Manifesto Ketujuh : Long Road Dark Tunnel

Manifesto Ketujuh dalam kiat menulis : Long Road Dark Tunnel


Pada satu titik, menulis terkadang terasa seperti berjalan di dalam gua gelap yang panjang. Kita tahu bahwa gua ini memiliki ujung, bahkan mungkin kita sudah bisa melihat secercah sinar di ujung gua, tetapi mengapa rasanya berjalan ke arah ujung tersebut terasa sulit. Dan perjalanannya terasa menjemukan? Manifesto ketujuh dalam kiat menulis : long road dark tunnel. 


Pada titik yang lain kita akan mengetahui bahwa menulis bisa diumpamakan sebagai sebuah perjalanan menyusuri jalan yang panjang. 

Cahaya lampu mobil tidak perlu menyorot sampai ke ujung jalan tetapi menyorot jalan di depan, yang terdekat, yang akan kita lewati. 

Begitu juga dengan senter yang menempel di kepala kita, biasanya hanya menerangi sebatas pandangan mata kita, hanya dengan melangkah terus ke depan kita bisa mengetahui dan menyibak kegelapan.

Menulis menjadikan kita perangkat penerang bagi diri kita sendiri, tetapi itu hanya apabila kita mau terus bergerak.

Saat menulis fiksi, kita sering tidak tahu kemana kira-kira sebuah cerita akan berakhir. Meski kita sudah memiliki kerangka, namun terkadang, cerita yang ditulis dan benak kita berkoalisi membentuk plot twist. 

Berhenti di satu titik, ketika kita kehabisan ide, merasa mampat atau mengalami writer's block, hanya akan membuat kita jalan di tempat. 

Maka berjalan saja terus meski terowongan yang kita lalui terasa panjang dan gelap, pelan-pelan akan tersibak juga ujung terowongan itu. 

Selama kita bergerak, karya kita nggak akan mangkrak. 


No comments

Powered by Blogger.