7 Kiat Backpacking Bersama Anak Dan Balita Untuk Pemula



Merencanakan backpacking bersama anak-anak bukan sekadar perkara berburu tiket pesawat dengan harga yang ramah di kantong. Setelah mendapatkan tiket, ternyata masih cukup banyak juga printilan lain yang harus dipersiapkan agar aktivitas bepergian ke luar kota bersama anak-anak, dan ada balitanya juga, dapat berjalan sesuai harapan. Berikut ini 7 kiat backpacking bersama anak dan balita untuk pemula.



1. Menentukan Destinasi Wisata Yang Ramah Anak. 

Sebelum membeli tiket perjalanan, ada satu langkah awal agar rencana family backpackeran dapat terwujud, yaitu kita mesti tahu dulu kira-kira destinasi mana saja yang ramah bagi anak-anak dan balita. Jika kita tinggal di Indonesia yang beriklim tropis maka tujuan backpacker untuk pemula, apalagi yang melibatkan anak dan balita, adalah negara yang memiliki iklim yang relatif sama. Negara-negara di seputaran Asia Tenggara seperti Malasyia, Thailand, Singapura, Filipina, adalah beberapa negara yang bisa dijajal bagi family backpacker pemula.

Nanti setelah lulus, boleh dong upgrade ke destinasi dengan iklim yang berbeda. Di Eropa sudah cukup banyak kota yang mendesain lingkungannya agar ramah bagi anak-anak. Salah satunya seperti gambar-gambar di bawah ini, nih.

Anak-anak di Tirana bisa sepuasnya main sepeda di jalanan yang ditutup.

Piknik di pinggir jalanan Amsterdam untuk anak-anak.

Wild space khusus anak-anak yang ada di Amsterdam


2. Setelah Menentukan Destinasi, Saatnya Hunting Tiket Pesawat. 

Ini merupakan langkah yang saya anggap paling mudah--selama dananya mencukupi, hihihi. Kita bisa memesan tiket pesawat dengan menggunakan aplikasi apa saja atau ke situs resmi dari maskapainya langsung. Yang jadi permasalahan adalah kalau dana untuk tiket pesawat relatif mepet maka kita harus berburu tiket jauh-jauh hari. Bisa pada saat maskapai sedang memberikan promo khusus, atau memang ada harga bundling tertentu yang lebih murah jika kita memesan tiket pesawat sekaligus hotel jauh-jauh hari.

Nah, untuk destinasi Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Tokyo, Manila, Hongkong, dan Seoul serta banyak lagi, Air Asia sedang ada promo free seats, lho untuk pemesanan sampai tanggal 27 Mei 2018 dan penerbangan dari Bulan November 2018 sampai dengan Agustus 2019. 

Hanya saja, yang suka menjadi kekhwatiran kalau sudah memesan tiket jauh-jauh hari adalah kesiapan anak-anak kita (dan kita sendiri juga, sih) dengan hari keberangkatan tersebut. Jadi pastikan hari yang kita pilih tidak bertepatan dengan saatnya anak ujian sekolah, bagi rapot, apalagi (amit-amit) pas anak sedang sakit. Manfaatkan kalender akademik ya Buibu, biar bisa memprediksi jadwal sekolah anak-anak. 

3. Join Forum Travelling. 

Salah satu forum yang saya ikuti di Facebook adalah forum Backpacker Internasional. Forum ini cukup besar, dan anggotanya cukup banyak. Selain itu banyak hal berfaedah yang bisa didapatkan, misalnya kalau kita mau menyusun itinerary, bahkan bisa mengetahui pengalaman-pengalaman para traveller secara langsung. Soal pengalaman mereka menginap di hotel tertentu, makanan yang dikonsumsi sampai tujuan wisatanya.

Kisah-kisah yang lebih dahulu dibagikan dari orang-orang yang sudah mengunjungi destinasi wisata yang ada, bikin saya lebih pede untuk ikut-ikutan, hehehe. Tapi pastikan apa yang dibagikan itu masih aktual. Jangan info tiga tahun lalu, kita telan mentah-mentah untuk bekal perjalanan saat ini. Di forum tersebut juga nggak dilarang bertanya, kok. Selama pertanyaannya bukan yang standarrrr banget. 

4. Berkunjung Ke Blog Travelling. Khususnya Yang Juga Melibatkan Keluarga dan Anak-Anak. 

Kalau tujuan kita backpackeran bersama anak dan balita maka wajib hukumnya mengikutsertakan destinasi wisata yang memang diperuntukkan buat mereka. Nggak harus selalu spesifik tempat bermain buat anak, sih. Minimal carilah destinasi yang ramah bagi anak dan dapat dinikmati juga oleh anak-anak.

Salah satu ketertarikan anak-anak ketika mengunjungi sebuah negara adalah bisa melihat landmark yang terkenal dari negara tersebut. Di Kuala Lumpur, cukup banyak destinasi yang cocok buat anak-anak, salah satunya menara Petronas dan Petrosains.



Biasanya untuk bisa menyusun destinasi yang pas, saya banyak blogwalking ke blog yang juga membahas soal bepergian ke negara lain bersama anak maupun balita. Dari pengalaman di blog tersebut, saya bisa tahu kira-kira apa saja yang harus dipersiapkan, juga antisipasi-antisipasi bagi hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi saat mengajak anak-anak. 

