatanya hanya di buka pada hari Sabtu dan Minggu saja.

Bisa dibilang kunjungan kami ke sana masih dibilang survei dan belum mantep banget.

Di area pembelian tiket parkir, petugas menginformasikan kalau jumlah pengunjung dibatasi menjadi hanya 300 pengunjung saja per hari-nya. Jadi kalau tiket masuk sudah terjual 300, tidak boleh ada lagi pengunjung yang masuk.

Mendengar ini kami jadi mulai agak sreg untuk melanjutkan kunjungan. Kami pun memarkir mobil di area yang sudah disiapkan dan menuju ke tempat pembelian tiket.

Sayangnya, pemandangan di sana bikin kami agak-agak ragu untuk melanjutkan rencana berpetualang di area hutan pinus seluas 7 hektaran tersebut.

Di depan tempat penjualan tiket banyak orang yang berkerumun, duduk-duduk di bagian depannya, untuk menunggu mobil jemputan yang akan mengantar ke area Kopeng Tree Top. Selain itu, kami juga melihat kalau jumlah orang yang naik mobil jemputan tidak dibatasi sehingga rasanya sulit untuk melakukan physical distancing.





Karena alasan itulah, kami pun mengurungkan niat dan tidak jadi meneruskan kunjungan. Saya yang sedang mengantri membeli tiket pun dipanggil Pak Suami dan diajak  kembali ke parkiran untuk mencari tempat lain yang lebih sedikit pengunjungnya.

Sebenarnya pihak pengelola tempat wisata sudah menyiapkan berbagai fasilitas yang menunjang dilakukannya protokol kesehatan, seperti adanya penanda jaga jarak antrian saat beli tiket, namun ternyata mungkin pengunjungnya yang belum terlalu tertib.

Nah, karena merasa kurang sreg, harus berkendara di mobil jemputan tanpa physical distancing, kami pun memutuskan untuk mencari tempat wisata yang lain.

Hal seperti ini bisa juga dialami teman-teman yang akan berwisata di era adaptasi kebiasaan baru.

Sebagai pertimbangan, semisal berkunjung ke tempat wisata yang sudah menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan, tapi pelaksanaannya kurang ketat atau banyak pengunjungnya yang abai, jangan dipaksakan untuk tetap melanjutkan, ditakutkan kita malah jadi stres karena situasinya tidak seperti yang diharapkan.

Berwisata juga harus memerhatikan kenyamanan hati dan pikiran, serta kesehatan tubuh kita menjadi yang utama di masa-masa seperti sekarang ini.

Berkunjung ke Taman Wisata Kopeng Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. 


Berkunjung ke Taman Wisata Kopeng Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.


Untungnya tidak jauh dari Kopeng Tree Top, masih ada lagi objek wisata alam yang bisa jadi tujuan. Kami pun mengarahkan mobil menuju Taman Wisata Kopeng.

Taman Wisata Kopeng dari arah Semarang, bisa dicapai dengan melalui Jalan Lingkar Selatan Salatiga, atau bisa juga melalui Jalan Muncul Raya. Bila melewati rute Jalan Lingkar Selatan Salatiga, lurus saja ke Selatan sampai tiba di Jl Kyai Mbilung.

Secara administratif, kawasan Wisata Kopeng berlokasi di Getasan, Kab Semarang, Prov Jawa Tengah. Namun, letaknya memang lebih dekat ke Kota Salatiga dibandingkan ke Kota Semarang sehingga banyak orang mengira Wisata Kopeng berada di Kota Salatiga.



Di gerbang pembelian tiket, kami melihat kalau pengelola wisata sudah melakukan persiapan terkait pembukaan tempat wisatanya di era adaptasi kebiasaan baru. Terlihat dari spanduk besar di pintu gerbang yang mengingatkan pengunjung untuk memakai masker.





Saat membeli tiket, petugas juga melakukan pengukuran suhu dengan thermogun. Sayangnya, pembelian tiket masih dengan transaksi konvensional. Oya, harga tiket masuknya Rp. 20.000 per orang.

Setelah membeli tiket kami pun menuju ke area parkiran. Udara yang sejuk terasa menerpa kulit, rasanya pengin buru-buru menjelajah area tempat wisata tersebut. Tampak di area parkiran, mobil-mobil berderet. Rupanya pengunjung Taman Wisata Kopeng pada hari itu lumayan banyak juga.



Di dekat area masuk, tampak beberapa spanduk besar terpampang, mengingatkan pengunjung bahwa mereka sedang berada di era adaptasi kebiasaan baru dan harus menaati protokol kesehatan.



Secara umum, pengunjung Taman Wisata Kopeng adalah kelompok keluarga. Rata-rata mereka berjalan rombongan bersama anggota keluarga masing-masing, dan patuh untuk mengenakan masker.

Di area wisata, selain spanduk dan banner-banner yang mengingatkan pengunjung untuk disiplin melakukan protokol kesehatan dan kebersihan, tersedia pula beberapa spot untuk mencuci tangan.



Begitu diizinkan bermain, anak-anak mulai berkeliling taman dan mencoba beberapa wahana permainan yang ada di area taman.

Jangan lupa sehabis bermain, ingatkan anak-anak untuk membersihkan tangan dengan hand sanitizer.





Sebenarnya daya tarik Taman Wisata Kopeng untuk anak-anak adalah waterpark-nya, namun untuk masa new normal, waterpark belum kembali difungsikan.

