Latto-Latto Mainan Viral Mengalihkan Anak-Anak dari Gadget

Latto-Latto Mainan Viral Mengalihkan Anak-Anak dari Gadget

Klak-klak-klak
. Suara aneh ini mulai terdengar beberapa waktu belakangan. Rupanya suara itu timbul dari dua buah bola kecil yang digantungkan lalu saling beradu saat digerakkan. Namanya latto-latto, mainan viral ini mengalihkan perhatian anak-anak dari bermain gadget. 

Saat memerhatikan anak-anak sekarang, sering terbersit rasa khawatir bahwa mereka tidak akan pernah lagi merasakan kesenangan masa kecil yang sempat saya rasakan : bermain benteng-bentengan, lompat tali, engklek, main masak-masakan, dll. 

Aktivitas bermain di masa kecil saya jauh berbeda dengan aktivitas bermain anak-anak saat ini, bahkan anak-anak saya sendiri. Meski berupaya agar di rumah anak-anak bisa lebih seimbang dalam menggunakan gadgetnya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak hal menarik di masa kecil saya yang tidak bisa dirasakan oleh mereka. 

Seringkali di beberapa kesempatan saya meluangkan waktu untuk bercerita kepada mereka tentang apa saja aktivitas bermain yang saya lakukan di masa kecil, dan mereka selalu menyimak cerita tersebut dengan antusias. 

Seperti saat bercerita tentang bagaimana saya menggunakan kaleng bekas biskuit sebagai kompor untuk memasak mie instan bersama teman-teman. 

Di masa kecil saya juga senang sekali meramban ke kebun untuk mengumpulkan bahan rujakan, seperti pepaya muda, jambu batu, dll. Lalu setelah terkumpul kami mengolahnya menjadi rujak bersama teman-teman sepermainan. Sepertinya di masa sekarang sudah jarang sekali mendengar cerita seperti itu dilakukan oleh anak-anak di perkotaan. 

Melihat aktivitas anak-anak secara umum saat ini, sering terbersit bagaimana keterampilan motorik kasar mereka akan terstimulasi dengan baik jika aktivitas bermain yang mereka lakukan hanya menonton orang lain bermain di saluran YouTube? 

Tapi tak dipungkiri juga, banyak hal sudah berubah di masa kini : kebun atau lahan hijau di perkotaan makin sedikit, begitu juga tanah lapang yang bisa digunakan sebagai tempat bermain untuk anak-anak. 

Faktor lain yang membuat anak-anak tidak lagi bermain seperti di masa dulu adalah karena jam sekolah yang lebih panjang, dan juga kondisi keluarga masing-masing yang merasa lebih aman jika anak-anak bermain di rumah saja. 

Munculnya kembali mainan latto-latto yang konon sudah ada sejak tahun 70-an membuat anak-anak mulai teralihkan perhatiannya dari gadget dan mencoba permainan ini. 

Meski permainan latto-latto ini memiliki pro dan kontra, setidaknya anak-anak bisa mulai melepaskan diri sejenak dari permainan daring yang biasa mengisi waktu luang mereka. Untuk mencegah cedera karena permainan ini, bisa diberikan batasan usia untuk bermain dan juga adanya pengawasan dan pendampingan dari orang dewasa.

Sebenarnya bukan cuma latto-latto yang memiliki resiko cedera saat dimainkan, banyak juga permainan tradisional lainnya yang juga beresiko. Bermain dengan gadget pun juga memiliki resiko meski bukan secara fisik tetapi secara psikologis.

Latto-latto kembali muncul di tengah anak-anak karena penyebaran tren yang masif melalui media sosial, artinya sebenarnya bisa saja permainan tradisional lainnya diviralkan kembali melalui media sosial sehingga anak-anak zaman now bisa mengenal bahkan memainkan permainan lain, misalnya lompat tali, bola bekel, dll. 


No comments

Powered by Blogger.