5. Perhatikan & Persiapkan Faktor Keamanan Saat Perjalanan dan Di Tempat Tujuan. 



Lewat berita, forum-forum travelling, dan membaca blog, kita bisa memprediksi apakah sebuah negara aman untuk dikunjungi bersama anak-anak. Keamanan anak-anak kita saat bepergian menjadi hal yang utama. Oleh karena itu, persiapkan segala kemungkinan dengan maksimal. Sejak di rumah, jika anak sudah dapat diajak berkomunikasi, kita harus mulai memberikan penjelasan tentang tujuan perjalanan, juga apa saja kesepakatan dan peraturan yang harus diikuti selama bepergian.   

Ada baiknya, anak-anak sudah diberi pengertian bahwa ia akan pergi ke negara lain, dengan budaya dan bahasa yang berbeda. Saat itu, kita juga bisa mulai menjelaskan hal-hal apa yang bisa membahayakan atau mengundang bahaya saat bepergian. Misalnya cara meletakan barang-barang yang penting dan berharga. Bahwa di luar sana, mungkin saja ada copet atau penjahat yang akan mengambil barang bawaan kita. 

Tegaskan bahwa orang-orang selain keluarganya yang ditemui saat perjalanan adalah orang asing. Buat kesepakatan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berinteraksi dengan orang asing. 

Buat kesepakatan dengan anak di awal, misalnya tidak boleh berpisah atau berjalan duluan, nanti pada saat pergi ke toilet harus dengan siapa, dan kemungkinan lainnya misalkan anak terpisah di keramaian, atau barangnya hilang atau tertinggal. 

Baca juga tentang bagaimana mengajari anak-anak naik transportasi umum di sini. 

6. Perhatikan Faktor Cuaca Saat Bepergian. 

Meskipun bagi backpacker pemula tujuannya hanya di seputaran negara di Asia Tenggara yang iklimnya hampir sama dengan di Indonesia, namun jangan lupa untuk memperhatikan bahwa tiap negara memiliki kondisi udara yang berbeda-beda. Ini juga untuk menentukan seberapa banyak pakaian yang harus kita bawa, dan apa jenisnya.


Membawa pakaian yang terlalu banyak, apalagi di masing-masing tas milik anak-anak justru akan memberatkan mereka pada saat perjalanan. Biasanya trik yang sering saya lakukan adalah; tas yang dibawa anak-anak hanya berisi satu set pakaian ganti untuk hari itu, beserta kebutuhan harian lainnya. Baju-baju yang lain diletakkan di koper yang masuk ke bagasi. 

Memerhatikan kondisi cuaca juga berkaitan dengan bagaimana kita harus menjaga stamina anak-anak. Kondisi udara yang panas dan lembab membuat kita harus bersiap-siap dengan bekal air minum, handuk kering, dan vitamin di dalam tas bepergian. Cuaca yang sering hujan tiba-tiba, membuat kita harus mempersiapkan payung atau jas hujan di dalam tas.

Saat berkunjung ke Batu Caves, di siang bolong yang panas, tiba-tiba saja turun hujan. Ngga deras sih, cuma gerimis saja, tetapi alangkah baiknya kalau kita sudah siap dengan kondisi seperti itu. Waktu itu karena nggak siap, kami memilih untuk berteduh dulu, dan waktu berkunjung jadi agak molor dari jadwal. 

7. Faktor Jarak Yang Harus Ditempuh Selama Jalan-Jalan. 

Sebelum bepergian, ada baiknya kita memberikan gambaran kepada anak-anak tentang tempat apa saja yang akan dikunjungi setelah sampai di negara tujuan. Jelaskan kepada mereka tentang di mana akan menginap, kendaraan apa yang akan dinaiki, ataukah anak-anak harus ikut berjalan kaki.

Jalan jauh dan naik ratusan anak tangga, mau? Kalau iya, ayoo kita berpetualang. 


Jika destinasi wisata yang akan dikunjungi melibatkan banyak aktivitas berjalan kaki, buat kesepakatan perjalanan dengan anak, misalnya kita akan banyak berjalan, lalu tawarkan alternatif-alternatif kepada mereka. Jangan memaksakan jalan kaki apabila jaraknya terlalu jauh. 

Itu tadi baru beberapa kiat dasar ketika akan merencanakan family backpackeran. Lain waktu kita sambung lagi dengan kiat-kiat yang sudah diujicobakan, ya. Termasuk bagaimana menyusun itinenary yang pas untuk backpackeran bersama anak-anak. 

10 comments:

  1. Wah jadi pengen travelling ala backpacker nih mbak nia, setelah kemarin gagal ke penang, harus cuti dulu baru hunting tiket promo nih biar jadi heuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lhoo kmari teh teu jadi nya Teh Vita...kenapa batal?

      Delete
  2. Kalo uda gede bawa baju dikit bisa. Tp kalo masi baby mungkin mending drumah aja. Pasti rempong. Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah pas Tazka Bayi sering bgt bolak-balik bdg-smrg-jkt hehehe...iya sih rempong, apalagi klo udah Mpasi

      Delete
  3. Jadi inget pas ke batu cave dulu nadia masih kecil juga. Ngomrl aja sepanjang naik tangga tp pas turun liat burung2 di bawah tu langsung sumringah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha...yang anak gede aja ngomel yaa Mba, tangga sebanyak itu coba hahaha kan cape

      Delete
  4. Wah serunya backpacking sama anak. Terimakasih tipsnya ya ��

    ReplyDelete
  5. Wah keren tipsnya mbak. Aku suka rempong kalau mau jalan sama anak. Harus nerapin tips dari mbak Nia nih. Makasih ya mbak.

    ReplyDelete
  6. Huwaaa seru backpackeran sama anak.
    Apalagi main ke luar negeri. Banyak tipsnya ya Mba Nia,bisa terapin nih.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.