Ada beberapa catatan tentang pelaksanaan protokol kesehatan dan kebersihan di Taman Wisata Kopeng, antara lain:


1. Di area taman, spot untuk mencuci tangan seperti keran air dan wastafel tidak terlalu banyak. Sabunnya juga belum tentu tersedia. Untuk kenyamanan lebih baik kantongi hand sanitizer dan gunakan setiap kali merasa perlu.

2. Beberapa penjual makanan di area taman masih ada yang tidak menggunakan masker. Makanan yang dijajakan juga tidak diberi penutup. Kalau nggak sreg, lebih baik memilih makan di lokasi resto yang lebih ketat menerapkan protokol kesehatan.



3. Pengunjung lumayan banyak, rata-rata duduk-duduk bergerombol satu keluarga di satu area, dan masih saling menjaga jarak dengan keluarga yang lain. Kita bisa memilih lokasi yang tidak terlalu ramai apabila ingin duduk-duduk di area taman.



4. Jika berencana untuk piknik atau menggelar tikar, bawa sendiri peralatannya dari rumah agar terjamin kebersihannya.



5. Dari mikrofon di pusat informasi wisata, pengelola beberapa kali mengingatkan pengunjung perihal protokol kesehatan dan kebersihan yang harus ditaati.



Banner-banner juga dipasang di banyak tempat yang dilalui orang. Meski begitu masih belum terlihat ada petugas yang menegur jika ada pengunjung yang bandel.

Itu tadi catatan dari hasil kunjungan kami, semoga ke depannya pihak pengelola makin disiplin menjalankan protokol kesehatan dan kebersihannya, ya.

Mengendurkan Stres Di Taman Wisata Kopeng. 

Selain area taman dengan berbagai pilihan permainan untuk anak-anak, di Taman Wisata Kopeng ini ada berbagai pilihan aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengendurkan stres, mulai dari paint ball, outbond hingga ATV. 

Pengunjung juga bisa berjalan-jalan untuk melihat-lihat keindahan taman dan merasakan hawa sejuk khas pegunungan. Untuk anak-anak, cukup banyak pilihan area bermain yang bisa dikunjungi, misalnya ke area taman kelinci dan taman burung mini. Anak-anak juga bisa menunggang kuda untuk berkeliling di area taman wisata. 

Untuk orang dewasa yang hobi berkebun bisa juga berkunjung ke Kios Ijo untuk melihat-lihat atau membeli tanaman hias yang cantik. Pemandangan di seputar kios tanaman juga cukup indah dan menenangkan pikiran.

Memandangi warna-warni tanaman hias ini saja sudah bikin happy lho. 

Langit yang cerah, udara yang sejuk, dan banyaknya pepohonan memang bisa mengurai rasa penat di pikiran. 




Selain itu, di area wisata juga sedang disiapkan tempat khusus bagi pengunjung yang ingin memetik sendiri sayuran segar langsung dari kebun TWK Green House.

Taman Wisata Kopeng juga memiliki resto yang menyajikan beberapa hidangan, misalnya Kebab Kopeng, aneka seduhan kopi di Merbabu Coffee, dan aneka makanan seperti nasi goreng, mie goreng, dll.

Jika ingin bermalam di lokasi, ada juga camping ground, beberapa family resort dan OYO yang bisa dipilih.


Dari hasil kunjungan kami, ini rangkuman rekomendasinya :




Kiat Berkunjung Ke Objek Wisata Alam Saat Era Adaptasi Kebiasaan Baru Agar Tidak Stres. 





1. Riset dan cari informasi lebih dulu. Selain laman media sosial atau websitenya, kita juga bisa mencari info melalui ulasan di Google. Dari sana bisa diprediksi kapan jam sibuk atau kapan lokasi tersebut didatangi banyak orang.

Perlu diingat bahwa objek wisata alam termasuk yang diincar oleh orang-orang di masa new normal ini sehingga perlu dipertimbangkan juga waktu kunjungan yang pas agar tidak datang saat jam-jam sibuk dan terlalu banyak orang.

2. Jika belum ada pembelian tiket secara online dan pembayaran cashless, siapkan uang pas dari rumah sejumlah tiket yang akan dibeli, masukkan ke dalam plastik transparan untuk meminimalisir kontak dengan petugas jaga dan juga agar kita tidak perlu memegang-megang uang kembalian.

3. Meskipun berencana untuk menikmati sajian kuliner yang ada di objek wisata, tetap berjaga-jaga dengan membawa bekal makan serta peralatan sendiri. Hal ini untuk mengantisipasi apabila tempat makan penuh atau tidak menerapkan physical distancing.

4. Pastikan selalu mengaplikasikan hand sanitizer setiap kali menyentuh permukaan suatu tempat atau gagang pintu dan alat-alat lainnya. Jika ada wastafel usahakan untuk secara berkala mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

5. Selalu kenakan masker, dan jaga jarak sosial dengan pengunjung lain.

6. Ganti pakaian yang sudah dikenakan saat berjalan-jalan sehingga pada waktu pulang dan berada di mobil kita menggunakan pakaian yang bersih.

Itu tadi pengalaman dan kiat kami saat berkunjung ke objek wisata alam yang ada di seputaran Kopeng, semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan menjadi pertimbangan teman-teman yang akan berwisata di era adaptasi kebiasaan baru.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 
"Wisata Kabupaten Semarang di Era Adaptasi Kebiasaan Baru."


No comments

Powered by Blogger.